Ujian pertama

Hari ini Langit sudah rapi sekali padahal waktu masih pukul 6 biasanya Dia berangkat ngantor jam 8 atau jam 9an.

"Masih pagi mau kemana sih?"Tanya Ayah Kusuma.

"Iya tumben amat..." Sahut Bunda Kharisma.

"Mau nganter Mentari Bun." Jawab Langit.

"Wah... seriusan? udah makin dekat aja nih hilal mantuk Bunda." Sahut Bunda Kharisma senang sekali.

"Siapa Bun?" Ayah Kusuma tidak mengenal Mentari, karena saat Bunda kecelakaan Ayah Kusuma baru di luar kota, dan tiap kali Dokter Mentari memeriksa Bunda Kharisma, Ayah Kusuma pasti saat keluar atau bekerja.

"Calon mantu Ayah."Jawab Bunda Kharisma sambil tersenyum bahagia.

"Wah, beneran Lang?" Tanya Ayah Kusuma antusias.

"Baru usaha yah, susah deketinya." Kata Langit sambil mencomot Roti di meja.

"Mentari seminggu yang lalu kecelakaan motor Bun, di tabrak, Dia hari ini udah mulai masuk kerja. Langit pengen nganterin aja." Kata Langit.

"Iya udah sana, pokoknya Pepet terus, Bunda dukung." Kata Bunda Kharisma semangat.

"Salam buat calon mantu Ayah ya... Lekas pulih." Kata Ayah Kusuma.

"Siap doa' in ya..." Langit mengambil susu dan meminum lalu berangkat untuk menjemput Mentari.

***

Setelah menempuh perjalanan lumayan, Langit sampai di tempat tujuan. Lalu Mang Anto membukakan gerbang lalu Langit masuk dengan mobilnya.

Mentari sudah siap di depan dengan baju kerjanya, di sisinya ada Umi Salma dan Abi Rizki. "Siapa yang jemput Nak?" Tanya Uminya.

"Teman mi " Kata Mentari malu-malu.

"Abi antar aja ya." Abi Mentari Ndak suka Mentari dekat dengan sembarang laki-laki.

" Ndak enak atuh Bi, Tari udah di jemput loh." Mentari menolak.

"Besok-besok jangan sembarang bareng sama laki-laki. Fitnah jadinya!" Kata Abi Rizki.

"Suruh masuk dulu. Abi mau bicara." Abi Rizki masuk ke Rumah dengan wajah seriusnya.

"Umi... Gimana ini...?,"Mentari Takut.

"Udah, ajak masuk dulu, biar kenalan sama Umi Abi." Umi pun ikut menyusul Abi masuk ke dalam Rumah.

Langit keluar dari Mobilnya dan menghampiri Mentari dengan senyum menawannya. "Udah siap?" Tanya Langit.

"Ehm, udah tapi... "Mentari ragu-ragu untuk bicara.

"Kenapa?" Langit penasaran.

"Itu, Mas Langit di suruh masuk dulu ke dalam Rumah sama Abiku." Lanjut Mentari.

"Owh... Ok, yuk..." Langit dengan Percaya dirinya masuk dan di susul Mentari.

Sampai di Ruang Tamu nampak Orang tua Menteri sedang duduk berdampingan.

"Assalamualaikum Om, Tante..." Sapa Langit ramah, namun yang di hadapannya ternyata tidak seperti dugaannya.

Abi Rizki duduk dengan mata tajam dan dinginnya memandang ke arahnya tanpa senyum sama sekali, sementara Umi Salma tersenyum ramah sekali.

"Wa'alaikumusalam..." Jawab Umi Salma ramah.

"Wah ada tamu rupanya, Monggo silahkan duduk Nak..." Kata Umi Salma.

Sementara Langit tersenyum kaku di tempat, dengan sedikit ragu duduk di hadapan kedua orang tua Mentari.

"Salam kenal Om, Tan saya Langit teman Dokter Mentari." Kata Langit memperkenalkan diri.

"Owh ya, salam kenal kembali, Saya Umi Salma dan ini Abi Rizki." Jawab Umi Salma ramah.

Langit tersenyum mengangguk. "Om, Tan, Saya mohon ijin mau mengantar Mentari kerja bila di ijinkan." Kata Langit mengumpulkan keberaniannya.

Umi Salma memandang suaminya yang masih kekeh dengan wajah tidak bersahabatnya, seolah-olah tengah memindai pemuda di hadapannya.

"Berani sekali kamu mau antar anak saya. Ada maksud apa kamu dekat-dekat dengan anak saya?". Ucap Abi Rizki , dari tadi diam sekali bicara kalimatnya menyeramkan di telinga Langit.

Langit merasa dirinya dulu amat dingin dan datar namun ternyata di hadapannya ini justru lebih menyeramkan di banding dirinya, belum apa-apa mulutnya terasa kelu untuk menjawab. Namun dia membulatkan niatnya untuk memperjuangkan Mentari untuknya.

Mentari menahan senyum, karena Langit adalah pemuda kesekian yang bertemu dengan Abinya. Namun Pemuda yang lain selalu kabur bila sudah di hadapan Abinya. Langit Lumayan kuat bertatapan dengan Abinya, itu berarti Langit sudah lulus ujian pertama.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

duch bikin jantungan calon mertua 🤭😁😍

2024-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 Runtuhnya Langit
2 Tidak Ada kesempatan
3 Rumah Sakit
4 Bunda Karisma
5 Senyumnya
6 Terluka
7 Dokter Pribadi
8 Pulang
9 Menunggu Kabar
10 Kutub Utara mulai mencair
11 Ujian pertama
12 Berapa Juz?
13 Berangkat
14 Imam Isya'
15 Rindu yang terluka
16 Mentari tak bersinar
17 Tidak ada harapan
18 Permohonan Langit
19 Hanya Kamu Seorang
20 Jangan Pergi
21 Keajaiban
22 Tengah Malam
23 Subuh
24 Love you
25 Bertemu Mantan
26 Aku Masa depanmu
27 Pulang
28 Cerita Senja
29 Subuh yang indah
30 Kencan
31 Kencan 2
32 Bumbu rumah tangga
33 Bandara
34 Berpisah dulu
35 Rindu
36 Kesibukan
37 Malarindu
38 Weekend
39 Marahan
40 Tidur apa pingsan
41 Melepas Rindu
42 Kesiangan
43 Salah paham
44 Mengadu
45 Kelahi
46 Maaf
47 Cerita Masa Lalu
48 Begadang
49 Perayaan Pernikahan
50 Kedatangan Natasya
51 Penegasan
52 Mengarungi rasa
53 Bulan Madu
54 Pantai
55 Bukit indah
56 Hotel
57 puasa pertama
58 Godaan Saat Puasa
59 Kembali Bekerja
60 Pasien Aneh
61 Langit sore
62 Buber Riuni
63 Malioboro
64 Telat Bangun
65 Kado tanpa pengirim
66 Cemburu
67 Kado istimewa
68 Sahur
69 Nyidam
70 sia-sia
71 pengumuman
72 Pingsan
73 Sesederhana itu
74 Tamu tak di undang
75 khawatir
76 Pulang
77 8 bulan kemudian
78 Dejavu
79 Pergi
80 Ending
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Runtuhnya Langit
2
Tidak Ada kesempatan
3
Rumah Sakit
4
Bunda Karisma
5
Senyumnya
6
Terluka
7
Dokter Pribadi
8
Pulang
9
Menunggu Kabar
10
Kutub Utara mulai mencair
11
Ujian pertama
12
Berapa Juz?
13
Berangkat
14
Imam Isya'
15
Rindu yang terluka
16
Mentari tak bersinar
17
Tidak ada harapan
18
Permohonan Langit
19
Hanya Kamu Seorang
20
Jangan Pergi
21
Keajaiban
22
Tengah Malam
23
Subuh
24
Love you
25
Bertemu Mantan
26
Aku Masa depanmu
27
Pulang
28
Cerita Senja
29
Subuh yang indah
30
Kencan
31
Kencan 2
32
Bumbu rumah tangga
33
Bandara
34
Berpisah dulu
35
Rindu
36
Kesibukan
37
Malarindu
38
Weekend
39
Marahan
40
Tidur apa pingsan
41
Melepas Rindu
42
Kesiangan
43
Salah paham
44
Mengadu
45
Kelahi
46
Maaf
47
Cerita Masa Lalu
48
Begadang
49
Perayaan Pernikahan
50
Kedatangan Natasya
51
Penegasan
52
Mengarungi rasa
53
Bulan Madu
54
Pantai
55
Bukit indah
56
Hotel
57
puasa pertama
58
Godaan Saat Puasa
59
Kembali Bekerja
60
Pasien Aneh
61
Langit sore
62
Buber Riuni
63
Malioboro
64
Telat Bangun
65
Kado tanpa pengirim
66
Cemburu
67
Kado istimewa
68
Sahur
69
Nyidam
70
sia-sia
71
pengumuman
72
Pingsan
73
Sesederhana itu
74
Tamu tak di undang
75
khawatir
76
Pulang
77
8 bulan kemudian
78
Dejavu
79
Pergi
80
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!