Berita duka

Nadhira tidak menyangka kalo Pak Dylan dosen nya itu adalah anak dari tante Diana dan Om Dion.

"Apa kalian sudah saling kenal?" tanya tante Diana melihat Nadhira diam saja begitu juga dengan Dylan.

"Beliau dosen saya di kampus," jawab Nadhira jujur dan tante Diana pun terkekeh mendengarnya.

"Syukurlah kalo kalian sudah kenal tante lupa kalo kamu kuliah di kampus nya tempat Dylan mengajar," ucap tante Diana.

Beberapa hari berlalu kondisi bu Bianca semakin memburuk dan itu membuat Nadhira semakin cemas Ia tidak bisa konsentrasi dalam bekarja mau pun kuliah.

Gadis itu magang di sebuah perusahaan tak jauh dari kampus tempat Ia menuntut ilmu.

"Ra tante mau bicara sesuatu sama kamu," ucap Diana kini mereka sedang duduk di kantin rumah sakit.

"Ada apa ya seperti nya serius sekali.Apa ada kaitan nya dengan kondisi ibu saya?" tanya Nadhira harap harap cemas.

"Ini adalah surat yang di buat oleh mendiang Mas Andre dan suami tante mereka berencana menjodohkan kalian dari dulu namun ibu mu menolak karna kamu sudah punya kekasih," ucap Diana menjelaskan isi surat perjanjian itu pada Nadhira.

Gadis itu nampak gemetar membaca nya Ia benar benar tidak menyangka kalo orang tua nya akan menjodohkan nya dengan pria yang tidak di kenal nya.

"Kamu tahu cincin yang ada pada kalung kamu itu?"

Nadhira menggelengkan kepalanya karna Ia tidak pernah bertanya kepada orang tua nya tentang cincin itu yang jelas Ia sudah memakai nya sejak kecil.

"Memang kenapa dengan cincin ini?" tanya gadis itu bingung.

"Cincin yang kamu pakai adalah cincin pertunangan kalian dan bila kamu tidak suka kamu bisa melepasnya dan kita bisa melupakan tentang perjodohan itu," ucap nya.

Nadhira pun terdiam Ia benar benar tidak menyangka kalo cincin yang selama ini Ia pakai adalah pemberian dari tante Diana.

Nadhira mengingat begitu banyak uang yang tante Diana keluarkan untuk biaya ibu nya selama di sana dan Ia pun merasa harus berterima kasih pada mereka mungkin dengan menerima perjodohan itu Ia bisa membalas budi kebaikan mereka.

"Saya menerima perjodohan ini," ucap Nadhira sambil memejamkan mata nya entah apa yang ada di pikiran nya saat ini.

Sedangkan tante Diana nampak mengerutkan kening nya bingung mendenger penuturan gadis itu.

"Kamu yakin?"

"Iya saya yakin tante, saya tidak mau membuat orang tua saya kecewa."

"Lalu bagaimana dengan hubungan mu dan pacarmu bukankah kalian sudah sangat serius?"

Diana memang mendengar dari Bianca kalo gadis itu sudah di lamar oleh kekasih nya.

"Kami sudah tidak ada hubungan apa apa lagi," jawabnya sendu.

Diana pun menggenggam tangan gadis itu Ia yakin terjadi sesuatu pada Nadhira,Ia tidak mau membuat gadis itu sedih dan terpaksa menerima perjodohan itu karna Ia sangat tahu bagaimana perasaan gadis itu pasti Nadhira sedih.

"Sayang tante gak mau kamu sedih dan terlalu memikirkan surat ini.Jadi jika memang kamu tidak bisa tante paham sayang jangan sampai kamu menyesal karna tante tau bagaimana rasanya jodohkan tanpa cinta," jelas wanita paruh baya itu.

Namun Nadhira berusaha meyakinkan kalo Ia sama sekali tidak keberatan dan tidak ada paksaan sama sekali.

"Saya tidak keberatan tan saya mau berbakti pada orang tua saya lalu bagiamana dengan Kak Dylan apa beliau bersedia di jodohkan dengan saya?" tanya gadis itu.

"Dylan tidak keberatan sama sekali," jawab nya karna memang benar pemuda itu tidak berkomentar apa apa saat Diana membicarakan tentang surat wasiat itu.

Setelah berbincang mereka pun berpisah karna tante Diana harus pulang sedangkan Nadhira kembali ke ruangan ibu nya.

Terlihat bu Bianca semakin memburuk dan itu membuat gadis itu ketakutan.

Nadhira terus membawa ibu nya bicara sambil menahan air mata nya namun Ia tidak bisa membendung air matanya dan Ia pun menangis .

Tiba tiba pintu ruangan terbuka terlihat Dylan masuk bersama orang tuanya.

Nadhira pun bingung bukannya tante Diana harus pulang lalu kenapa sekarang malah kembali?

"Tante ada apa?" tanya Nadhira sambil mengusap air matanya.

"Ra tante bingung harus apa sekarang jadi bagaimana kalo kalian menikah saja di sini di hadapan ibu kamu yang sedang koma karna kalo melihat kondisi ibu kamu kita tidak mungkin menunggu beliau sadar," ucap wanita paruh baya itu.

Nadhira pun berpikir sejenak Ia berharap ibu nya bisa sadar setelah mendengar Ia menikah dengan pria pilihan mereka.

"Baiklah saya terima," jawab nya.

Mereka pun akhirnya menggelar pernikahan di ruang rawat ibu Bianca dengan mata nya berlinang air mata Nadhira menerima Dylan menjadi suami nya.

Meski tidak ada acara yang meriah dan hanya di saksikan orang tua Dylan dan beberapa suster namun ijab qabul berjalan lancar dengan mahar sebuah kalung berlian yang di berikan oleh tante Diana.

Dengan perasaan campur aduk Nadhira kini sudah sah menjadi seorang istri dari Dosen nya yang bernama Dylan Alfarizi yang baru saja Ia kenal beberapa minggu yang lalu.

Setelah ijab qabul selesai mereka melihat tangan ibu Bianca bergerak dan tak lama kemudian mata nya terbuka.

Sontak saja membuat mereka senang namun wanita paruh baya itu tidak bicara apa Ia hanya menatap Nadhira dan Dylan bergantian kemudian Ia memejamkan matanya kembali.

"Ibu ibu bangun bu," ucap Nadhira bingung untung saja dokter segera datang namun hal buruk ternyata telah terjadi ibu Bianca sudah meninggal dunia.

"Maaf pasien sudah tidak ada," ucap dokter itu Nadhira pun langsung jatuh tak sadarkan diri di pelukan Dylan.

Mereka semua begitu sedih dan terpukul atas kepergian Bianca yang tiba tiba apalagi bagi anak semata wayang nya.

Nadhira langsung di bawa ke ruang rawat untuk di periksa karna gadis itu tak kunjung sadar.

Dibawah alam sadar nya Nadhira bertemu dengan ibu nya Ia memeluk nya erat dan tidak mau melepaskan wanita paruh baya itu.

"Dhira sayang dengarkan ibu nak kamu harus kuat kamu harus bisa walau pun tanpa ayah dan ibu di samping kamu, kini kamu sudah menjadi seorang istri berbakti lah pada suami mu sayang carilah ridho nya dan ibu berharap kamu bisa ikhlas menerima perjodohan ini ibu bisa tenang sekarang meninggalkan kamu bersama mereka," ucap ibunya mengelus rambut panjang Nadhira.

"Ibu aku ingin ikut ibu saja," ucap gadis itu tidak mau melepaskan pelukan nya dari ibu nya itu.

Namun Ibu nya harus segera pergi karna sudah apa yang menunggu nya di depan pintu yang bercahaya dan itu membuat mata Nadhira silau.

"Ayah."

Nadhira melihat ayah nya berdiri di depan pintu menunggu ibu nya dan mereka pun pergi meninggalkan gadis itu yang masih belum terima dengan kepergian mereka.

"Ayah ibu jangan pergi," teriak nya.

Gadis itu pun tersadar ternyata itu hanya mimpi Ia telah kehilang kedua orang tua nya namun Nadhira berusaha ikhlas menerima semua takdir dari yang kuasa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!