Berapa Juz?

"Berani sekali kamu mau antar anak saya. Ada maksud apa kamu dekat-dekat dengan anak saya?". Ucap Abi Rizki , dari tadi diam sekali bicara kalimatnya menyeramkan di telinga Langit.

Langit merasa dirinya dulu amat dingin dan datar namun ternyata di hadapannya ini justru lebih menyeramkan di banding dirinya, belum apa-apa mulutnya terasa kelu untuk menjawab. Namun dia membulatkan niatnya untuk memperjuangkan Mentari untuknya.

Mentari menahan senyum, karena Langit adalah pemuda kesekian yang bertemu dengan Abinya. Namun Pemuda yang lain selalu kabur bila sudah di hadapan Abinya. Langit Lumayan kuat bertatapan dengan Abinya, itu berarti Langit sudah lulus ujian pertama.

"Maaf Om, saya tidak punya niat buruk dengan putri Om, saya menyukai putri Om." Jawab Langit mantap.

"Saya tidak mengijinkan Putri saya berdekatan dengan lawan jenis kecuali mahramnya."Kata Abi tegas, Langit menelan ludahnya saat mendengar apa yang di ucap Abi Rizki.

"Kalau begitu ijinkan saya menghalalkan putri Om, supaya saya punya hak untuk dekat dengan putri Om."Kata Langit memberanikan diri.

Mendengar keberanian Langit Mentari yang menjadi gugub, takut Abinya mengiyakan Langit, sementara Dia sendiri masih belum mantap dan belum mengenal Langit.

"Saya bersungguh-sungguh dengan putri Om, sebenarnya sudah lama saya ingin meminta Putri Om menjadi pendamping hidup saya, namun putri Om meminta waktu untuk saling mengenal terlebih dahulu, jadi saya menyetujui saja."Jelas Langit.

"Benar begitu Tari?" Tanya Abi Rizki.

"Iya Abi." Jawab Mentari sambil menganggukkan kepalanya.

"Punya Jaminan apa kamu mau menikahi putri saya?" Tanya Abi Rizki.

"Saya tidak bisa menjanjikan apapun Om, tapi saya akan berusaha semampu saya untuk membuat Putri Om bahagia selalu, sebagaimana Om dan Tante selalu menyayanginya selama ini." Kata Langit meyakinkan Abi Rizki.

"Sudah berapa Juz hafalannya?" Lanjut Abi Langit.

Mentari langsung tepuk jidat, kenapa Abinya bertanya tentang hafalan juz segala. Sementara Langit susah sekali menelan ludahnya. "Juz, Ehm... juz apa ya Om? kalau yang di tanya Juz dalam Al Qur'an, mohon maaf saya hanya pemuda biasa yang tidak pernah mondok di pesantren. Jadi Saya hanya hafal beberapa surat di Al Qur'an." Langit menundukkan kepalanya, jika yang di tanyakan seputar kemampuan seperti ini Dia tidak mampu di bandingkan dengan anak-anak Pondok.

Abi Rizki tersenyum tipis namun tidak terlihat. "Ketika Saya memindahkan tanggung jawab Saya mengenai putri saya pada suaminya, Saya ingin laki-laki yang memenuhi tanggung jawab Dunia dan Akhirnya. Saya tau dari penampilan Kamu Dunia terasa mudah, Saya yakin Kamu orang yang berkecukupan di Dunia. Namun Saya orang yang serakah, Saya ingin Dunia dan Akhirat Anak Saya terselamatkan." Jelas Abi Rizki.

Langit semakin tertunduk, keberanianya semakin memudar, seperti merindukan mentari di Langit sana hangat namun jauh dari pandangan dan tak bisa dimiliki.

Saat menegakkan kepala tanpa sengaja Langit melihat Mentari tersenyum dan menggenggam jarinya di dada menyemangatinya, lalu memberi jempol dan telunjuk yang di satukan membentuk simbul hati.

Tiba-tiba keberanian Langit timbul kembali, Langit membalas senyum Mentari sambil menganggukkan kepalanya. Seperti ada suntikan semangat di dalam dadanya.

"Bismillah Om, Saya memang bukan anak Pondok, namun untuk menuju Syurga bersama memiliki banyak jalan, Saya akan usaha semampu Saya untuk memperbaiki diri dan memantaskan diri Saya agar bisa menggandeng tangan Putri Om baik di Dunia maupun di akhirat kelak, itupun kalau Om mengijinkan." Kata Langit mantap dan berani.

Abi Rizki akhirnya tersenyum dari wajah bekunya.

"Nanti Malam sebelum Isyak datanglah kemari lagi. "Kata Abi Rizki.

"Ada acara apa ya Om?" Tanya Langit bingung.

"Mari shalat jamaah bersama di masjid depan Rumah kami." Kata Abi Rizki sambil tersenyum lalu berdiri dan menepuk pundak Langit.

"Pergilah antar putriku, hati-hati di jalan." Kata Abi Rizki lalu berjalan meninggalkan Langit yang terbengong, dengan perubahan sikap orang tua Mentari yang satu ini.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Wehh.. waspada langit.. itu bukan sekedar undangan biasa... jgn bilang kalau kamu bakal di suruh jadi imam saat solat berjamaah nantinya...

2024-04-07

2

lihat semua
Episodes
1 Runtuhnya Langit
2 Tidak Ada kesempatan
3 Rumah Sakit
4 Bunda Karisma
5 Senyumnya
6 Terluka
7 Dokter Pribadi
8 Pulang
9 Menunggu Kabar
10 Kutub Utara mulai mencair
11 Ujian pertama
12 Berapa Juz?
13 Berangkat
14 Imam Isya'
15 Rindu yang terluka
16 Mentari tak bersinar
17 Tidak ada harapan
18 Permohonan Langit
19 Hanya Kamu Seorang
20 Jangan Pergi
21 Keajaiban
22 Tengah Malam
23 Subuh
24 Love you
25 Bertemu Mantan
26 Aku Masa depanmu
27 Pulang
28 Cerita Senja
29 Subuh yang indah
30 Kencan
31 Kencan 2
32 Bumbu rumah tangga
33 Bandara
34 Berpisah dulu
35 Rindu
36 Kesibukan
37 Malarindu
38 Weekend
39 Marahan
40 Tidur apa pingsan
41 Melepas Rindu
42 Kesiangan
43 Salah paham
44 Mengadu
45 Kelahi
46 Maaf
47 Cerita Masa Lalu
48 Begadang
49 Perayaan Pernikahan
50 Kedatangan Natasya
51 Penegasan
52 Mengarungi rasa
53 Bulan Madu
54 Pantai
55 Bukit indah
56 Hotel
57 puasa pertama
58 Godaan Saat Puasa
59 Kembali Bekerja
60 Pasien Aneh
61 Langit sore
62 Buber Riuni
63 Malioboro
64 Telat Bangun
65 Kado tanpa pengirim
66 Cemburu
67 Kado istimewa
68 Sahur
69 Nyidam
70 sia-sia
71 pengumuman
72 Pingsan
73 Sesederhana itu
74 Tamu tak di undang
75 khawatir
76 Pulang
77 8 bulan kemudian
78 Dejavu
79 Pergi
80 Ending
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Runtuhnya Langit
2
Tidak Ada kesempatan
3
Rumah Sakit
4
Bunda Karisma
5
Senyumnya
6
Terluka
7
Dokter Pribadi
8
Pulang
9
Menunggu Kabar
10
Kutub Utara mulai mencair
11
Ujian pertama
12
Berapa Juz?
13
Berangkat
14
Imam Isya'
15
Rindu yang terluka
16
Mentari tak bersinar
17
Tidak ada harapan
18
Permohonan Langit
19
Hanya Kamu Seorang
20
Jangan Pergi
21
Keajaiban
22
Tengah Malam
23
Subuh
24
Love you
25
Bertemu Mantan
26
Aku Masa depanmu
27
Pulang
28
Cerita Senja
29
Subuh yang indah
30
Kencan
31
Kencan 2
32
Bumbu rumah tangga
33
Bandara
34
Berpisah dulu
35
Rindu
36
Kesibukan
37
Malarindu
38
Weekend
39
Marahan
40
Tidur apa pingsan
41
Melepas Rindu
42
Kesiangan
43
Salah paham
44
Mengadu
45
Kelahi
46
Maaf
47
Cerita Masa Lalu
48
Begadang
49
Perayaan Pernikahan
50
Kedatangan Natasya
51
Penegasan
52
Mengarungi rasa
53
Bulan Madu
54
Pantai
55
Bukit indah
56
Hotel
57
puasa pertama
58
Godaan Saat Puasa
59
Kembali Bekerja
60
Pasien Aneh
61
Langit sore
62
Buber Riuni
63
Malioboro
64
Telat Bangun
65
Kado tanpa pengirim
66
Cemburu
67
Kado istimewa
68
Sahur
69
Nyidam
70
sia-sia
71
pengumuman
72
Pingsan
73
Sesederhana itu
74
Tamu tak di undang
75
khawatir
76
Pulang
77
8 bulan kemudian
78
Dejavu
79
Pergi
80
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!