bab.11

Ria selalu bersyukur, mungkin saja semua yang ia lalui ada hikmahnya. Setelah menikah, pekerjaan rumah tangga tidak pernah membuat ia keberatan.justru itu ia jadi kan sebagai ibadah.

"dek!" giri membuyarkan lamunan nya tentang masa lalunya.

"jangan banyak melamun,lebih baik kita makan dulu yuk!" ternyata pesanan mereka telah tiba.

"maaf mas!" ria pun langsung makan dengan lahapnya.sebelum mereka pulang, giri pun membelokkan motor nya ke ATM terdekat.tidak lupa , giri juga mengambil untuk jatah istrinya dan juga sang ibu.

Sesampainya dirumah, mereka pun langsung membersihkan diri."dek,besok mas mau kasih uang jatah bulanan ibu!kamu mau ikut?"tanya giri , saat mereka sedang berbaring.

"tidak mas,adek juga sudah sehat kan. Jadi besok adek mau masuk kuliah. Lagian tugas adek juga sudah menumpuk beberapa hari libur." jawab ria.

"ya udah,besok mas anter seperti biasa ya!

Sekarang kita istirahat dulu" mereka pun akhirnya langsung tertidur.

Pagi pun telah tiba,ria telah bersiap dengan tas ranselnya. Sedangkan giri rencananya, pergi kerumah orang tua nya setelah mengantar sang istri.

"ayo mas,kita sarapan dulu!"

setelah mereka selesai sarapan.giri pun mengajak sang istri berbincang sebentar.

"Oya dek,ini sisa gaji mas.tinggal segini yang bisa mas beri keadek. Kamu aturlah uang ini sebaik mungkin."giri pun menyerahkan amplop yang ia persiapkan sejak semalam pada ria.

Sesampainya di kampus,ria pun segera berpamitan pada suaminya. "mas,adek masuk dulu ya! Hati-hati di jalan saat berangkat bekerja."

setelah menjawab salam ria, giri melajukan motornya kerumah kedua orang tua nya.

Hoek

Hoek

Hoek

giri yang mendengar suara orang muntah pun,tanpa ucap salam ia langsung masuk begitu saja kerumah ibunya.

ia begitu khawatir,jika yang sakit itu sang ibu. Karena biasanya,pagi seperti ini bapak nya sedang mengecek kontrakan di sebelah.

"kamu kenapa kak? ternyata sang kakak lah yang sejak tadi muntah.

"kakak kamu, lambung nya sedang kambuh!" jawab sang ibu.

"Bu,ini uang yang kemarin aku bilang." tanpa aba-aba, tiba-tiba saja Rani merebut uang itu dari tangan giri.

Setelah kepergian sang adik,Rani pun langsung membuka amplop itu dan mengeluarkan isinya.

Ia memberikan beberapa lembar pada ibunya, sedangkan sisanya ia ambil."loh,kok ibu hanya dapat segini Rani ?ini kan jatah ibu dari adik kamu?" ibu Siti terlihat protes.

"sudahlah buk,lagian untuk apa sih ibu pegang uang banyak-banyak. Aku soalnya lagi butuh buk,sore ini aku sama mas Ari mau jalan." setelah mengatakan itu, Rani meninggal kan ibunya begitu saja.

siang hari nya,saat sedang berkeliling membawa sabun. giri di kejutkan dengan ibunya tiba-tiba saja menghubungi nya.

"assalamualaikum Bu!"

"giri ,kirim ibu uang lagi. Yang tadi jumlahnya tidak cukup" ucap Bu Siti ,tanpa menjawab salam putranya itu .

"Bu,aku nggak punya pegangan lagi. Sekarang yang mengatur keuangan itu ria istriku. Sudahlah Bu,kan dari semalam sudah aku tegas kan!" ucap giri lagi.

"oh,jadi sekarang kamu mulai perhitungan sama ibu, iya?apa kamu lupa, bagaimana perjuangan ibu selama ini membesar kan kamu! Kenapa kamu tega sama ibu giri!" di ujung telepon,ibu Siti terisak! Ia berusaha untuk mencari simpati giri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!