Rindu yang terluka

Waktu berjalan begitu lambat bagi Langit, seminggu tidak berjumpa dengan Mentarinya membuat tubuhnya terasa lemah tidak berdaya. Semangat untuk melakukan segalanya terasa hilang semua.

Pasalnya selain seminggu ini tidak bisa menatap wajah Mentari, suaranya pun tak dapat di dengar melalui panggilan suara. Sungguh tidak pernah Langit merasa waktu begitu lamban dan membosankan.

Langit sudah bekerja terus menerus namun wajah Mentari selalu terbayang-bayang di pelupuk matanya. Senyum mentari selalu yang selalu Dia rindukan. Bulu mata lentik yang indah menghiasi mata bulat dan bibir merah alami yang selalu tersenyum. Wajah cantik Mentari selalu bersinar di ingatannya membuat rindu di hatinya kian tambah setiap harinya.

Langit tidak pernah menyangka pertemuannya dengan Mentari akan mengobati semua luka akibat penghianatan cinta oleh Lucy mantannya. Mentari Dokter cantik bersahaja yang selalu terjaga di matanya.

Lamunan Langit buyar saat nomor dari pemilik suara yang di rindukan tiba-tiba memanggil di gawainya. Langit tersenyum lalu mengangkat telfonnya.

"Hello Assalamualaikum..." Kata Langit semangat mengangkat panggilan.

"Wa'alaikumusalam Mas Langit." Jawab Mentari dari seberang.

"Em... Mas, Maaf Mentari minta tolong bisa?" Tanya Mentari ragu-ragu.

" Bisa... Iya minta tolong apa?" Tanya Langit Balik.

" Saya baru pulang dari rumah teman tapi, mobil saya mogok, lalu saya menghubungi Abi nomornya tidak aktif, taxi online juga tidak ada." Jelas Mentari dari sana sedikit ketakutan.

"Langsung shere lokasi kamu segera ya. Aku Cabut sekarang." Jawab Langit sedikit khawatir.

Setelah panggilan di akhiri Mentari mengirim lokasinya, Langit langsung mengecek kondisi lokasi di sana, dan ternyata lumayan terpencil dan banyak hutan-hutannya. Ini sudah malam sangat tidak aman perempuan berada di lokasi yang tidak menguntungkan di sana.

Langit berlalu untuk mengambil mobilnya tanpa pamit pada kedua orang tuanya. Bunda Kharisma yang melihat mengejar ingin bertanya namun Langit sudah terlanjur mengemudi keluar dari gerbangnya.

***

Setelah menempuh perjalanan setengah jam Langit sudah hampir sampai di lokasi Mentari. Langit melihat mobil Mentari di tepi jalan buru-buru Langit menepikan mobilnya dan hendak keluar untuk menghampiri mobil Mentari.

Mentari melihat mobil Langit dari kejauhan, lalu Dia keluar dari mobilnya ingin menemui Langit namun karena posisi Langit berseberangan Mentari ingin menyebrang namun saat tiba di tengah-tengah tiba-tiba ada pengendara mobil ugal-ugalan yang melaju ke arah Mentari.

Hanya butuh waktu sekejap langit Langit menjadi gelap dan seperti runtuh, saat suara memekakkan dari mobil yang menghantam tubuh seseorang yang amat di rindukan selama satu Minggu ini dan seseorang yang sangat Langit khawatirkan dari tadi.

Tubuh bersimpah darah di sebelah mobil yang melaju melarikan diri, Langit memindai plat mobil dengan mata penuh dendam. Dan berlari merengkuh tubuh gadis yang tengah merenggang nyawa.

Langit meraung-raung sambil sambil mencoba membangunkan Mentari yang tidak bersuara sama sekali matanya tertutup, dengan wajah yang berlumuran darah, jilbab kuningnya tercampur dengan lelehan darah.

" Please Tari... bangun... jangan tinggalkan Aku..." Suara Langit di tengah-tengah tangisnya.

" Tari kumohon bertahanlah..." " Ucap Langit sambil menggenggam tangan Mentari yang terasa dingin.

Tidak ada satupun kendaraan maupun orang yang lewat yang bisa di mintai pertolongan. Langit menghubungi Awan dan menghubungi Ambulance untuk menuju Rumah Sakit terdekat dari lokasi kecelakaan. Lalu mengirim nomor plat Mobil ke Awan untuk mengurusnya di kantor polisi, serta meminta Awan untuk mengurus mobil Mentari.

Bukan ini yang Langit mau, Langit amat sangat merindukan Mentari satu Minggu ini, Langit ingin sekali bertemu Mentari sebelum hari lamaran itu tiba, namun bukan ini yang Langit inginkan. Rindu L yang terluka, Langit terluka karena bertemu dengan cara yang menyedihkan seperti ini. Takdir seperti sedang mempermainkannya Mentarinya telah redup di dalam dekapannya, benar-benar seperti tak boleh tergapai untuknya.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

semoga tari ga kenapa Napa

2024-02-23

0

lihat semua
Episodes
1 Runtuhnya Langit
2 Tidak Ada kesempatan
3 Rumah Sakit
4 Bunda Karisma
5 Senyumnya
6 Terluka
7 Dokter Pribadi
8 Pulang
9 Menunggu Kabar
10 Kutub Utara mulai mencair
11 Ujian pertama
12 Berapa Juz?
13 Berangkat
14 Imam Isya'
15 Rindu yang terluka
16 Mentari tak bersinar
17 Tidak ada harapan
18 Permohonan Langit
19 Hanya Kamu Seorang
20 Jangan Pergi
21 Keajaiban
22 Tengah Malam
23 Subuh
24 Love you
25 Bertemu Mantan
26 Aku Masa depanmu
27 Pulang
28 Cerita Senja
29 Subuh yang indah
30 Kencan
31 Kencan 2
32 Bumbu rumah tangga
33 Bandara
34 Berpisah dulu
35 Rindu
36 Kesibukan
37 Malarindu
38 Weekend
39 Marahan
40 Tidur apa pingsan
41 Melepas Rindu
42 Kesiangan
43 Salah paham
44 Mengadu
45 Kelahi
46 Maaf
47 Cerita Masa Lalu
48 Begadang
49 Perayaan Pernikahan
50 Kedatangan Natasya
51 Penegasan
52 Mengarungi rasa
53 Bulan Madu
54 Pantai
55 Bukit indah
56 Hotel
57 puasa pertama
58 Godaan Saat Puasa
59 Kembali Bekerja
60 Pasien Aneh
61 Langit sore
62 Buber Riuni
63 Malioboro
64 Telat Bangun
65 Kado tanpa pengirim
66 Cemburu
67 Kado istimewa
68 Sahur
69 Nyidam
70 sia-sia
71 pengumuman
72 Pingsan
73 Sesederhana itu
74 Tamu tak di undang
75 khawatir
76 Pulang
77 8 bulan kemudian
78 Dejavu
79 Pergi
80 Ending
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Runtuhnya Langit
2
Tidak Ada kesempatan
3
Rumah Sakit
4
Bunda Karisma
5
Senyumnya
6
Terluka
7
Dokter Pribadi
8
Pulang
9
Menunggu Kabar
10
Kutub Utara mulai mencair
11
Ujian pertama
12
Berapa Juz?
13
Berangkat
14
Imam Isya'
15
Rindu yang terluka
16
Mentari tak bersinar
17
Tidak ada harapan
18
Permohonan Langit
19
Hanya Kamu Seorang
20
Jangan Pergi
21
Keajaiban
22
Tengah Malam
23
Subuh
24
Love you
25
Bertemu Mantan
26
Aku Masa depanmu
27
Pulang
28
Cerita Senja
29
Subuh yang indah
30
Kencan
31
Kencan 2
32
Bumbu rumah tangga
33
Bandara
34
Berpisah dulu
35
Rindu
36
Kesibukan
37
Malarindu
38
Weekend
39
Marahan
40
Tidur apa pingsan
41
Melepas Rindu
42
Kesiangan
43
Salah paham
44
Mengadu
45
Kelahi
46
Maaf
47
Cerita Masa Lalu
48
Begadang
49
Perayaan Pernikahan
50
Kedatangan Natasya
51
Penegasan
52
Mengarungi rasa
53
Bulan Madu
54
Pantai
55
Bukit indah
56
Hotel
57
puasa pertama
58
Godaan Saat Puasa
59
Kembali Bekerja
60
Pasien Aneh
61
Langit sore
62
Buber Riuni
63
Malioboro
64
Telat Bangun
65
Kado tanpa pengirim
66
Cemburu
67
Kado istimewa
68
Sahur
69
Nyidam
70
sia-sia
71
pengumuman
72
Pingsan
73
Sesederhana itu
74
Tamu tak di undang
75
khawatir
76
Pulang
77
8 bulan kemudian
78
Dejavu
79
Pergi
80
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!