Gelisah

Acara pernikahan Seno pun akan berjalan besok Nadhira pun galau antara datang atau tidak ke acara itu, karna Ia sendiri mendapatkan undangan khusus dari keluarga Seno.

"Harusnya lu tunjukin sama mereka kalo lu bisa lebih baik tanpa Seno," ucap Vanesa menyemangati sahabat nya.

"Tapi gua bingung nanti malah gua yang di buat malu sama mereka lagian gua gak ada teman Nes masa gua pergi sendiri sih," jawab nya.

"Lu ajak suami lu dong Ra apa susah nya sih?"

Namun gadis itu menggelengkan kepalanya,Nadhira memang tidak berani mengajak suami nya pergi ke acara itu apalagi Dylan memang tidak menyukai mantan pacar nya itu mana mau pria itu datang sebagai tamu undangan.

"Gua bingung sama lu.Apa suami lu gak bisa di ajak ngobrol sehingga lu selalu malu saat membutuhkan nya?"

"Bukan begitu. Gua gak enak aja ngajak nya takut nya Mas Dylan gak mau gua ajak ke acara itu," jelas nya namun Vanesa tetap saja membujuk Nadhira agar pergi ke sana dengan suami nya.

"Coba aja dulu Ra apa susah nya sih, nanti kalo pun pak Dylan gak bisa lu gak usah datang oke," usul Vanesa dan Nadhira pun pasrah karna Ia yakin suami nya tidak akan mau pergi.

Sepulang nya dari kampus Nadhira pun dengan cepat menyelesaikan tugas yang dosen nya berikan meski dalam perasaan waswas namun akhirnya Ia selesai juga.

Tak berselang lama Dylan pun datang Ia melihat istrinya duduk melamun di depan leptop.

"Ra kamu baik baik saja?" tanya Dylan takut nya terjadi sesuatu pada gadis itu.

Nadhira pun tersadar dari lamunan nya lantas menoleh, Ia kaget melihat Dylan sudah ada di sana.

"Mas sejak kapan berdiri di sana?" tanya Nadhira berdiri mendekati suami nya Ia mengulurkan tangannya salim.

"Dari tadi," jawab Dylan membiarkan Nadhira mencium tangan nya.

"Oh maaf aku tidak tahu kalo Mas sudah pulang," ujar nya merasa tidak enak karna sudah melamun sehingga tidak sadar kalo Dylan sudah pulang.

"Tidak apa apa."

"Apa mas mau di buatkan minum?" tanya Nadhira namun Dylan menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Mas mau langsung mandi malam ini Mas mau ketemu sama teman," jawab nya.

Nadhira pun menunduk dalam hati nya Ia penasaran siapa yang akan di temui oleh Dylan malam ini apa seorang wanita. Apa mungkin Dylan masih punya pacar di belakang nya?

Dylan pun langsung masuk ke dalam kamar mandi, dan gadis itu pun memilih diam di depan leptop nya Ia bingung harus berbuat apa sekarang.

Tak berselang lama Dylan pun kembali sudah memakai baju rapi seperti nya memang suami nya akan bertemu dengan orang penting.

"Gak usah masak kamu beli aja karna aku gak makan di rumah malam ini," ucap Dylan sambil memasang jam tangan nya.

"Iya Mas," jawab nya.

Dylan pun sudah wangi dan rapi Ia pun pamit pergi karna teman nya sudah sampai di tempat yang mereka janjikan.

"Mas pamit ya kamu hati hati di rumah jangan lupa kunci pintu nanti Mas bawa kunci cadangan," ucap nya dan Nadhira pun mengangguk.

Ia mengantar suami nya sampai di depan rumah dan masuk ke dalam rumah setelah melihat mobil melaju meninggalkan pekarangan rumah.

Dengan perasaan yang campur aduk Ia pun duduk bersandar di sofa Ia penasaran apa yang akan Dylan lakukan bersama teman teman nya.

"Harus nya gua gak boleh berprasangka buruk sama Mas Dylan walau bagaimana pun dia suami gua sekarang. Kalo pun Ia punya pacar di luar sana tapi posisi gua lebih baik dari cewek itu," gumannya berusaha berpikir positif.

Satu jam berlalu Ia masih saja gelisah hingga ponsel nya berbunyi tanda ada pesan masuk, dengan cepat Ia pun mengambil ponsel itu dan membuka chat itu.

Ia mengerutkan kening saat Vanesa mengirimkan sebuah foto di cafe lalu Ia membuka sebuah vidio pendek yang Vanesa kirimkan Ia langsung melebarkan matanya saat melihat siapa yang ada di vidio itu.

(Ra bukannya ini laki lu?) tanya Vanesa di bawah poto itu.

Terlihat jelas wajah yang ada di foto itu yaitu Dylan sedang duduk berhadapan dengan seorang wanita.

"Apa mungkin dugaan gua kalo Mas Dylan punya wanita lain di luar sana?" gumannya sambil mengusap air mata nya yang tiba tiba saja jatuh.

(Ra lu baik baik saja kan, kenapa gak bales?) satu chat lagi masuk dari Vanesa.

Ia pun menghela nafas panjang lalu mengeluarkan nya pelan Ia membalas chat yang Vanesa kirim.

(Gua gak papa kok, Mas Dylan tadi udah bilang kalo dia mau ketemu sama teman nya) jawab Nadhira Ia tidak mau berpikir negatif tentang Dylan di hadapan Vanesa walau bagaimana pun rumah tangga nya hanya Ia yang tahu.

(Oh syukurlah kalo begitu) balas Vanesa.

Vanesa memang sangat menyayangi sahabat nya itu Ia takut kalo Dylan mempermainkan nya dan Ia adalah orang pertama yang akan memberikan pelajaran pada pria itu.

Sedangkan Nadhira semakin cemas Ia benar benar tidak bisa berfikir jernih Ia yakin kalo wanita itu pacar Dylan karna mereka terlihat sangat akrab.

Ia semakin gelisah hingga terdengar ponsel nya berdering terlihat nama Dareen tertera di sana, karna penasaran Ia pun langsung mengangkatnya.

Ternyata pemuda itu hanya iseng saja menghubungi nya dan hanya ingin mendengar suara nya saja dengan alasan kangen pada sahabat nya itu.

Nadhira pun hanya tersenyum mendengarnya Ia benar benar terhibur dengan kekocakan Dareen sehingga Ia lupa kalo Dylan sedang bersama wanita lain.

Saat sedang asyik bercanda tiba tiba bel rumah berbunyi. Ia pun bingung bukankah Dylan membawa kunci cadangan lalu kenapa menekan bel?

Nadhira pun melangkah membuka pintu rumah tanpa mematikan sambungan telpon nya.

Dan tanpa di sangka sangka ternyata Seno yang datang. Nadhira dengan cepat menutup pintu kembali namun Seno bisa membuka nya.

"Tunggu Ra aku mau bicara," ucap Seno mendekati nya dengan cepat Nadhira menepis tangan Seno hingga ponsel nya terjatuh namun masih tersambung dan Dareen bisa mendengar jelas apa yang mereka katakan.

"Pergi!! ngapain sih kamu kesini?" ucap Nadhira sedikit berteriak mengusir pria itu.

"Aku hanya mau kamu," jawab Seno.

"Dasar gila," jawab Nadhira kesal.

"Ayo Ra kita pergi kita bisa kawin lari," ajak berusaha mendekati Nadhira namun gadis itu terus saja menghindar.

"Apa otak lu udah geser, berani berani nya ngajak gua pergi lu sadar gak sih apa yang lu lakuin bukannya besok lu mau nikah?"

"Gua gak peduli gua hanya mau lu Ra," ucap nya Ia pun mengeluarkan sapu tangan dari saku celana nya dan membekap mulut dan hidung Nadhira hingga gadis itu pun jatuh tak sadarkan diri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!