Tidak ada harapan

Hari demi hari berlalu,tak terasa waktu begitu cepat melangkah meninggalkan hari. Hari-hari Langit terasa hampa, Langit kembali menjadi sosok yang datar dan dingin saat di luar. Sikap ramahnya hanya akan berubah saat sudah di ruangan Mentari.

Sudah 1 bulan ini, Langit menjadikan Rumah Sakit ini menjadi rumah ke duanya. Pagi ini hari Minggu Langit ingin menghabiskan waktu seharian bersama Mentari.

"Assalamualaikum Mentariku... "Sapa Langit sambil tersenyum meski pelupuk matanya sudah mengembung.

"Hari ini Aku udah kosongkan semua jadwal, Aku libur, jadi kita bisa bersama seharian." Kata Langit sambil mengusap jilbab Mentari penuh dengan rindu dan sayang.

Namun sayang tidak ada balasan dari Mentari, Langit menaruh kepalanya ke tangan sambil memandang wajah Mentarinya. " Ish... Tari, bangun dong... Kangen tau, Kamu boboknya udah lama banget..." Kata Langit sambil terus memandang Mentari.

Wajah pucat, kulit putih tanpa paparan sinar matahari, badan kurus dan mata yang terus terpejam, dengan alat-alat yang terpasang pada tubuhnya. Mungkin jika saja pihak keluarga dan Langit mengijinkan pihak Rumah Sakit akan mencopot semua alat-alat itu, karena tanpa bantuan alat-alat itu Mentari sudah tidak bisa di pertahankan.

Sudah 1 bulan genap hari ini, Mentari nyenyak dengan tidur panjangnya. Mentari mengalami koma yang amat lama akibat ke kecelakaan itu.

Umi Salma, Abi Rizki dan Langit bergantian menjaga Mentari.

Terkadang Bunda Kharisma juga datang menjenguk Mentari ke Rumah Sakit bersama ayah Kusuma. Meski belum menikah dengan Langit namun kedua keluarga Langit dan Mentari menjalin silaturahmi dengan baik dan sudah seperti keluarga.

"Mentari besok Aku ada kunjungan ke perusahaan ku yang di jakarta, sekitar 1 mingguan, Kamu baik-baik Ya...". Cerita Langit.

" Aku sebenarnya tidak ingin pergi tapi ini menyangkut masa depan semua Karyawanku" Kata Langit lagi.

"Tapi gimana lagi Aku tidak punya pilihan."Kata Langit menjelaskan kembali seolah-olah Mentari meminta penjelasannya.

Langit Bercerita banyak hal pada Mentari tentang, pekerjaan dan hari-hari yang di laluinya selama ini. Saat Langit hendak beranjak tiba-tiba Indikator jantung Mentari berbunyi dan menunjukan tanda tidak baik-baik saja.

Langit menghubungi Suster dan Dokter sehingga Suster dan Dokter langsung menuju keruang Rawat. Dokter memeriksa pasien lalu memacu detak jantung Mentari yang melemah.

" Kondisi pasien benar-benar sudah tidak baik-baik saja. Pasien benar-benar bisa bertahan selama ini karena Alat-alat yang terpasang di tubuhnya."Kata Dokter Menjelaskan.

"Jujur Saya pribadi kasian dengan pasien. Kita memaksa untuk bertahan." Lanjut Dokter menunduk sambil menarik nafas dalam.

Tiba-tiba Abi Rizki dan Umi Salma masuk dengan tergopoh-gopoh mencari tahu kondisi Mentari. Lalu Dokter menjelaskan semuanya tanpa di tutup-tutupi. Abi Rizki tidak mau menyerah namun melihat kondisi Mentari yang semakin melemah Abi Rizki meminta pihak Rumah Sakit untuk mencopot alat-alat tersebut.

Namun Langit bersikukuh memohon pada keluarga Mentari untuk jangan mencabut alat-alat yang terpasang di tubuh Mentari. Langit Masih mau berharap dan menunggu keajaiban itu tiba.

Langit yakin bahwa Mentarinya masih bisa bersinar kembali seperti sediakala, Langit yakin hanya perlu bersabar sedikit lagi. Namun harapan Langit tidak di kabulkan atau hanya belum di kabulkan saja, nyatanya setiap hari langit menanti keajaiban itu, tapi sampai detik ini Mentari belum juga terbangun malah semakin meredup.

Seolah-olah takdir memberi tahu bahwa usaha dan doanya belum boleh Dia raih. Harapan hidup Mentari semakin tipis Dokter mengatakan tidak ada harapan lagi, karena denyut semuanya sudah tidak terbaca sama sekali.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

please Thor jgn di buat meninggal Mentari 🙏🏼😍

2024-02-23

0

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

😭😭😭😭

2024-02-19

0

Shakila khanza

Shakila khanza

mohon tinggalkan jejak ya teman2 pembaca, supaya Author makin semangat up-nya...🤗🙏

2024-02-08

1

lihat semua
Episodes
1 Runtuhnya Langit
2 Tidak Ada kesempatan
3 Rumah Sakit
4 Bunda Karisma
5 Senyumnya
6 Terluka
7 Dokter Pribadi
8 Pulang
9 Menunggu Kabar
10 Kutub Utara mulai mencair
11 Ujian pertama
12 Berapa Juz?
13 Berangkat
14 Imam Isya'
15 Rindu yang terluka
16 Mentari tak bersinar
17 Tidak ada harapan
18 Permohonan Langit
19 Hanya Kamu Seorang
20 Jangan Pergi
21 Keajaiban
22 Tengah Malam
23 Subuh
24 Love you
25 Bertemu Mantan
26 Aku Masa depanmu
27 Pulang
28 Cerita Senja
29 Subuh yang indah
30 Kencan
31 Kencan 2
32 Bumbu rumah tangga
33 Bandara
34 Berpisah dulu
35 Rindu
36 Kesibukan
37 Malarindu
38 Weekend
39 Marahan
40 Tidur apa pingsan
41 Melepas Rindu
42 Kesiangan
43 Salah paham
44 Mengadu
45 Kelahi
46 Maaf
47 Cerita Masa Lalu
48 Begadang
49 Perayaan Pernikahan
50 Kedatangan Natasya
51 Penegasan
52 Mengarungi rasa
53 Bulan Madu
54 Pantai
55 Bukit indah
56 Hotel
57 puasa pertama
58 Godaan Saat Puasa
59 Kembali Bekerja
60 Pasien Aneh
61 Langit sore
62 Buber Riuni
63 Malioboro
64 Telat Bangun
65 Kado tanpa pengirim
66 Cemburu
67 Kado istimewa
68 Sahur
69 Nyidam
70 sia-sia
71 pengumuman
72 Pingsan
73 Sesederhana itu
74 Tamu tak di undang
75 khawatir
76 Pulang
77 8 bulan kemudian
78 Dejavu
79 Pergi
80 Ending
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Runtuhnya Langit
2
Tidak Ada kesempatan
3
Rumah Sakit
4
Bunda Karisma
5
Senyumnya
6
Terluka
7
Dokter Pribadi
8
Pulang
9
Menunggu Kabar
10
Kutub Utara mulai mencair
11
Ujian pertama
12
Berapa Juz?
13
Berangkat
14
Imam Isya'
15
Rindu yang terluka
16
Mentari tak bersinar
17
Tidak ada harapan
18
Permohonan Langit
19
Hanya Kamu Seorang
20
Jangan Pergi
21
Keajaiban
22
Tengah Malam
23
Subuh
24
Love you
25
Bertemu Mantan
26
Aku Masa depanmu
27
Pulang
28
Cerita Senja
29
Subuh yang indah
30
Kencan
31
Kencan 2
32
Bumbu rumah tangga
33
Bandara
34
Berpisah dulu
35
Rindu
36
Kesibukan
37
Malarindu
38
Weekend
39
Marahan
40
Tidur apa pingsan
41
Melepas Rindu
42
Kesiangan
43
Salah paham
44
Mengadu
45
Kelahi
46
Maaf
47
Cerita Masa Lalu
48
Begadang
49
Perayaan Pernikahan
50
Kedatangan Natasya
51
Penegasan
52
Mengarungi rasa
53
Bulan Madu
54
Pantai
55
Bukit indah
56
Hotel
57
puasa pertama
58
Godaan Saat Puasa
59
Kembali Bekerja
60
Pasien Aneh
61
Langit sore
62
Buber Riuni
63
Malioboro
64
Telat Bangun
65
Kado tanpa pengirim
66
Cemburu
67
Kado istimewa
68
Sahur
69
Nyidam
70
sia-sia
71
pengumuman
72
Pingsan
73
Sesederhana itu
74
Tamu tak di undang
75
khawatir
76
Pulang
77
8 bulan kemudian
78
Dejavu
79
Pergi
80
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!