Tidak di sangka akan begini jadinya

Sesampai nya di sana Nadhira benar benar sangat kaget karna bukan cuma keluarga besar mereka yang ada di sana tapi ada keluarga lain entah mengapa Ia merasa tidak nyaman dan tanpa di duga mereka mengundang Nadhira bukan untuk membicarakan hubungan nya dengan Seno namun orang tua Seno mengundang nya untuk mempermalukan nya.

Awal nya Nadhira biasa biasa saja namun pembicaraan mereka lama lama membuat nya kesal apalagi sepasang suami istri itu terus saja bertanya tentang keluarga nya mulai dari pekerjaan dan lain lain.

Nadhira pun berkata jujur kalo ayah nya sudah meninggal dan ibunya hanya ibu rumah tangga, perkataan Nadhira membuat mereka kesal ternyata Seno sudah salah memilih wanita miskin seperti Nadhira.

"Maaf Dira tante dan Om sudah menyiapkan jodoh untuk Seno dan semoga kamu mengerti dan menjauh dari anak kami.Lihat itu Nisa dia kuliah di College London University kamu tahu kan maksud saya," ucap wanita yang di ketahui sebagai ibunya Seno ini.

"Pergilah dan ambil uang ini," ucap Ayahnya Seno meletakan amplop tebal berwarna coklat di hadapan nya.

Nadhira menggelengkan kepalanya Ia tidak menyangka kalo mereka akan mengatakan hal itu padanya namun apa boleh buat Ia memang tidak sebanding dengan mereka.

Gadis itu pun pergi begitu saja dengan perasaan yang hancur Ia tidak menyangka kalo malam yang Ia tunggu tunggu sebagai malam yang indah namun ternyata malam itu hanya memberikan luka yang teramat dalam baginya.

Sedangkan Seno sendiri entah kemana pria itu sejak datang pemuda itu tidak menemani nya.

Nadhira mengusap air mata nya dan terus berjalan sambil menenteng sepatu hal tinggi nya, Ia sengaja melepaskan nya karna tidak nyaman.

"Ternyata begini rasanya pungguk merindukan bulan tak mungkin bisa bersama karna berbeda kasta," gumannya.

Ia berdiri di atas jembatan untuk menengkan hatinya sebelum pulang karna Ia tidak mau ibunya tahu tentang apa yang di alami nya sekarang.

"Gak papa Ra kamu kuat kamu bisa melewati semua ini," ucap nya menyemangati dirinya namun tetap saja rasa sakit hatinya benar benar tidak bisa di gambarkan.

"Kuatkan aku Tuhan," ucap nya lirih sambil berpegangan pada tiang jembatan namun sial sepatu terjatuh ke sungai membuat nya kaget dan hampir saja terjatuh.

Untung saja ada seseorang yang membantu nya hingga mereka pun terjatuh bersama.

"Dasar gila apa kamu mau bunuh diri disini?" ucap pemuda itu entah dari mana datang nya yang jelas Ia sudah berada di belakang Nadhira.

"Saya-"

"Dimana rumah mu aku akan mengantarmu pulang," ucap nya namun Nadhira menggelengkan kepalanya Ia tidak mau merepotkan orang lain.

"Tidak usah saya bisa pulang sendiri," ucap nya lalu Nadhira pun pergi begitu saja meninggalkan pria itu.

Nadhira bisa melihat dengan jelas wajah pria itu begitu juga dengan pria itu Ia melihat Nadhira sedang bersedih terdengar dari suara nya serak habis menangis karna tidak tega Ia pun mengejar gadis itu dan membawa nya ke dalam mobil.

"Kenapa anda memaksa saya? bisa saja kan anda berniat jahat pada saya kita tidak saling mengenal," ucap Nadhira ketakutan namun pemuda itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Pakai sabuk pengaman nya," ucap pemuda itu Nadhira pun terpaksa memasang nya dan bersandar pada jendela mobil bajunya yang bersih kini kotor karna terjatuh.

Pemuda itu pun menarik jaket di belakang nya dan melemparkan pada pangkuan Nadhira.

"Pakailah," ucap nya tanpa melirik sedikit pun Nadhira pun menatap pria itu dengan wajah yang penasaran kenapa pria itu mau membantunya.

"Sebenarnya apa yang kamu rencanakan? apa kamu menculik ku" tanya Nadhira sedikit bergetar karna takut.

Pemuda itu malah mengetuk kening Nadhira sontak saja gadis itu melotot Ia tidak mengerti kenapa pria itu melakukan itu padanya.

"Jangan berpikir macam macam kamu tahu aku siapa," ucap nya meletakan kartu nama nya di depan Nadhira.

Gadis itu pun membaca nya dengan teliti tertera nama Dylan Alfarizy sebagai bekerja sebagai dosen di kampusnya namun tetap saja Nadhira takut.

"Dimana rumahmu?"

Nadhira pun menatap pria itu lalu Ia pun menyebutkan alamat rumah nya.

Tak berselang lama mereka pun sampai di alamat yang Nadhira katakan, Dylan pun mengerutkan kening nya saat melihat alamat itu.

"Kamu yakin tinggal di sekitar sini?"

"Iya tinggal masuk jalan sana nanti juga sampai.terimakasih banyak pak," ucap nya segera turun dari mobil.

Dylan pun mengerutkan kening nya karna Nadhira memanggilnya pak memangnya Ia setua itu apa.

Saat ingin protes namun gadis itu sudah pergi Dylan pun akhirnya pergi begitu saja.

Nadhira pun berjalan mengendap karna takut ibunya bangun Ia segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah itu Ia mengambil es batu untuk mata nya yang sudah sedikit bengkak.

Terdengar ponselnya bergetar Nadhira pun mengambilnya ternyata dari Seno Ia pun langsung mengangkatnya dan berusaha baik baik saja.

(Hallo sayang kamu dimana?) tanya Seno di sebrang sana pemuda itu terdengar cemas.

(Maaf aku tidak enak badan jadi pulang duluan) bohong nya Ia tidak mungkin mengatakan yang sesungguhnya pada Seno.

(Kenapa tidak bilang aku bisa mengantar kan kamu pulang, aku mencari kamu takut nya kamu kenapa napa)

(Aku baik baik saja. sudah dulu ya aku mau istirahat) Nadhira langsung mematikan ponselnya Ia sudah tidak bisa menahan air matanya.

Ia pun menangis segukan Ia harus mencari cara agar bisa putus dari Seno namun Ia bingung bagaimana cara Ia tidak mau Seno tahu kalo orang tuanya tidak merestui hubungan mereka dan Ia tidak ingin Seno membenci orang tuanya karna hanya memilih dia.

Ia juga harus berpikir bagaimana cara menjelaskan pada ibunya dan Ia pun harus berbohong Ia tidak mau ibunya tahu kalo keluarga Seno memperlakukan nya dengan sangat buruk tadi malam.

🍀🍀🍀

Keesokan harinya gadis itu bersiap untuk pergi kekampus tak lupa Ia membawa jaket milik Dylan yang sudah Ia laundry tadi malam sudah bersih dan wangi.

"Ayo sarapan ibu sudah siapkan nasi goreng buat kamu," ucap ibunya.

"Ibu kenapa repot repot segala ibu kan belum pulih," ucap Nadhira segera menghampiri ibu nya itu membantu menyiapkan sarapan.

"Ibu sudah sehat kamu tenang saja," ucapnya sambil tersenyum.

Nadhira pun ikut tersenyum Ia bersyukur karna ibunya sudah sembuh dan bisa beraktifitas lagi seperti biasa.

Baru beberapa suap makan tiba tiba ada yang mengetuk rumah mereka, Nadhira pun segera beranjak dan membuka pintu.

"Tante Hana ada apa kenapa menangis?" tanya Nadhira bingung begitu juga dengan ibunya yang ada di belakang Nadhira.

"Tolong tante Ra mas mu masuk penjara," ucapnya.

Nadhira pun mematung begitu juga dengan ibunya mereka sangat kaget mendengarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!