Dokter Pribadi

Berhari-hari Mentari menjadi Dokter pribadi Langit, Langit meminta pihak Rumah Sakit langsung Agar Mentari menjadi Dokter pribadinya.

Suster hanya boleh mengecek namun tidak boleh menyentuh sama sekali. Yang di izinkan menyentuh hanya Mentari seorang.

Pagi ini Mentari baru menyuapi sarapan Langit, lebih tepatnya sarapan bersama di ruangan rawat Langit, karena Mentari juga baru sarapan.

Sambil menyuap Langit Mentari di paksa menyuap bekal yang Bunda Kharisma buat untuk keduanya. Bunda Kharisma hari ini tidak bisa membantu karena harus menyiapkan kepergian Ayah Kusuma keluar kota.

" Uhuk uhuk..." Langit pura-pura terbatuk untuk meminta minum pada Mentari.

Mentari mengambilkan minum putih lalu memberikan pada Langit. " Pelan-pelan saja minumnya Pak... " Kata Mentari.

" Aku tidak setua itu Dok... " Langit kesal tiap kali di panggil pak oleh Mentari.

"Panggil Langit saja." Kata Langit lagi.

"Emm tapi anda lebih tua dari saya." Jawab Mentari kemudian, merasa keberatan.

"Alah beda berapa tahun aja." Gerutu Langit.

"Baik, kalau gitu, saya panggil Mas Langit saja." Putus Mentari sambil tersenyum.

"Itu lebih baik." Ucap Langit menyetujui.

Sarapan mereka sudah selesai Mentari berniat keluar untuk memeriksa pasien lainnya. " Saya pergi memeriksa pasien lain dulu, Mas Langit beristirahatlah." Kata Mentari sambil membereskan bekas sarapan tadi.

" Sebentar, Bisa minta waktu sebentar." Kata Langit.

" Iya, silahkan 10 menit." Sahut Mentari kembali duduk.

" Apakah Dokter sudah punya pacar?" Tanya Langit pelan karena gugub.

" Bagaimana ? saya tidak dengar." Kata Mentari, karena tidak jelas dengan perkataan Langit yang pelan sekali.

" Apakah Dokter Mentari sudah punya pacar?" Tanya Langit lebih keras.

" Owh... tidak. Saya tidak suka pacaran." Kata Mentari tegas.

" Lalu, seorang pria yang sedang dekat dan dokter sukai?" Lanjut Langit Bertanya.

" Ya ampun, apa Sih... Ndak ada, saya tidak bisa memberikan rasa pada selain suami saya nanti." kata Mentari sambil tersenyum.

" Saya pikir mau bicara hal yang serius, hehehe ya sudah ya Pak... Eh Mas... Maaf sudah hampir 10 menit." Kata Mentari sambil berdiri, Jantungnya mendadak berdebar-debar.

"Kalau orang yang menyukai Dokter ada tidak?" Lanjut Langit masih bertanya.

"Haduh... saya tidak tau, saya dekat dengan semua pasien sewajarnya saja. Sepertinya hanya Mas Langit yang paling dekat, karena meminta saya jadi Dokter Pribadi. Itu saja." Mentari semakin deg-degan takut pertanyaan selanjutnya.

"Baik lah, Terimakasih atas waktunya." Sahut Langit mengulas senyum.

"Baik, permisi." Mentari tida membuang waktu segera kabur karena jantungnya sudah semakin berlomba.

"Aish... ada-ada saja, apa coba maksudnya." Batin Mentari sambil berjalan keluar.

"Huhhf... Kapan ini berakhir, Makin hari semakin aneh saja." Gerutu Mentari.

Mentari masuk ke toilet dan mencuci muka, untuk menetralkan kembali perasaanya yang tidak karuan karena ulah Langit.

Sementara setelah kepergian Mentari, Langit tidak berhenti tersenyum. Langit bersyukur atas kecelakaan malam itu, karena hal itu dia bisa setiap hari bertemu dengan Mentari.

Sudah sangat lama hatinya tidak pernah bergetar setelah kandasnya hubungannya dengan Lucy dulu. Sekarang tiap kali bertemu dengan Mentari ada getaran aneh di dalam hatinya.

Langit merasa setiap hal yang di lakukan Mentari menarik perhatiannya. Senyum mentari seperti menenangkan hatinya. Mungkin karena Mentari gadis yang tulus dan ramah, atau mungkin hatinya sudah sembuh dan mulai terbuka, karena dia sudah lama sekali menutup hatinya untuk wanita, namun melihat Mentari ada hal beda yang membuatnya ingin selalu melihatnya.

____****____

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

Lang,,, jodoh mu bukan sama si Lucy
ah iya si Lucy apa kabar nya 🤔

2024-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 Runtuhnya Langit
2 Tidak Ada kesempatan
3 Rumah Sakit
4 Bunda Karisma
5 Senyumnya
6 Terluka
7 Dokter Pribadi
8 Pulang
9 Menunggu Kabar
10 Kutub Utara mulai mencair
11 Ujian pertama
12 Berapa Juz?
13 Berangkat
14 Imam Isya'
15 Rindu yang terluka
16 Mentari tak bersinar
17 Tidak ada harapan
18 Permohonan Langit
19 Hanya Kamu Seorang
20 Jangan Pergi
21 Keajaiban
22 Tengah Malam
23 Subuh
24 Love you
25 Bertemu Mantan
26 Aku Masa depanmu
27 Pulang
28 Cerita Senja
29 Subuh yang indah
30 Kencan
31 Kencan 2
32 Bumbu rumah tangga
33 Bandara
34 Berpisah dulu
35 Rindu
36 Kesibukan
37 Malarindu
38 Weekend
39 Marahan
40 Tidur apa pingsan
41 Melepas Rindu
42 Kesiangan
43 Salah paham
44 Mengadu
45 Kelahi
46 Maaf
47 Cerita Masa Lalu
48 Begadang
49 Perayaan Pernikahan
50 Kedatangan Natasya
51 Penegasan
52 Mengarungi rasa
53 Bulan Madu
54 Pantai
55 Bukit indah
56 Hotel
57 puasa pertama
58 Godaan Saat Puasa
59 Kembali Bekerja
60 Pasien Aneh
61 Langit sore
62 Buber Riuni
63 Malioboro
64 Telat Bangun
65 Kado tanpa pengirim
66 Cemburu
67 Kado istimewa
68 Sahur
69 Nyidam
70 sia-sia
71 pengumuman
72 Pingsan
73 Sesederhana itu
74 Tamu tak di undang
75 khawatir
76 Pulang
77 8 bulan kemudian
78 Dejavu
79 Pergi
80 Ending
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Runtuhnya Langit
2
Tidak Ada kesempatan
3
Rumah Sakit
4
Bunda Karisma
5
Senyumnya
6
Terluka
7
Dokter Pribadi
8
Pulang
9
Menunggu Kabar
10
Kutub Utara mulai mencair
11
Ujian pertama
12
Berapa Juz?
13
Berangkat
14
Imam Isya'
15
Rindu yang terluka
16
Mentari tak bersinar
17
Tidak ada harapan
18
Permohonan Langit
19
Hanya Kamu Seorang
20
Jangan Pergi
21
Keajaiban
22
Tengah Malam
23
Subuh
24
Love you
25
Bertemu Mantan
26
Aku Masa depanmu
27
Pulang
28
Cerita Senja
29
Subuh yang indah
30
Kencan
31
Kencan 2
32
Bumbu rumah tangga
33
Bandara
34
Berpisah dulu
35
Rindu
36
Kesibukan
37
Malarindu
38
Weekend
39
Marahan
40
Tidur apa pingsan
41
Melepas Rindu
42
Kesiangan
43
Salah paham
44
Mengadu
45
Kelahi
46
Maaf
47
Cerita Masa Lalu
48
Begadang
49
Perayaan Pernikahan
50
Kedatangan Natasya
51
Penegasan
52
Mengarungi rasa
53
Bulan Madu
54
Pantai
55
Bukit indah
56
Hotel
57
puasa pertama
58
Godaan Saat Puasa
59
Kembali Bekerja
60
Pasien Aneh
61
Langit sore
62
Buber Riuni
63
Malioboro
64
Telat Bangun
65
Kado tanpa pengirim
66
Cemburu
67
Kado istimewa
68
Sahur
69
Nyidam
70
sia-sia
71
pengumuman
72
Pingsan
73
Sesederhana itu
74
Tamu tak di undang
75
khawatir
76
Pulang
77
8 bulan kemudian
78
Dejavu
79
Pergi
80
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!