Menunggu Kabar

Hari ini Langit di kantor nampak kesal, dari pagi sudah uring-uringan. Pasalnya Langit tidak kunjung mendapat jawaban dari Mentari. Di hubungi pun nomor mentari tidak bisa dan tidak aktif.

Kemarin Langit Mencoba mencari ke Rumah Sakit namun juga tidak ketemu, kata pihak Rumah Sakit Mentari tidak masuk sudah 3 hari yang lalu.

Langit menghubungi Awan melalui telfon kantor untuk meminta ke Ruangannya. " Hallo, Wan. Ke Ruanganku ya." Perintahnya.

Tak lama kemudian Awan masuk keruangan Langit." Assalamualaikum, permisi Bos..." Kata Awan

"Wa'alaikumusalam masuk." Kata Langit

"Ada apa ya Bos?" Tanya Awan.

"Tolong cancel semua Agenda hari ini." Kata Langit.

"Kenapa Bos?" Tanya Awan bingung.

"Hari ini kita ada temu dengan investor baru loh." Kata Langit.

"Jadwalkan ulang lagi, hari ini Aku tidak bisa fokus kerja." Kata Langit.

"Ada masalah apa Bos?" Tanya Awan.

"Dokter Mentari sudah 1 Minggu ini tidak bisa di hubungi." Aku ingin kerumahnya.

"Tolong handel semua yang ada di kantor hari ini." Kata Langit lagi.

"Baik Bos." Kata Awan mengangguk.

"Itu saja, kamu bisa kembali." Kata Langit.

"Baik Bos. Permisi." Awan pun kembali ke Ruangannya.

Setelah Awan keluar di susul Langit juga keluar, kemudian ke lantai dasar dan menuju ke parkiran untuk mengambil mobilnya.

Pikiran Langit saat menyetir tidak fokus, selalu tertuju kepada Mentari. Langit melaju dengan kecepatan penuh menuju ke arah rumah Mentari.

Setelah menempuh perjalanan, sampailah Langit di depan Rumah Mentari. Rumah mentari Lumayan besar, sepertinya Mentari lumayan berada.

Langit memarkir mobil kemudian menyapa satpam yang berjaga. " Permisi Pak, Assalamualaikum...? Benar ini Rumah Dokter Mentari?" Tanya Langit.

"Wa'alaikumusalam Pak, Betul. "Jawab mang Anto satpam Mentari.

"Silahkan Masuk, dengan siapa ya?" Tanya Mang Anto.

"Langit Pak, teman Dokter Mentari."Sahut Langit.

Satpam pun membuka gerbang lalu Langit di persilahkan parkir kedalam halaman Rumah Mentari.

"Sebentar ya, saya panggilkan dulu." Kata Mang Anto. Langit menjawab dengan mengangguk sambil tersenyum.

Mang Anto keluar di susul dengan Mentari di belakangnya. Mentari Terkejut Langit tiba-tiba datang berkunjung ke Rumahnya.

Mentari keluar dengan baju santainya, namun ada yang berbeda dari penampilan Mentari. Keningnya tertutup perban dan kakinya berjalan sedikit pincang juga tangannya berbalut perban.

Langit terkejut saat mendapati kondisi Mentari saat ini. Kondisinya menunjukan bila telah terjadi sesuatu pada dirinya.

" Silahkan masuk Mas..." Ucap Mentari mempersilahkan Langit Masuk. Langit masuk mengikuti Mentari dan duduk di Ruang Tamu.

Setelah mereka duduk, Mentari meminta Mbk Atik untuk menyiapkan minum untuk Langit. Langit memperhatikan sekeliling nampak sepi, sepertinya Orang tua Menteri tidak ada di rumah.

"Ada apa Mas?" Tanya Mentari.

"Aku mencari Dokter, kenapa tidak segera menjawab permintaanku itu." Kata Langit Langsung.

"Lalu kenapa nomor Dokter tidak bisa di hubungi?" Lanjutnya lagi.

" Dan kenapa kondisi Dokter seperti ini?" Lanjutnya lagi terus bertanya.

Mentari terkekeh, kenapa kutub di depannya ini mendadak menjadi banyak bicara sekali. "Ya Ampun banyak sekali pertanyaanya, yang mana dulu yang harus saya jawab."Jawab Mentari sambil tersenyum.

"Terserah Dokter yang penting di jawab semua." Kata Langit sambil tersenyum. Malu sebenarnya kenapa dirinya mendadak jadi cerewet sekali.

"Emm untuk Lamaranya saya belum menemukan jawaban, saya minta waktu lagi." Kata Mentari menunduk.

Langit sedikit kecewa dengan jawaban Mentari yang tidak sesuai harapannya. "Kenapa lama sekali, apa Dokter sudah ada yang dekat?" Tanya Langit.

"Bukan, hanya kita perlu saling mengenal karakter terlebih dahulu." Jawab Mentari.

"Saya tidak mau Mas Langit kecewa setelah mengenal saya saat sudah menikah nanti." Lanjut Mentari.

" Akan menyakitkan bila ada kekecewaan saat kita sudah menikah, jadi mungkin kita saling mengenal terlebih dahulu, mungkin selama 1 bulan atau sampai 3 bulan paling lama." Kata Mentari melanjutkan.

Langit akhirnya mencoba memahami apa yang Mentari mau. Langit Mengangguk tanda setuju dengan keputusan yang di ambil Mentari meski merasa berat.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

sabar Lang,,, taqruf aja dulu ma dokter,😍

2024-02-21

2

lihat semua
Episodes
1 Runtuhnya Langit
2 Tidak Ada kesempatan
3 Rumah Sakit
4 Bunda Karisma
5 Senyumnya
6 Terluka
7 Dokter Pribadi
8 Pulang
9 Menunggu Kabar
10 Kutub Utara mulai mencair
11 Ujian pertama
12 Berapa Juz?
13 Berangkat
14 Imam Isya'
15 Rindu yang terluka
16 Mentari tak bersinar
17 Tidak ada harapan
18 Permohonan Langit
19 Hanya Kamu Seorang
20 Jangan Pergi
21 Keajaiban
22 Tengah Malam
23 Subuh
24 Love you
25 Bertemu Mantan
26 Aku Masa depanmu
27 Pulang
28 Cerita Senja
29 Subuh yang indah
30 Kencan
31 Kencan 2
32 Bumbu rumah tangga
33 Bandara
34 Berpisah dulu
35 Rindu
36 Kesibukan
37 Malarindu
38 Weekend
39 Marahan
40 Tidur apa pingsan
41 Melepas Rindu
42 Kesiangan
43 Salah paham
44 Mengadu
45 Kelahi
46 Maaf
47 Cerita Masa Lalu
48 Begadang
49 Perayaan Pernikahan
50 Kedatangan Natasya
51 Penegasan
52 Mengarungi rasa
53 Bulan Madu
54 Pantai
55 Bukit indah
56 Hotel
57 puasa pertama
58 Godaan Saat Puasa
59 Kembali Bekerja
60 Pasien Aneh
61 Langit sore
62 Buber Riuni
63 Malioboro
64 Telat Bangun
65 Kado tanpa pengirim
66 Cemburu
67 Kado istimewa
68 Sahur
69 Nyidam
70 sia-sia
71 pengumuman
72 Pingsan
73 Sesederhana itu
74 Tamu tak di undang
75 khawatir
76 Pulang
77 8 bulan kemudian
78 Dejavu
79 Pergi
80 Ending
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Runtuhnya Langit
2
Tidak Ada kesempatan
3
Rumah Sakit
4
Bunda Karisma
5
Senyumnya
6
Terluka
7
Dokter Pribadi
8
Pulang
9
Menunggu Kabar
10
Kutub Utara mulai mencair
11
Ujian pertama
12
Berapa Juz?
13
Berangkat
14
Imam Isya'
15
Rindu yang terluka
16
Mentari tak bersinar
17
Tidak ada harapan
18
Permohonan Langit
19
Hanya Kamu Seorang
20
Jangan Pergi
21
Keajaiban
22
Tengah Malam
23
Subuh
24
Love you
25
Bertemu Mantan
26
Aku Masa depanmu
27
Pulang
28
Cerita Senja
29
Subuh yang indah
30
Kencan
31
Kencan 2
32
Bumbu rumah tangga
33
Bandara
34
Berpisah dulu
35
Rindu
36
Kesibukan
37
Malarindu
38
Weekend
39
Marahan
40
Tidur apa pingsan
41
Melepas Rindu
42
Kesiangan
43
Salah paham
44
Mengadu
45
Kelahi
46
Maaf
47
Cerita Masa Lalu
48
Begadang
49
Perayaan Pernikahan
50
Kedatangan Natasya
51
Penegasan
52
Mengarungi rasa
53
Bulan Madu
54
Pantai
55
Bukit indah
56
Hotel
57
puasa pertama
58
Godaan Saat Puasa
59
Kembali Bekerja
60
Pasien Aneh
61
Langit sore
62
Buber Riuni
63
Malioboro
64
Telat Bangun
65
Kado tanpa pengirim
66
Cemburu
67
Kado istimewa
68
Sahur
69
Nyidam
70
sia-sia
71
pengumuman
72
Pingsan
73
Sesederhana itu
74
Tamu tak di undang
75
khawatir
76
Pulang
77
8 bulan kemudian
78
Dejavu
79
Pergi
80
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!