Makan malam bersama

Dylan pun turun menghampiri mereka di dapur selain ada istri dan ibunya di sana juga ada art yang membantu mereka Ia mengambil segelas air putih dan meneguknya hingga habis.

Ia menatap istrinya yang sedang berbicara dengan mbok Sri art nya yang wanita paruh baya itu nampak mengajari istrinya cara memasak.Ia pun tak sadar tersenyum melihat nya.

"Lan kamu sudah pulang?" tanya mama Diana dan Dylan pun menganggukan kepalanya.

Nadhira pun menoleh Ia bisa melihat suami nya sudah fres sepertinya Dylan menang baru selesai mandi karna terlihat rambut nya basah.

"Ra sana kamu mandi dulu nanti kita sarapan bersama," ucap mama Diana mau tak mau Ia pun langsung meninggalkan pekerjaannya yang sedang memotong sayuran.

"Ayo ikut Mas," ucap Dylan berjalan lebih dulu.

Nadhira pun mengikuti langkah suami nya ke lantai atas dimana kamar mereka Dylan berada.

"Ayo masuk," ajaknya.

Nadhira pun mengeratkan tangan nya pada tali tas selempang nya Ia melirik keadaan kamar suami nya itu setelah pintu kamar tertutup.

'Kamar sultan,' batinnya.

Kamar nya nampak luas empak kali lipat dari kamar tidur nya tempat nya sangat rapi dengan tempat tidur yang besar dan sepertinya sangat empuk.

Dinding nya berwarna abu tidak ada yang aneh di sana hanya beberapa lemari dan berisi buku dan juga meja tempat Dylan bekerja dan beberapa poto Dylan saat kecil.

"Ini handuk nya," ucap Dylan memberikan sebuah handuk yang Ia ambil dari lemari.

Nadhira pun tersadar dari lamunan nya dan segera masuk ke dalam kamar mandi Ia kembali ternganga saat melihat kamar mandi nya yang juga mewah.

"Seperti mimpi," gumannya sambil menyalakan air mengisi bathtub dengan air hangat.

"Berendam sebentar boleh lah," gumannya sambil tersenyum Ia pun melepaskan pakaian nya dan mulai masuk kedalam bathtub.

Tiga puluh menit berlalu Dylan pun terpaksa mengetuk pintu kamar mandi karna istrinya tak kunjung keluar.

tok tok tok.

"Ra kamu baik baik saja kan?" teriaknya.

Nadhira pun terbangun dari tidur nya Ia tidak sadar kalo ketiduran Ia pun langsung bangkit sambil menjawab panggilan suaminya.

"Iya mas bentar," jawab nya.

Ia pun menyalakan shower untuk membersihkan tubuhnya yang penuh busa setelah selesai Ia pun mengambil handuk namun Ia bingung harus memakai apa karna baju nya basah terkena air.

Ia pun membuka sedikit pintu kamar mandi dan hanya nongol kepalanya saja.

Dengan menahan malu Ia memanggil suami nya karna Ia bingung harus meminta bantuan pada siapa lagi.

"Mas."

Dylan yang sedang membaca di atas sofa pun menoleh Ia mengerutkan kening nya melihat istrinya belum juga keluar dari kamar mandi.

"Ada apa?"

"Aku gak bawa baju ganti," ujar nya dan Dylan pun baru sadar kalo belum memberi tahu istrinya tentang baju ganti.

"Baju kamu ada di lemari mama yang siapin," ucap nya kembali menatap buku yang Ia baca.

"Tapi Mas?"

"Apa lagi?"

Dylan pun sadar pasti istri nya malu keluar hanya memakai handuk saja dan itu pun tidak baik jika di lihat oleh nya maka dari itu Ia pun pindah ke balkon kamar.

"Iya. Mas keluar," ucap nya membuka pintu balkon dan duduk di kursi sambil melanjutkan membaca.

Melihat suami nya sudah keluar Nadhira pun segera keluar Ia masuk ke ruang ganti dan mencari dimana lemari yang Dylan maksud untung saja baru membuka satu lemari pun Ia langsung menemukan pakaian wanita di sana.

"Astaga banyak banget baju nya," gumannya.

Ia pun mengambil dres bunga bunga dan itu sangat pas di tubuh nya Ia bersyukur mempunyai mertua yang sangat baik dan perhatian seperti mama Diana bahkan semua yang di perlukan Nadhira ada di sana.

Mulai dari tas sepatu baju dan pakaian dalam semua lengkap di sana juga Ia melihat satu kotak berisi skincare yang sama seperti yang Ia pakai sebelumnya.

"Makasih banyak Mama Diana," gumannya Ia seperti mempunyai ibu kandung lagi.

Ia pun segera mengeringkan rambutnya dengan hairdryer yang sudah tersedia di sana setelah rapi

Ia pun keluar dari ruang ganti dan menemui suami nya yang masih asyik dengan buku nya.

"Mas ngerokok?" tanya Nadhira melihat kepulan asap dari atas asbak terlihat batang rokok yang tinggal setengah.

Dylan pun langsung mematikan nya Ia tidak mau istrinya marah melihat nya merokok.

"Mas jarang merokok kok tadi cuma lagi gabut aja," jawab nya dan Nadhira pun hanya menganggukan kepalanya.

"Duduklah," ucap Dylan menarik tangan istrinya dan Nadhira pun jatuh di pangkuan suami nya itu.

Jantung nya berdegup kencang entah mengapa Ia sangat malu berdekatan dengan Dylan dengan jarak yang begitu dekat.

"Kamu wangi banget," ucap nya mencium rambut gadis itu.

Tok tok tok

Mendengar suara pintu di ketuk Nadhira pun segera turun dari pangkuan suami nya.

"Ayo Mas mama manggil," ajak nya dan Ia pun segera pergi untuk membuka pintu sedangkan Dylan hanya bisa pasrah Ia mengikuti istrinya dan meletakan buku di atas meja.

Terlihat mbok Sri memanggil mereka untuk makan malam bersama.

"Ibu nyuruh non sama aden turun buat makan malam," ucap mbok Sri dan Nadhira pun menganguk.

"Iya. Maaf ya mbok merepotkan," ucap gadis itu.

"Gak papa non sudah kewajiban si mbok," jawab nya.

Mereka pun turun untuk makan malam bersama di ruang makan sudah ada mama Diana dan Papa Dion mereka nampak tersenyum menyambut anak dan menantu nya.

"Ayo duduk kalian pasti sudah lapar kan," ucap mama Diana.

Nadhira pun tersenyum saat Dylan menarik kursi untuk nya.

"Dimana Ren?" tanya Dylan tak menemukan adik nya di sana.

"Dia keluar katanya mau bertemu dengan temannya," jawab mama Diana.

"Adikmu itu selalu saja keluyuran," ucap papa Dion.

"Sudah sudah ayo duduk," ucap mama Diana.

Mereka pun duduk bersebelahan membuat orang tua mereka senang karna walau pun mereka menikah tanpa cinta namun seperti nya mereka berdua bisa menyesuaikan diri masing masing.

Nadhira pun mengambilkan nasi untuk suami seperti yang di ajar kan ibu nya dan itu membuat Diana semakin kagum karna Biaca berhasil mendidik Nadhira menjadi wanita yang baik.

"Segini cukup Mas?" tanya gadis itu dan Dylan pun mengangguk.

"Nah sayang ini dan ini makanan kesukaan Mas Dylan nanti mama ajari cara biki nya biar suami kamu betah makan di rumah," ucap mama Diana menunjuk dua menu yang ada di meja.

Nadhira pun mengangguk setelah mengambil kan nya untuk Dylan lalu Ia menyerahkan piring yang sudah berisi itu pada suami nya kini giliran nya mengambil nasi.

Porsi makan gadis itu dari dulu memang tidak banyak dan itu membuat mama Diana terus protes.

"Makan yang banyak sayang," ucap nya meletakan ayam goreng di piring gadis itu karna Nadhira hanya mengambil sayur saja sebagai lauk nya.

Bukan Ia tidak suka dengan menu lain nya namun gigi nya sedang tidak baik baik saja apalagi ayam nya lumayan garing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!