Mabuk

Sepulang Gendis dan Maya setelah acara pelantikan OSIS, Nover menjemput keduanya dan membawa mereka ke butik.

"Mau ngapain mas?" tanya Gendis kebingungan karena dibawa ke butik, dan bukan dibawa pulang ke rumahnya.

"Steve ulang tahun, Cindy ngundang kalian juga buat ikut memeriahkan acara." tutur Nover, menjawabi pertanyaan adik sepupunya itu.

"Cepet pilih gaunnya, biar habis ini kita ke salon." lanjut Nover lagi.

"Kita pilih gaun samaan aja yuk Ndis," ucap Maya memulai obrolan karena memang sejak perjalanan pulang tadi, mereka hanya diem-dieman.

Gendis malah acuh, untungnya juga Nover sibuk di area pakaian laki-laki, dan nggak memperhatikan interaksi kedua cewek ini.

Maya pun pasrah, karena tau kalau Gendis marah sama keputusannya itu, selama mereka ikut pelantikan OSIS.

Setelah memilih gaun, yang juga sudah dibayar Nover. Keduanya dibawa Nover ke salon, padahal Gendis kepingin banget pulang dulu ke rumahnya untuk mandi, meskipun di tempat pelantikan tadi udah sempet mandi. Tapi Gendis merasa nggak pede, karena takut bau badan.

Mereka pun tiba di hotel, tempat Cindy mengadakan kejutan untuk ulang tahun Stev, setelah ke salon tadi dan memakai gaun cantik yang mereka pilih sendiri.

Gendis dan Maya seperti biasa dilirik sinis sama Oliv, tapi untungnya Bram langsung mengalihkan sebelum Oliv komentar.

"Lo cantik banget May, didandanin gitu," ucap Bram memuji, tapi tatapan matanya juga tertuju ke Gendis.

Belum sempet komentar soal penampilannya Gendis, dahinya Bram langsung disentil Rezy, supaya Bram merhatiin Nover. Padahal, Nover juga nggak mempermasalahkan pujian itu.

Beruntung Oliv nggak sempet komentar apa-apa, karena semuanya sudah berkumpul di meja makan. Dan tiba-tiba aja lampu ruangan meredup, terlihat semua teman-teman Stev termasuk Stev terkejut. Hanya Cindy yang biasa aja, karena ini memang idenya untuk hari spesial bagi kekasihnya itu.

Lampu belum menyalah, tapi terihat lilin yang berjalan mendekati mereka, dan begitu lilin tersebut mendekat, lampu pun menyalah dan langsung terlihat hadiah spesial untuk Stev.

Stev langsung berdiri, netranya sampai berkaca-kaca karena terharu sama kejutan yang diberikan Cindy. Karena Cindy sampai mendatangkan keluarganya Stev yang tinggal di luar negeri.

Tadinya, Papa-Mamanya Stev bekerja di Indonesia selama Stev Sd. Dan saat Steve SMP, Mama dan Papanya pindah negara lagi untuk melanjutkan bisnis mereka.

Stev yang sudah terlalu dekat dengan sahabat-sahabatnya ini, memutuskan melanjutkan sekolahnya di Indonesia dan tinggal bareng temen-temennya, walaupun harus jauh dari keluarganya. Karena itu, Stev merasa bahagia bukan main, melihat kedatangan orang tua dan juga kakak dan adiknya.

Gendis terlihat nggak menikmati acara ulang tahun Stev, karena obrolan mulai mempergunakan bahasa Inggris.

Gendis berdiri menghampiri pemandangan yang terhalang kaca, Rezy langsung mendekat dan membuka kaca tersebut, yang tersambung ke balkon hotel.

"Bosen?" tanya Rezy.

Gendis tersenyum kaku, karena nggak berani menjawab jujur.

"Lo bukan satu-satunya orang yang bosen sama acara ini," ucap Rezy sambil tersenyum.

"Kak Rezy bosen memangnya?"

"Iya, karena udah sering. Terus juga, gue harus mengosongkan jadwal main game di tanggal-tanggal kayak gini," ucap Rezy menjelaskan.

Gendis menyimak ucapan Rezy, meskipun kepalanya juga sedang mengingat kejadian pertama kalinya Gendis diundang ke acara ulang tahunnya Doni. Kini, Gendis bisa hadir lagi di acara ulang tahun salah satu sahabatnya Nover, namun dengan personel yang sudah berkurang satu.

"Kak?" sela Gendis, mengalihkan kesedihannya sambil mengarahkan kedua manik matanya ke langit cerah yang menampakkan bintangnya.

"Lo udah siap bacanya?" tanya Rezy, membalas panggilan Gendis tadi.

Gendis menggelengkan kepalanya.

"Kak Doni lagi apa ya kak? Gendis cuman mau tau, apa dia ikut ngucapin selamat ke kak Stev?"

Rezy langsung memegang kedua sisi dahinya, dengan kedua jarinya seperti orang berpikir sambil memejamkan mata.

"Mmmh ..., Doni sekarang lagi ngomong, kalau lo nggak usah khawatir sama dia lagi, karena dia bakalan khawatir kalau lo mikirin dia," ucap Rezy dan membuat Gendis tersenyum.

"Ekh ..., gimana kak? Gendis bingung."

Rezy pun malah tertawa.

"Kirain ngerti, gue juga lupa ngomong apa tadi." Rezy sengaja ngomong begitu, supaya Gendis melupakan Doni dan kembali tersenyum.

"Mau masuk atau tetep di sini?"

"Di sini aja kak, di dalem terlampau seru. Gendis juga nggak ngerti ngomongin apaan," ucapnya.

Rezy melepaskan setelan jasnya, supaya dipakai sama Gendis, karena Gendis kelihatan kedinginan.

"Kakak emangnya nggak kedinginan?" tanya Gendis, kebingungan melihat Rezy yang mengkhawatirkannya.

"Kalau gue kasih ke lo, berarti gue kegerahan," ucap Rezy, yang akhirnya diambil Gendis, untuk menyelimuti tubuhnya yang memang merasa kedinginan karena udara malam.

"Mau gue ambilin minuman?” tanya Rezy, menawarkan.

Gendis hanya menggeleng.

"Mau gue panggilin Maya, biar nemenin lo di sini?" Rezy bertanya lagi, supaya Gendis bisa teralihkan dari perasaan bosannya.

"Nggak usah kak, biarin aja dia sama mas Nover," ucap Gendis.

Alasan Gendis mengalihkan dari tempat acara, juga karena menghindari Maya karena konflik yang terjadi saat pelantikan OSIS.

Nover dan Maya punya waktu 3 bulan lagi untuk bersama, karena Maya mau pindah sekolah ke Solo. Neneknya yang sakit-sakitan itu, kepingin Maya yang mengurusnya.

Alasan Gendis menghindari Maya, juga karena Gendis nggak bisa melepas Maya. Gendis kesel, karena harus berpisah dan Maya baru menjelaskan saat acara peremajaan OSIS.

Gendis jelas nggak mau pisah sama Maya. Apalagi kondisi Gendis sekarang ini masih dalam kondisi kehilangan Doni, dan membutuhkan suport dan pengalihan dari sahabat perempuan satu-satunya itu.

Rezy baru selesai menyimak ucapan Gendis, tiba-tiba aja Bram datang.

"Ekh! Ngapain di sini berduaan?"

Keduanya menoleh mendengar suara Bram, belum ada jawaban dari Gendis maupun Rezy. Bram pun langsung tersenyum ke arah Gendis.

"Gendis jadi tambah cantik pake gaun dan didandanin." puji Bram.

Rezy melirik aneh karena ucapan Bram. Baru aja Rezy melangkah, tangan dan tubuh Bram langsung menyambar dan memeluk Gendis, lalu mencium pipi Gendis.

Rezy jelas langsung mendorong Bram, lalu menarik Gendis berlindung di belakang badan Rezy.

"Lo mabuk ya?" tukas Rezy, dengan kedua matanya yang menjelaskan kalau dia kaget bukan main, dan juga kesal ke sahabatnya itu.

Rezy nggak mendapat jawaban dari Bram, yang seketika terjatuh ke lantai dan nggak berapa lama, temen-temennya yang lain pun langsung ke luar termasuk Papanya Stev.

"Akh bener kan tuh!" ujar Nover, yang langsung berlari mengangkat Bram, karena Rezy malah mengacuhkan Bram dan masih memegang tangan Gendis dan melindungi Gendis.

Bram nggak sengaja menenggak minuman yang disangkanya soft drink, padahal itu wine milik Papanya Stev, karena kursi yang Bram tempati dekat dengan kursi beliau. Makanya Papanya Stev terkejut, karena minumannya tiba-tiba habis, padahal belum beliau minum dan justru sengaja botol minuman alkohol itu nggak ditaruh di atas meja, karena menghormati anak-anak ini. Alhasil, malah jadi bencana karena keteledoran Bram.

"Kak, jangan bilang-bilang kejadian tadi ya?" bisik Gendis ke Rezy.

"Lo mau gue anter pulang sekarang?" lirik Rezy, masih dengan menyembunyikan Gendis di balik punggungnya.

"He'em ..." seraya Gendis menganggukkan kepalanya.

Rezy pun meminta izin Nover untuk mengantar Gendis pulang. Dan sepanjang perjalanan, Gendis nggak sama sekali ngobrol sama Rezy. Dia masih terlihat kaget sama kejadian tadi, sekaligus malu sama ulah yang Bram buat tadi.

🔜 Next 🔜

Episodes
1 Ndis, Ayok Sadar.
2 Protected
3 Tidak Mudah Melupakannya
4 Jangan Sebut Namanya lagi.
5 Mabuk
6 Diary
7 Kedatangan Tamu
8 Maya Dan Nover
9 Power Rangers
10 Patah Hati
11 Teman Main Game
12 Kebahagiaan
13 Ini Bener Kak, Yang Ditulis Kak Doni ...?
14 Mencoba Jatuh Cinta Lagi
15 Ulang Tahun Bram
16 Masalah Di Acara Ulang Tahun Bram
17 Telfon Dari Maya
18 Pertanyaan Yang Membingungkan
19 Belum Move On
20 Confession
21 Liburan Sekolah
22 Dampak Patah Hati
23 Masih Berharap
24 Sekolah Baru
25 Video Call
26 Emosi
27 Di Rumah Sakit
28 Di Hukum
29 Pengagum Rahasia
30 Karena Kamu Punyanya Aku!
31 Kerja Kelompok Dan Obrolan Di Kantin
32 Gue Boleh Minta Tolong?
33 Pertemuan Dua Keluarga
34 Musibah
35 Rumah Baru
36 Cemburu
37 Ada Yang Cemburu Lagi
38 Terjebak Di Tengah-Tengah Tauran
39 Sticky Note Yang Terlupakan
40 Curiga
41 Dejavu
42 Lo Mau Ndis Sama Si Bram?
43 Kepergok
44 Ketakutan Berlebih
45 Undangan Pernikahan
46 Obrolan Memanas
47 Syukurlah, Bukan Deka.
48 Noraknya Teman-Teman Gendis
49 Negatif Thinking
50 Keusilan Rezy, Merubah Mood Gendis
51 Terkecoh
52 Siapa Simon?
53 Panik
54 Merasa Diabaikan
55 Gendis, Oliv Dan Bram
56 Di Rumah Ade
57 Ini Juga Pasti Suruhannya Dia?
58 Kenapa Lo Muncul Sekarang? Kenapa?! Kenapa?!
59 Liburan Yang Tragis
60 Dia Pelakunya
61 Kehilangan Lagi?
62 Air Mata Widi
63 Maksudnya, Dia Sekongkol?
64 Nggak Mungkin! Lo Ngarang, Halusinasi? Mimpi?
65 Kak Bram?
66 I Love You ... Maaf ... Akuh ... Pamit!
67 Ada Dua Orang?
68 Orang-Orang Di Masa Lalu
69 Gendis, Lo Masih Inget Gue, Kan?
70 Iih! Lo Lagi?
71 Masih Punya Muka Lo, Buat Dateng Ke sini?
72 Datang Lagi?!
73 Hah! Ini Ada Lagi?!
74 Perhatian Teman-Teman Gendis
75 Perdebatan Widi Dan Bejo
76 Teddy Dan Pak Bayu
77 Nasihat Pak Bayu
78 Kegigihan Teddy
79 Di Rumah Gendis
80 Pengalihan Kondisi Gendis
81 Pertemuan Dengan Keluarga Teddy
82 Firasat Widi Dan Kecurigaan Cindy
83 Telfon Dan SMS Dari Teddy.
84 Di Rumah Teddy
85 Tipuan!
86 Copyan
87 Pangeran Bertopeng
88 Asli Atau Palsu?
89 Nasihat Bu Eloise
90 Hari Pertama Magang
91 Titipan Untuk Gendis
92 Emosi Ranger Merah
93 Pengalihan Gendis Dari Ulah Bram
94 Ditolong Cowok Bermasker dan Memakai Baseball Cap
95 Curhatan Teddy
96 Deka dan Teddy Berbeda Ndis.
97 Nasihat Power Rangers Gendis Untuk Teddy
98 Perhatian dan Hati Yang Terkunci
99 Mencurigakan Banget Lo!
100 Pertemuan di Kafe dan Panggilan Telfon
101 Gue Menyerah Bukan Karena Takut, Tapi karena Gue Sayang Sama Lo!
102 Spesial Bab [Dua Kabar]
103 Spesial Bab [Kabar Duka]
104 Spesial Bab [Kejadian di Stasiun]
105 Spesial Bab [Pertemuan Terakhir Gendis Dan Teddy]
106 Terima Kasih
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Ndis, Ayok Sadar.
2
Protected
3
Tidak Mudah Melupakannya
4
Jangan Sebut Namanya lagi.
5
Mabuk
6
Diary
7
Kedatangan Tamu
8
Maya Dan Nover
9
Power Rangers
10
Patah Hati
11
Teman Main Game
12
Kebahagiaan
13
Ini Bener Kak, Yang Ditulis Kak Doni ...?
14
Mencoba Jatuh Cinta Lagi
15
Ulang Tahun Bram
16
Masalah Di Acara Ulang Tahun Bram
17
Telfon Dari Maya
18
Pertanyaan Yang Membingungkan
19
Belum Move On
20
Confession
21
Liburan Sekolah
22
Dampak Patah Hati
23
Masih Berharap
24
Sekolah Baru
25
Video Call
26
Emosi
27
Di Rumah Sakit
28
Di Hukum
29
Pengagum Rahasia
30
Karena Kamu Punyanya Aku!
31
Kerja Kelompok Dan Obrolan Di Kantin
32
Gue Boleh Minta Tolong?
33
Pertemuan Dua Keluarga
34
Musibah
35
Rumah Baru
36
Cemburu
37
Ada Yang Cemburu Lagi
38
Terjebak Di Tengah-Tengah Tauran
39
Sticky Note Yang Terlupakan
40
Curiga
41
Dejavu
42
Lo Mau Ndis Sama Si Bram?
43
Kepergok
44
Ketakutan Berlebih
45
Undangan Pernikahan
46
Obrolan Memanas
47
Syukurlah, Bukan Deka.
48
Noraknya Teman-Teman Gendis
49
Negatif Thinking
50
Keusilan Rezy, Merubah Mood Gendis
51
Terkecoh
52
Siapa Simon?
53
Panik
54
Merasa Diabaikan
55
Gendis, Oliv Dan Bram
56
Di Rumah Ade
57
Ini Juga Pasti Suruhannya Dia?
58
Kenapa Lo Muncul Sekarang? Kenapa?! Kenapa?!
59
Liburan Yang Tragis
60
Dia Pelakunya
61
Kehilangan Lagi?
62
Air Mata Widi
63
Maksudnya, Dia Sekongkol?
64
Nggak Mungkin! Lo Ngarang, Halusinasi? Mimpi?
65
Kak Bram?
66
I Love You ... Maaf ... Akuh ... Pamit!
67
Ada Dua Orang?
68
Orang-Orang Di Masa Lalu
69
Gendis, Lo Masih Inget Gue, Kan?
70
Iih! Lo Lagi?
71
Masih Punya Muka Lo, Buat Dateng Ke sini?
72
Datang Lagi?!
73
Hah! Ini Ada Lagi?!
74
Perhatian Teman-Teman Gendis
75
Perdebatan Widi Dan Bejo
76
Teddy Dan Pak Bayu
77
Nasihat Pak Bayu
78
Kegigihan Teddy
79
Di Rumah Gendis
80
Pengalihan Kondisi Gendis
81
Pertemuan Dengan Keluarga Teddy
82
Firasat Widi Dan Kecurigaan Cindy
83
Telfon Dan SMS Dari Teddy.
84
Di Rumah Teddy
85
Tipuan!
86
Copyan
87
Pangeran Bertopeng
88
Asli Atau Palsu?
89
Nasihat Bu Eloise
90
Hari Pertama Magang
91
Titipan Untuk Gendis
92
Emosi Ranger Merah
93
Pengalihan Gendis Dari Ulah Bram
94
Ditolong Cowok Bermasker dan Memakai Baseball Cap
95
Curhatan Teddy
96
Deka dan Teddy Berbeda Ndis.
97
Nasihat Power Rangers Gendis Untuk Teddy
98
Perhatian dan Hati Yang Terkunci
99
Mencurigakan Banget Lo!
100
Pertemuan di Kafe dan Panggilan Telfon
101
Gue Menyerah Bukan Karena Takut, Tapi karena Gue Sayang Sama Lo!
102
Spesial Bab [Dua Kabar]
103
Spesial Bab [Kabar Duka]
104
Spesial Bab [Kejadian di Stasiun]
105
Spesial Bab [Pertemuan Terakhir Gendis Dan Teddy]
106
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!