Pulang ke rumah

"Apa kalian malaikat yang menyamar sebagai manusia?"

Sepasang suami istri itu tertawa mendengar Nadhira berkata seperti itu,bagaimana bisa Ia menganggap mereka seperti malaikat.

"Kamu tuh ada ada saja deh, sudah menjadi kewajiban kami membantu kamu dan ibu mu karna mereka dulu juga sering membantu kami," ucap wanita itu.

Rasanya seperti mimpi di saat Ia sedang kebingungan tiba tiba saja sebuah keajaiban datang menghampiri nya sungguh sangat kebetulan sekali.

Nadhira sangat bersyukur ternyata orang tuanya berbuat baik di masa muda mereka sehingga di masa sekarang kebaikan itu di rasakan oleh nya.

"Saya tidak tahu harus berbuat apa yang jelas saya sangat berterima kasih dan maaf sudah merepotkan," ucapnya sambil mengusap air matanya yang terus mengalir entah lah apa yang Ia rasakan yang jelas rasanya campur aduk antara senang sedih dan juga terharu begitu juga dengan rasa syukur nya yang begitu besar.

Wanita itu mendekat lalu membawa Nadhira ke dalam pelukan nya, Ia sangat tahu bagaimana perasaan Nadhira karna Ia juga pernah mengalami nya dulu saat nenek nya sakit.

"Panggil saya tante Diana dan jangan sungkan anggap kami sebagai orang tua kamu sendiri," ucap nya mengusap bahu Nadhira pelan.

Tangis nya pun semakin deras Ia tidak menyangka akan bertemu dengan mereka sekali lagi Ia sangat bersyukur.

"Menangis lah bila itu membuat mu sedikit tenang," ucap nya melepas pelukan nya lalu memberikan sapu tangan pada nya.

🍀🍀🍀

Beberapa hari berlalu ibu nya pun akhirnya sudah pulih sejak di operasi beberapa hari lalu kondisi nya semakin baik dan hari ini beliau sudah bisa pulang.

Mereka di jemput oleh tante Diana karna Om Dion sedang ada pekerjaan tidak bisa datang ke sana.

"Makasih banyak Di udah bantu kami," ucap Bu Bianca.

"Aku gak suka lho mbak Bia terus berkata seperti itu bukannya kita saudara," ucap Diana merasa kesal karna Bianca terus mengucapkan terimakasih.

"Lagian sudah kewajiban kami membantu mbak Bia ini sebagai tanggung jawab kami kepada mbak dan mendiang Mas Andre," lanjut nya.

Bianca dan Andre dulu pernah membantu Diana saat Ia sedang susah dan Diana sampai saat ini tidak pernah lupa dengan kebaikan mereka.

Sesampai nya di rumah Bianca pun istirahat di dalam kamar sedangkan Nadhira berbincang dengan tante Diana di ruang tamu.

"Kamu kuliah dimana?"

"Di universitas Xx tan," jawab nya.

"Anak tante juga di sana, mungkin saja kamu kenal," ucap nya sambil tersenyum penuh arti.

"Semester berapa?"

"Udah semester akhir tinggal nunggu sidang skripsi saja," jawab nya.

"Syukurlah kalo begitu tante harap kamu bisa cepat lulus dengan nilai yang bagus."

Nadhira pun tersenyum sambil mengaminkan perkataan tante Diana setelah itu tante Diana pun pamit karna sudah hampir malam. Nadhira pun mengantar sampai ke mobil.

"Hati hati tan," ucap nya sambil melambaikan tangan nya.

Tante Diana pun langsung menganggukan sambil tersenyum melajukan mobil nya.

Melihat mobil itu pergi gadis itu pun masuk lalu mengunci pintu rumah, Ia segera pergi ke dapur untuk memasak makan malam untuk mereka berdua.

"Ibu ayo makan dulu," ucap nya meletakan mangkuk bubur di atas nakas lalu Ia membantu ibu nya duduk.

Dengan pelan Ia mengangkat tubuh ibunya dan meletakan bantal untuk bersandar, Ia sangat memperhatikan kenyamanan ibu nya.

"Makasih banyak ya nak maaf ibu terus merepotkan kamu," ucap nya sambil tersenyum.

Nadhira pun menggelengkan kepalanya Ia tidak merasa di repotkan sama sekali karna sudah menjadi kewajiban nya sebagai anak merawat ibunya.

"Jangan bicara seperti itu bu aku gak pernah merasa di repotkan sama sekali," jawab nya lalu Ia pun mengambil mangkuk dan mulai menyuapi ibunya.

"Apa Diana sudah pulang?" Ia baru ingat kalo tadi ada tamu.

"Sudah," jawab nya.

Bianca pun mengangguk Ia menerima suapan demi suapan dari anak semata wayang nya itu hingga bubur itu pun habis.

"Di minum dulu bu obat nya," ucap Nadhira memberikan beberapa tablet obat untuk ibunya itu.

Setelah meminum obat ibunya pun mengajak gadis itu berbincang.

"Apa kamu sibuk Ra?" gadis itu pun menggelengkan kepalanya.

Ia duduk di dekat ibunya ingin tahu apa yang akan ibunya bicarakan.

"Ibu mau bicara apa?"

Bianca pun nampak diam lalu Ia menyuruh Diana mengambil sebuah album poto di dalam laci.

"Ambilkan ibu album poto di sana," ucap nya dan Nadhira pun menuruti keinginan nya Ia langsung mengambil kan apa yang diminta.

"Ini bu."

Ibunya pun membuka lembar demi lembar poto dalam album itu lalu Ia menunjuk orang orang dalam poto itu.

"Nah Ra ini poto pernikahan Diana dan Dion waktu itu," ucapnya tiba tiba sedangkan Nadhira yang penasaran pun langsung melihat nya dari dekat ternyata memang benar wajah mereka saat muda sangat mirip.

"Ibu akan sedikit cerita tentang mereka," ucap nya dan Nadhira pun menganguk karna Ia hanya mendengar dari ayah nya kalo mempunyai teman bernama Diana saat masih kecil.

"Diana dan ayah kamu kala itu di jodohkan demi membayar hutang biaya rumah sakit nenek nya Diana, mau tak mau Diana pun menerima perjodohan itu namun dua hari sebelum menikah nenek nya malah meninggal namun karna balas budi Diana pun tidak membatalkan pernikahan nya," ucap Bianca mengingat kejadian itu.

"Lalu kenapa tante Diana tidak jadi menikah dengan Ayah?"

"Malam itu seorang teman pria Diana datang dari Jakarta mengatakan kalo ingin menghadiri pernikahan nya namun tanpa di duga pria itu adalah kekasih Diana yaitu Dion, Dion melunasi semua hutang Diana pada mama dan papa nya Mas Andre dan Mas Andre pun akhirnya melepaskan Diana menikah dengan Dion," jelas nya.

Akhirnya Nadhira tahu kenapa mereka baik padanya dan ibunya ternyata ada kaitan nya dengan masalalu.

"Oh iya buk besok aku di undang makan malam di rumah Mas Seno bagaimana menurut ibu apa aku harus datang?"

Bianca pun diam sebenarnya Ia tidak setuju mereka berhubungan karna Ia merasa Nadhira tidak pantas bersanding dengan Seno yang anak seorang pejabat sedangkan Nadhira hanya seorang anak pegawai biasa apalagi sekarang Nadhira sudah tidak punya ayah.

Namun Ia bingung cara menyampaikan nya pada gadis itu karna Ia melihat Seno benar benar tulus mencintai anak nya dan Ia melihat ada cinta di mata mereka semoga saja ada jalan supaya mereka tetap bersama.

Nadhira sendiri selalu mengatakan kalo keluarga Seno orang nya baik sehingga ibu nya tidak terlalu cemas dengan hal itu.

"Pergilah nak ibu akan selalu mendo'akan yang terbaik untukmu," ucap nya.

Nadhira pun mengangguk lalu tersenyum semoga orang tua Seno bisa menerima nya dengan baik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!