Dareen tahu yang sebenarnya

Saat keluar kelas Nadhira mencari Dareen namun entah kemana pemuda itu yang jelas Ia tidak bisa menemukan nya.

"Udahlah Ra besok lagi juga ketemu sama Dareen," ucap Vanesa karna gadis itu harus segera pulang.

"Ya sudah kalo gitu," jawab nya sedikit kecewa.

Vanesa pun pulang di jemput oleh sang pacar sedangkan Nadhira nampak memesan taxi Ia akan pergi ke toko buku sebentar sebelum pulang kerumah.

Nadhira benar benar lupa kalo dia sudah bersuami Ia tidak menghubungi Dylan sama sekali sehingga pria itu sangat cemas karna hingga sore hari Nadhira belum juga pulang padahal Nadhira sudah pulang dari siang tadi.

"Kemana dia kenapa ponselnya tidak bisa di hubungi?" guman Dylan saat memencet nomer Nadhira namun tidak aktip.

Ia pun memutuskan untuk mencari Nadhira ke kampus namun gadis itu sudah tidak ada di sana.

"Kemana dia?" gumannya sambil melirik jam tangan nya yang sudah menunjukan jam 5 sore.

Dylan pun lantas menghubungi ibu nya dan untung saja langsung diangkat.

(Hallo sayang ada apa?) terdengar suara ibu nya di sebrang sana.

(Mah apa Nadhira menghubungi Mama hari ini?)

(Aduh mama benar benar lupa hubungi kamu nak. Nadhira sama mama sekarang tadi kami ketemu di depan toko buku dan mama ajak dia belanja)

Dylan pun bernafas lega Ia benar benar sangat bersyukur karna istrinya sedang berada bersama ibu nya sekarang.

Dylan memutuskan pulang ke rumah orang tuanya karna Ia tidak membawa baju ganti mungkin nanti Ia akan pulang bersama istrinya.

Sesampai nya di rumah Ia langsung di cerca banyak pertanyaan oleh sang adik karna saat di kampus Dareen tidak bertemu dengan sang kakak.

"Mas lu pulang sendiri?" tanya Dareen heran bukannya kakak nya sudah menikah tapi dimana istrinya sekarang pikir nya.

"Iya." Dylan hanya menjawab singkat Ia benar benar sudah biasa irit bicara.

"Lho bukannya mama bilang lu udah nikah terus mana bini lu?"

Dylan pun menghela nafas panjang menghadapi adik bungsu nya itu karna Ia sudah tahu pasti Dareen akan bertanya tentang pernikahan nya.

"Dia pergi sama mama," jawab nya menaiki tangga menuju kamar nya.

"Mas tunggu!! Gua belum selesai ngomong lu main tinggal aja sih," ujar nya sedikit kesal.

"Apalagi?" tanya Dylan menoleh menatap adik nya itu.

"Lu beneran udah nikah? cewek kaya apa sih yang bisa meluluhkan hati lu? bukannya lu gak suka cewek ya selama ini?" pertanyaan bertubi tubi Dareen katakan dan itu membuat Dylan bingung menjawabnya.

"Lu kaya reporter tahu gak," ujar nya.

"Gua cuma penasaran aja Mas siapa wanita yang mau jadi istri kulkas dua pintu kaya lu," ucap Dareen namun Dylan tidak menjawab Ia menatap adiknya datar lalu masuk ke kamar nya dan menutup pintu nya sedikit keras.

"Gas jelas lu," ujar Dareen pergi meninggalkan tempat itu.

Ia pun masuk ke dalam kamar nya namun bebetapa saat kemudian Ia mendengar suara mobil mama Diana karna penasaran Ia pun membuka tirai kamar nya namun tidak terlihat siapa yang keluar dari mobil itu.

Dareen pun turun karna penasaran dengan istri kakak nya itu namun saat melihat seorang gadis yang ada di belakang ibunya Ia langsung diam dan melebarkan matanya.

"Tidak mana mungkin itu Nadhira?" gumannya sambil menggelengkan kepalanya.

Ia mengusap wajah nya kasar sebenarnya apa yang terjadi kenapa bisa Nadhira ada di sana bersama ibunya.

Saat pikiran sedang melayang dengan begitu banyak pertanyaan yang ada di kepalanya tiba tiba saja Dylan menepuk pundak nya.

"Astaga bisa gak sih lu gak ganggu gua," ucap nya kesal namun Dareen langsung menoleh dan menarik kakak nya agar mengikutinya.

"Ikut gua!"

"Apaan sih lu?" tanya Dylan bingung melihat sikap adiknya itu.

Dan mereka pun sampai di kamar Dareen pemuda itu ingin bertanya apa yang sebenarnya terjadi dan siapa sebenarnya istri dari kakak nya itu apa benar dia adalah sahabat yang selama ini di cintai nya secara diam diam?

"Apa Nadhira istri lu?" tanya Dareen memencingkan matanya membuat Dylan bingung namun pria yang hampir berumur 30 tahun itu langsung menganggukan kepalanya.

Dareen pun mengepalkan tangan nya dan Ia pun lepas kendali Ia memberikan bogem mentah pada Dylan.

Buhgg

Dylan pun kaget dan tersungkur pria itu mengusap sudut bibir nya yang berdarah dengan perasaan yang bertanya tanya.

"Lu gila ya?" ucap Dylan.

"Lu yang gila Mas.Kenapa lu nikahi dia?"

Dylan pun semakin bingung apa mungkin Dareen kenal dengan istrinya ahh iya sampai lupa kalo adik nya itu kuliah di kampus yang sama namun apa hubungan nya kenapa Dareen semarah itu padanya.

"Kenapa ada yang salah? Dia single gak punya suami sah sah aja kan kalo kita menikah," jawab nya.

Dareen pun langsung mengambil sebuah poto yang ada di atas nakas dan menunjukan nya pada Dylan.

"Lu liat ini liat baik baik," ujar nya menunjukan sebuah poto dimana Dareen berpoto berdua dengan Nadhira dan mereka nampak sangat akrab dengan senyum lebar di bibir masing masing.

"Lu kenal dia?" Dylan masih belum paham apa maksud adiknya itu.

"Dia cewek yang selama ini gua suka.Paham lu," jelas nya.

Dylan pun kaget Ia tidak menyangka kalo istrinya itu adalah gadis yang sering adiknya ceritakan bahkan beberapa hari yang lalu Dareen pernah bercerita kalo Ia akan menyatakan cinta pada gadis itu namun belum sempat karna gadis itu sibuk menemani ibu nya di rumah sakit.

"Mana gua tahu kalo dia cewek yang lu maksud," jawab nya namun Dylan merasa bersalah karna sudah menerima perjodohan itu tanpa persetujuan adik nya.

"Gua mau lu lepasin dia!!"

Namun Dylan menggelengkan kepalanya Ia tidak akan melepaskan Nadhira untuk siapa pun.

"Lu kira dia barang apa yang bisa lu ambil dan buang gitu aja. Dia istri gua sekarang mau gak mau lu harus terima," ucap Dylan keluar dari kamar adik nya itu dengan perasaan yang bersalah.

Sedangkan Dareen nampak marah Ia meninju tembok dengan keras sehingga buku jari nya berdarah.

"Kenapa kenapa harus seperti ini Tuhan," teriaknya.

Untung saja kamar nya kedap udara sehingga orang rumah tidak akan mendengar teriakan nya.

Dareen menangis ini kali pertama nya Ia menangis mungkin Ia akan rela Nadhira menikah dengan Seno namun kalo dengan Dylan entah mengapa Ia tidak rela apalagi Ia akan sering melihat mereka berdua.

"Harusnya gua yang mama jodohkan bukan Mas Dylan," gumannya lirih sambil mengusap air matanya yang terus mengalir.

Di balik pintu kamar Dylan pun nampak bersedih Ia tidak tega melihat kesedihan adiknya.

Dylan memang belum pergi dan Ia melihat apa yang adiknya lakukan karna pintu tidak tertutup sempurna.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!