bab.10

"tapi mulai bulan ini,aku minta maaf buk tidak bisa lagi kasih dengan nilai yang sama.sekarang aku sudah menikah, jadi tentunya aku punya kewajiban untuk menafkahi istri ku. Jadi,bulan ini dan seterusnya aku hanya bisa kasih ibu satu juta lima ratus." ucap giri penuh hati-hati.

"jadi maksudnya, karena kamu sudah menikah jadi kamu berhenti berbakti pada ibu,iya!" ucap Bu Siti dengan sinis memandang menantu nya.

"bukan begitu maksudku Bu,tapi istri ku berhak mendapatkan nafkah dariku!" ucap giri lagi,ia mencoba memberi pengertian pada ibunya itu.

"heh,kamu wanita kampungan! Kamu jangan coba-coba ya, menghalangi giri untuk berbakti pada ibunya." ucap Rani ,ia menunjuk-nunjuk tangan nya kearah ria.

"kak,stop jangan tunjuk istriku dengan tangan kakak seperti itu. Istri ku punya nama.ini semua murni keputusan ku. Mau tidak mau,besok aku akan tetap memberikan jatah ibu seperti yang aku katakan." putus giri.

"Bu,hasil kontrakan Kitakan masih cukup untuk kebutuhan kita Bu. Jangan lagi kita memaksa giri seperti itu. Sekarang dia sudah punya tanggung jawab selain kita buk."

Pak bayu yang merasa iba pada anak dan menantunya pun akhirnya bersuara.

"makanya, kalau cari istri itu yang banyak uang.biar nggak menyusahkan seperti ini. Sudah lah miskin, kampungan lagi.dapat dari mana sih kamu perempuan seperti ini." Rani kembali menghina istri adiknya itu.

"cukup kak!ayo dek kita pulang saja. Buat apa kita disini,kita saja tidak di hargai.maaf ya pak, kami pulang dulu." giri yang sudah tidak tahan pun akhirnya hanya berpamitan pada bapaknya.

"pulanglah nak,dan untuk ria jangan kamu ambil hati ya ucapan ibu dan kakak mu tadi." pak bayu pun menepuk bahu menantu nya.

"sebelum pulang,kita cari makan dulu ya dek. Mas laper!" akhirnya giri pun menghentikan motornya di penjual nasi goreng dekat tempat tinggalnya.

karena tidak mendapatkan jawaban apa-apa dari sang istri,iapun langsung saja memesannya untuk mereka berdua. Karena sejak keluar dari rumah ibunya tadi,ria hanya diam saja tanpa berkata apapun.

"sudah ya sayang, Jangan terlalu kamu pikirkan ucapan kak Rani dan ibu tadi. mas harap, Kamu berlapang dada dengan mereka." ucap giri, seolah ia tau apa yang sedang istrinya pikirkan.

"ia mas,adek akan selalu sabar.tadi,adek hanya terkejut saja. Mungkin mas juga nanti harus sabar menghadapi sifat saudara-saudara adek.mungkin akan lebih parah dari sifat kak Rani padaku." ria tampak menerawang jauh ke masa kecilnya. Sejak dulu ia selalu di bedakan oleh bapak dan ibunya.

Bahkan untuk kuliahnya saja,ia harus berjuang untuk mendapatkan beasiswa.jika tidak,maka ia tidak akan pernah merasakan bangku perkuliahan seperti sekarang ini.

sejak ia duduk di bangku SMP, ibunya menyerahkan seluruh tugas rumah padanya. Sedangkan saudara-saudara yang lain hanya diam seperti nyonya. Dulu Bapak nya pernah merantau,jadi tidak ada yang membela dirinya,ketika sang ibu memperlakukan nya tidak adil.

Tapi,ria tidak pernah mengeluh pada sang ibu. Iapun selalu saja bersabar.dia selalu berharap, kedepannya nanti ia bisa menikmati kebahagiaan yang tidak pernah ia rasakan selama masa kecilnya. ketika ibu menyuruh nya ini dan itu, ibu selalu beralasan biar nanti dia tidak manja dan bisa hidup mandiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!