Telfon Dari Maya

Setelah kejadian parah yang membuat Gendis, Cindy, dan juga Oliv harus dirawat sementara di rumah sakit. Bram pun berniat mendatangi Gendis ke sekolah, untuk meminta maaf secara langsung ke Gendis.

Tapi aksinya itu malah ketahuan sama Nover dan Rezy, yang sudah lebih dulu datang, karena mau ngajak Gendis ke rumah sakit untuk periksa kondisinya.

"Jauhin temen-temen baru lo Bram, jangan sampai lo kehilangan sahabat lo karena temen baru lo itu!" tegur Nover, sekaligus menasehati sahabatnya itu.

"Iya, maaf banget Ver. Gue juga nggak tau, kalau sampai kayak gini kejadiannya." Bram mengucapkan rasa bersalahnya, dan merasa nggak enak dengan kejadian yang terjadi saat ulang tahunnya.

Setelah meminta maaf ke Nover, Bram pun meminta maaf ke Gendis juga.

"Ndis, maafin kak Bram ya? kak Bram juga udah marahin temen-temen yang kak Bram undang. Gendis kalau mau marahin mereka, nanti kak Bram ajak buat ikut marahin mereka." cicitnya panjang lebar.

"Iya kak Bram, nggak perlu gitu juga kok. Gendis udah maafin kak Bram."

Mendengar hal itu, Bram pun langsung mau meluk Gendis, tapi Rezy dan juga Nover pun menariknya.

"Tuhkan, jangan gampang maafin orang kayak dia Ndis!" sewot Rezy, dibalut dengan perasaan cemburu karena sahabatnya mau memeluk gadis yang dicintainya itu.

"Yaelah Zy, nggak boleh gitu lo, harusnya lo ngajarin yang bener." tegur Bram.

"Lo juga jangan maen meluk aja Bram, makan empan apa sih lo, setiap kali deket sama Gendis maunya meluk aja kayak soang!" protes Nover dan langsung narik sepupunya masuk ke mobilnya Rezy.

"Ekh, mau pada ngajak Gendis ke mana?" sela Bram.

"Mau bawa Gendis periksa," ucap Nover menjelaskan.

Rezy pun memegang bahu Bram.

"Lo mendingan temuin Stev, Oliv sama Cindy, lo juga harus minta maaf sama mereka karena kejadian itu!" cecar Rezy mengingatkan, lalu masuk ke mobilnya dan duduk di kursi stir.

"Gue tunggu di rumah sakit, Cindy sama Oliv juga lagi kontrol," ucap Nover dan langsung masuk ke dalam mobil, lalu Rezy menjalankan mobilnya.

Bram juga langsung masuk ke dalam mobilnya, mengikuti mobil yang Rezy kendarai.

......................

Sampai di rumah sakit, dokter pun mengabarkan berita baik untuk Gendis, Cindy dan juga Oliv. Obat-obatan yang sempat mereka konsumsi, secara tidak sengaja itu sudah menghilang karena bantuan antibiotik yang dokter berikan.

Nover harus pergi lebih dulu karena dia harus ikut les, sedangkan Gendis diantar Rezy pulang.

Gendis tiba-tiba saja mengeluarkan handphone nya yang bergetar dari dalam tasnya.

"Ndis, kenapa?" tanya Rezy sambil sesekali melihat ke jalanan, karena Gendis hanya diam memandangi handphone nya, padahal handphone nya bergetar sejak tadi.

"Ada telfon dari Maya, kak. Gendis jawab telfon Maya ya?" setelah izin ke Rezy, Gendis pun menjawab telfon dari Maya.

"Halo May, sorry …." Gendis nggak sempet meneruskan ucapannya, yang malah terdiam karena mendengar Maya yang menangis sesenggukan.

"May, kalau mau nangis kelarin dulu. Gue nggak ngerti sama omongan lo May!" ucap Gendis, yang ternyata diam karena nggak ngerti sama ucapannya Maya.

"Gue kabur dari rumah Ndis." penjelasan Maya membuat Gendis berteriak, "apa?!"

"Terus lo di mana nih?? Gue ke situ ya? lo tuh!! Jangan kayak bocah kenapa sih May!" cerocos Gendis, yang sampai bikin Rezy keikutan panik, tapi hanya bisa diam dan fokus mengendrai mobilnya.

"Gue masih di Solo Ndis, emangnya lo bisa ke sini?"

Gendis tersenyum, baru sadar kalau Maya nggak tingal di Jakarta lagi.

"Oh iya, gue lupa. Lo ngapain kabur sih May, kan bisa diomongin baik-baik," ucap Gendis menasehati.

"Terus, lo sekarang di mana?" lanjut Gendis lagi.

"Gue ada di warung tenda, gue bingung mau ke mana Ndis. Gue mau makan dulu, siapa tau nanti bisa mikir tenang," ujar Maya, yang ternyata masih belum berubah kalau dia stres, Maya pasti pelarian ke makanan.

Gendis tersenyum dan membuat Rezy menyoleknya, dan Gendis menengok.

"Kenapa?" Rezy hanya berbisik, supaya Maya nggak terganggu dengan suaranya Rezy.

Gendis menggeleng dan mengeluarkan buku tulis dari dalam tasnya dan menuliskan; nanti gendis ceritain kak.

Rezy mengangguk. Dan nggak lama, Rezy pun mendapat telfon juga, sampai Rezy nggak sempet ngomong ke Gendis , tau-tau langsung menaikkan kecepatan dan melajukan kendaraannya, yang justru nggak menuju ke rumah Gendis.

Gendis pun terlihat kebingungan, dia bingung harus memberhentikan omongannya Maya, tapi Maya butuh perhatiannya Gendis. Tapi dia juga harus nanya ke Rezy, kenapa Rezy sampai kelihatan terburu-buru.

Dan akhirnya, alasan klise Gendis pun diucapkan ke Maya, supaya Maya nggak merasa Gendis tinggalin di saat-saat dia membutuhkan sahabatnya.

"May … hape gue low bate, nanti sampai rumah. Lo gue telfon ya? ekh … lo gue sms. Gue nggak punya pulsa telfon deng," ucap Gendis, menyelingi dengan guyonan.

"Lo jangan macem-macem ya May, mending lo ke Masjid kek, lo coba cari pencerahan solat, jangan kayak gitu ya May. Nanti dilanjut lagi." pungkas Gendis.

Dan untungnya, Maya juga menjawab dengan jawaban lucu, "iya Ndis … pesenan makanan gue juga udah dateng, gue mau makan dulu, nanti sms gue kalau udah sampai rumah. Awas lo, kalo kelupaan ngecas! Tak pateni kowe!!" ancam Maya yang malah diketawain Gendis, karena ancaman Maya nggak berlaku karena posisi mereka yang nggak berdekatan kayak dulu lagi.

Gendis pun akhirnya bisa mengakhiri obrolannya dengan Maya, dan kini terfokus ke Rezy. "Kak Rezy kenapa sih, ngebut-ngebut bawa mobilnya?"

"Mamanya kak Rezy pulang," jawabnya, sampai terlihat wajahnya yang memang panik bukan main.

"Terus?"

"Ya gue harus buru-buru pulang," jawab Rezy masih terlihat kepanikan di raut wajahnya.

"Laah? …, terus Gendis gimana, Masa ikut kak Rezy juga?"

"Gampang–lah, lagian ini lebih berbaya Ndis," ucap Rezy, raut wajahnya juga masih belum merasa tenang.

"Bahaya apaan sih kak?" Gendis bingung sendiri karena Rezy dari tadi hanya memberikan ucapan singkat, tanpa memberikan maksudnya.

Rezy pun menghela napasnya yang terdengar berat, lalu menceritakan kepanikannya itu ke Gendis.

"Gue itu, nggak dibolehin bawa mobil ke sekolah," ucap Rezy takut-takut, karena Gendis juga pernah menasehati Rezy untuk nggak bawa mobil, apa lagi dia belum mengurus Sim.

"Nah … pasti kak Rezy diomelin kan, karena nggak punya sim!?" tukas Gendis.

Rezy menganggukkan kepalanya dan Rezy pun mendapatkan jawaban yang mengejutkan dari Gendis.

"Sukur! Kan Gendis udah pernah bilang ...." ucapan Gendis langsung dipotong sama Rezy, yang buru-buru membekap mulut Gendis. Karena ocehannya Gendis, makin bikin Rezy panik dan nantinya malah bawa mobil nggak konsen.

Mereka tiba di rumah Rezy, Rezy langsung masukin mobilnya ke garasi bawah tanah dalam rumahnya, yang terisi banyak mobil lainnya. Lalu keluar terburu-buru, sampai membiarkan Gendis yang kebingungan mengejar Rezy.

Karena Rezy yang buru-buru dan ninggalin Gendis di belakang, Gendis pun panik setengah mati mendengar suara gong-gongan anjing peliharaan Rezy, yang sudah mengerumuni Gendis.

"Kak Rezy … Anjingnyaaa …." pekik Gendis, dengan wajah memucat dan keringat dingin pun bercucuran.

🔜 Next 🔜

Episodes
1 Ndis, Ayok Sadar.
2 Protected
3 Tidak Mudah Melupakannya
4 Jangan Sebut Namanya lagi.
5 Mabuk
6 Diary
7 Kedatangan Tamu
8 Maya Dan Nover
9 Power Rangers
10 Patah Hati
11 Teman Main Game
12 Kebahagiaan
13 Ini Bener Kak, Yang Ditulis Kak Doni ...?
14 Mencoba Jatuh Cinta Lagi
15 Ulang Tahun Bram
16 Masalah Di Acara Ulang Tahun Bram
17 Telfon Dari Maya
18 Pertanyaan Yang Membingungkan
19 Belum Move On
20 Confession
21 Liburan Sekolah
22 Dampak Patah Hati
23 Masih Berharap
24 Sekolah Baru
25 Video Call
26 Emosi
27 Di Rumah Sakit
28 Di Hukum
29 Pengagum Rahasia
30 Karena Kamu Punyanya Aku!
31 Kerja Kelompok Dan Obrolan Di Kantin
32 Gue Boleh Minta Tolong?
33 Pertemuan Dua Keluarga
34 Musibah
35 Rumah Baru
36 Cemburu
37 Ada Yang Cemburu Lagi
38 Terjebak Di Tengah-Tengah Tauran
39 Sticky Note Yang Terlupakan
40 Curiga
41 Dejavu
42 Lo Mau Ndis Sama Si Bram?
43 Kepergok
44 Ketakutan Berlebih
45 Undangan Pernikahan
46 Obrolan Memanas
47 Syukurlah, Bukan Deka.
48 Noraknya Teman-Teman Gendis
49 Negatif Thinking
50 Keusilan Rezy, Merubah Mood Gendis
51 Terkecoh
52 Siapa Simon?
53 Panik
54 Merasa Diabaikan
55 Gendis, Oliv Dan Bram
56 Di Rumah Ade
57 Ini Juga Pasti Suruhannya Dia?
58 Kenapa Lo Muncul Sekarang? Kenapa?! Kenapa?!
59 Liburan Yang Tragis
60 Dia Pelakunya
61 Kehilangan Lagi?
62 Air Mata Widi
63 Maksudnya, Dia Sekongkol?
64 Nggak Mungkin! Lo Ngarang, Halusinasi? Mimpi?
65 Kak Bram?
66 I Love You ... Maaf ... Akuh ... Pamit!
67 Ada Dua Orang?
68 Orang-Orang Di Masa Lalu
69 Gendis, Lo Masih Inget Gue, Kan?
70 Iih! Lo Lagi?
71 Masih Punya Muka Lo, Buat Dateng Ke sini?
72 Datang Lagi?!
73 Hah! Ini Ada Lagi?!
74 Perhatian Teman-Teman Gendis
75 Perdebatan Widi Dan Bejo
76 Teddy Dan Pak Bayu
77 Nasihat Pak Bayu
78 Kegigihan Teddy
79 Di Rumah Gendis
80 Pengalihan Kondisi Gendis
81 Pertemuan Dengan Keluarga Teddy
82 Firasat Widi Dan Kecurigaan Cindy
83 Telfon Dan SMS Dari Teddy.
84 Di Rumah Teddy
85 Tipuan!
86 Copyan
87 Pangeran Bertopeng
88 Asli Atau Palsu?
89 Nasihat Bu Eloise
90 Hari Pertama Magang
91 Titipan Untuk Gendis
92 Emosi Ranger Merah
93 Pengalihan Gendis Dari Ulah Bram
94 Ditolong Cowok Bermasker dan Memakai Baseball Cap
95 Curhatan Teddy
96 Deka dan Teddy Berbeda Ndis.
97 Nasihat Power Rangers Gendis Untuk Teddy
98 Perhatian dan Hati Yang Terkunci
99 Mencurigakan Banget Lo!
100 Pertemuan di Kafe dan Panggilan Telfon
101 Gue Menyerah Bukan Karena Takut, Tapi karena Gue Sayang Sama Lo!
102 Spesial Bab [Dua Kabar]
103 Spesial Bab [Kabar Duka]
104 Spesial Bab [Kejadian di Stasiun]
105 Spesial Bab [Pertemuan Terakhir Gendis Dan Teddy]
106 Terima Kasih
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Ndis, Ayok Sadar.
2
Protected
3
Tidak Mudah Melupakannya
4
Jangan Sebut Namanya lagi.
5
Mabuk
6
Diary
7
Kedatangan Tamu
8
Maya Dan Nover
9
Power Rangers
10
Patah Hati
11
Teman Main Game
12
Kebahagiaan
13
Ini Bener Kak, Yang Ditulis Kak Doni ...?
14
Mencoba Jatuh Cinta Lagi
15
Ulang Tahun Bram
16
Masalah Di Acara Ulang Tahun Bram
17
Telfon Dari Maya
18
Pertanyaan Yang Membingungkan
19
Belum Move On
20
Confession
21
Liburan Sekolah
22
Dampak Patah Hati
23
Masih Berharap
24
Sekolah Baru
25
Video Call
26
Emosi
27
Di Rumah Sakit
28
Di Hukum
29
Pengagum Rahasia
30
Karena Kamu Punyanya Aku!
31
Kerja Kelompok Dan Obrolan Di Kantin
32
Gue Boleh Minta Tolong?
33
Pertemuan Dua Keluarga
34
Musibah
35
Rumah Baru
36
Cemburu
37
Ada Yang Cemburu Lagi
38
Terjebak Di Tengah-Tengah Tauran
39
Sticky Note Yang Terlupakan
40
Curiga
41
Dejavu
42
Lo Mau Ndis Sama Si Bram?
43
Kepergok
44
Ketakutan Berlebih
45
Undangan Pernikahan
46
Obrolan Memanas
47
Syukurlah, Bukan Deka.
48
Noraknya Teman-Teman Gendis
49
Negatif Thinking
50
Keusilan Rezy, Merubah Mood Gendis
51
Terkecoh
52
Siapa Simon?
53
Panik
54
Merasa Diabaikan
55
Gendis, Oliv Dan Bram
56
Di Rumah Ade
57
Ini Juga Pasti Suruhannya Dia?
58
Kenapa Lo Muncul Sekarang? Kenapa?! Kenapa?!
59
Liburan Yang Tragis
60
Dia Pelakunya
61
Kehilangan Lagi?
62
Air Mata Widi
63
Maksudnya, Dia Sekongkol?
64
Nggak Mungkin! Lo Ngarang, Halusinasi? Mimpi?
65
Kak Bram?
66
I Love You ... Maaf ... Akuh ... Pamit!
67
Ada Dua Orang?
68
Orang-Orang Di Masa Lalu
69
Gendis, Lo Masih Inget Gue, Kan?
70
Iih! Lo Lagi?
71
Masih Punya Muka Lo, Buat Dateng Ke sini?
72
Datang Lagi?!
73
Hah! Ini Ada Lagi?!
74
Perhatian Teman-Teman Gendis
75
Perdebatan Widi Dan Bejo
76
Teddy Dan Pak Bayu
77
Nasihat Pak Bayu
78
Kegigihan Teddy
79
Di Rumah Gendis
80
Pengalihan Kondisi Gendis
81
Pertemuan Dengan Keluarga Teddy
82
Firasat Widi Dan Kecurigaan Cindy
83
Telfon Dan SMS Dari Teddy.
84
Di Rumah Teddy
85
Tipuan!
86
Copyan
87
Pangeran Bertopeng
88
Asli Atau Palsu?
89
Nasihat Bu Eloise
90
Hari Pertama Magang
91
Titipan Untuk Gendis
92
Emosi Ranger Merah
93
Pengalihan Gendis Dari Ulah Bram
94
Ditolong Cowok Bermasker dan Memakai Baseball Cap
95
Curhatan Teddy
96
Deka dan Teddy Berbeda Ndis.
97
Nasihat Power Rangers Gendis Untuk Teddy
98
Perhatian dan Hati Yang Terkunci
99
Mencurigakan Banget Lo!
100
Pertemuan di Kafe dan Panggilan Telfon
101
Gue Menyerah Bukan Karena Takut, Tapi karena Gue Sayang Sama Lo!
102
Spesial Bab [Dua Kabar]
103
Spesial Bab [Kabar Duka]
104
Spesial Bab [Kejadian di Stasiun]
105
Spesial Bab [Pertemuan Terakhir Gendis Dan Teddy]
106
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!