Ngajak pindah

Malam itu Nadhira tidur di kamar ibunya bersama tante Diana sedangkan Dylan terpaksa tidur bersama ayah nya di kamar gadis itu.

"Nak apa kamu bahagia dengan pernikahan mu ini?" tanya Papa Dion.

Ini kali pertama nya Dion bertanya tentang hal pribadi dengan Dylan biasa nya mereka akan bicara tentang pekerjaan saja.

Dylan pun tersenyum lalu mengangukan kepalanya.

"Kamu yakin?"

"Aku sangat yakin. Papa tahu kan aku sudah menunggu ini dari dulu," jawab nya.

"Apa kamu tahu dia sudah pernah berpacaran sebelum nya?"

Dylan pun menganggukan kepalanya Ia memang tahu itu semua dari ibu nya namun Dylan sendiri tidak pernah bertemu dengan pria yang di kabarkan dekat dengan Nadhira karna Ia sendiri sibuk bekerja.

"Aku yakin dia gadis yang baik dan bisa menjaga kehormatan rumah tangga kita," ucap Dylan.

Meski Ia tidak yakin akan hal itu namun Ia harus percaya kalo kekuatan cinta itu ada semoga saja Nadhira bisa mencintai nya seperti Ia mencintai gadis itu.

"Apa yang akan kamu lakukan jika mantan pacar Nadhira mengajak nya kembali kamu tahu kan mereka pernah saling mencintai?" tanya Dion ingin tahu apa reaksi Dylan saat Ia bertanya tentang hal itu.

Dylan sendiri nampak diam namun dalam hati nya was was Ia takut Nadhira akan meninggalkan nya dan memilih pria itu.

"Aku akan mempertahankan nya," jawab nya tidak yakin.

"Bagaimana kalo Nadhira tidak bahagia dengan mu dan meminta kamu melepaskan nya?"

Dylan pun menghela nafas panjang meski Ia tidak rela namun cinta tidak bisa di paksakan Ia harus bisa menerima kenyataan.

"Aku akan melepaskan nya jika itu membuat nya bahagia. Aku akan ikhlas jika itu baik untuk nya," jawab Dylan.

Dion pun tersenyum kagum dengan apa yang Dylan katakan ternyata anak sulung nya itu sudah dewasa sekarang dan itu mengingatkan nya pada Ia muda dulu.

Dimana ia hampir kehilangan Diana karna keegoisan nya Ia merelakan Diana menikah dengan Andre untung saja Andre dengan ikhlas melepaskan Diana untuk nya.

"Kenapa Papa tersenyum?" tanya Dylan heran.

"Papa hanya bangga kepadamu nak," ucap nya dan Dylan pun tersenyum samar.

Mereka pun sama sama memejamkan mata nya Dion sendiri merasa tenang karna sudah menepati janji nya pada mendiang ayah nya Nadhira yaitu Mas Andre .

'Mas aku sudah menepati janji kita menikahkan anakmu dengan anakku semoga kamu dan mbak Bia tenang di alam sana. Kita do'akan saja semoga mereka bisa menjalani rumah tangga dengan baik dan bisa melewati ujian nya,' batin Dion.

Sedangkan Dylan sendiri masih kepikiran dengan perkataan Papa Dion tentang mantan pacar Nadhira sebeneranya Ia ingin tahu pria seperti apa yang bisa membuat Nadhira jatuh cinta namun Ia tidak ada waktu untuk hal itu.

Keesokan hari nya Nadhira sudah bangun Ia membantu tante Diana masak di dapur sungguh ini membuat nya sedikit malu karna Ia tidak bisa memasak.

"Apa yang tante buat?" tanya Nadhira berdiri di dekat wanita paruh baya itu.

"Hey kenapa masih panggil tante. Panggil mama dong sayang," ucap Diana.

Nadhira sendiri lupa kalo Diana adalah ibu mertuanya sekarang.

"Maaf mah," jawab nya merasa tidak enak.

"Kamu anak mama dan papa sekarang kalo ada apa apa cerita pada kami karna kamu bukan hanya tanggung jawab Dylan namun tanggung jawab kami juga," ucap nya dan Nadhira pun terharu mendengar nya Ia sampai meneteskan air mata nya.

"Hey kenapa malah nangis?" tanya Diana kaget melihat gadis itu menyeka air mata nya.

"Aku hanya senang ada kalian dalam hidupku, terimakasih banyak," ucap nya tulus.

Diana pun membawa gadis itu dalam pelukan nya.

"Kami berharap kamu bisa bahagia sayang," ucap nya.

"Udah ya jangan nangis mari bantu mama buat nasi goreng Papa dan Dylan sangat suka sarapan yang seperti ini," ucap nya dan gadis itu pun menganggukan kepalanya sambil terus memperhatikan bumbu apa saja yang tante Diana masukan mungkin besok besok Ia akan mencoba nya.

"Apa kamu bisa masak?" tanya tante Diana namun dengan cepat Nadhira menggelengkan kepalanya meski Ia bisa masak namun masakan yang Ia masak hanya masakan rumahan dan Ia yakin Dylan dan orang tua nya tidak pernah makan makanan seperti itu karna mereka orang kaya makanan nya pun berbeda dengan diri nya.

"Saya tidak bisa," jawab Nadhira.

Tante Diana pun tersenyum mendengar nya namun Ia tidak percaya karna mbak Bia dulu mempunyai sebuah restoran.

"Tidak masalah kami bisa membeli nya di luar," ucap Dylan yang entah sejak kapan berdiri di belakang mereka.

Sontak saja mereka berdua pun menoleh sedangkan Dylan hanya tersenyum lalu mengambil satu gelas air putih di atas meja makan.

"Kakak sudah bangun?" tanya Nadhira sedangkan Diana menahan tawa Ia merasa lucu dengan mereka yang sama sama malu.

"Panggil Mas dong Ra. Masa panggil kakak sih," canda Diana dan itu sukses membuat wajah Nadhira memerah sedangkan Dylan hanya tersenyum mendengar nya.

"Mama panggil papa sebentar ya. Ra tolong kamu teruskan ini," ucap Diana dan gadis itu pun mengangguk Ia mengambil mangkuk besar untuk nasi goreng itu.

"Bisa ku bantu?" tanya Dylan dan Nadhira pun menggelengkan kepalanya Ia malu jika harus meminta bantuan Dylan.

"Kakak duduk saja biar aku yang siapkan," jawab nya tanpa menoleh entah mengapa Ia masih merasa canggung dengan suami nya itu.

"Kakak?" ucap Dylan mengulang panggilan Nadhira.

Gadis itu pun menghela nafas panjang lalu mengeluarkan nya pelan Ia berusaha tenang.

"Emm apa Mas mau di buatkan kopi?" tanya Nadhira meski masih kaku dan belum terbiasa Ia harus bisa membiasakan diri memanggil Dylan dengan sebutan Mas apalagi usia mereka yang terlampau jauh.

"Saya tidak minum kopi cukup buatkan teh saja," ucap nya dan Nadhira pun paham.

Ia menyiapkan satu cangkir teh untuk suami nya itu.

Sedangkan Diana dan Dion nampak mengintip di balik pintu mereka tersenyum melihat pengantin baru yang masih malu malu meong itu.

"Gimana Pah mereka seperti nya semakin akrab," ucap Diana.

"Iya semoga saja rumah tangga mereka langgeng sampai maut memisahkan," ucap Dion dan langsung di aminkan oleh sang istri.

Setelah melihat anak dan menantu mereka diam diam akhirnya Diana dan Dion pun menghampiri mereka dan ikut sarapan bersama.

"Sebaiknya kalian pindah ke rumah kita biar lebih dekat ke kampus," ucap papa Dion.

Nadhira pun nampak diam lalu menatap suami nya dan Dylan pun mengangukan kepalanya setuju.

"Aku terserah Mas Dylan saja Pah," jawab gadis itu.

"Gimana Lan kamu setuju?" tanya Diana.

"Iya aku setuju kita akan pindah setelah Dhira siap," jawab Dylan Ia tahu pasti gadis itu akan berat hati meninggalkan rumah yang penuh kenangan itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!