Jodoh Kaisar Neptunus
Selesai sudah job hari ini. Setelah berganti beberapa baju dan berbagai gaya ia tampilkan untuk mendapatkan hasil jepretan terbaik sang photografer. Violet berjalan santai keluar dari studio.
"Viooooo tungguin!" teriak Lisa dari arah belakang.
Lisa adalah kaka Violet. Lisa jugalah yang memperkenalkan dunia modeling pada Violet.
Mendengar namanya dipanggil Violet menoleh sesaat lalu tetap lanjut berjalan.
"Vio, temenin kakak yuk." ajak Lisa begitu berhasil mensejajarkan langkahnya dengan Violet.
"Kemana?" jawab Violet dengan nada malas karena sudah lelah.
"Shopiiiing." jawab Lisa semangat.
"Kak, bisa besok aja gak. Aku capek. Pengen istirahat." tolak Violet dengan wajah tidak bersemangatnya.
"Akh Vio, pleaseee yaa... Soalnya malam ini aku ada janji penting." rayu Lisa.
"Janji penting apa, semua bisa dihandle sama Mbak Uci."
Uci adalah manager mereka berdua.
"Bukan soal kerja Vio. Mau yaa." Lisa memasang wajah memelas.
"Akh pasti gebetan baru lagi." tebak Violet.
Lisa tersenyum meringgis memamerkan deretan giginya yang rapi.
"Ajak teman kakak ajalah. Aku beneran capek kak."
"Ekh Vio, memangnya kamu mau aku melepaskan kijang emas untuk disantap temanku?" Lisa meninggikan suaranya karena kesal.
"Maksudnya?" dengan ekspresi muka binggung.
"Kamu tau siapa yang ajak aku diner malam ini?" tanya Lisa dengan senyuman, jangan lupakan mata berbinar penuh semangat dan kebahagiaan.
Violet menggelengkan kepala.
"Kay... Vio, Kay ngajak aku diner."
"Kay siapa?" masih belum paham.
"Kay si creazy rich muda yang paling diimpikan wanita seantero negeri ini."
"Owh, dia." jawab Vio santai.
Siapa yang tidak tau Ri Kay Ray, dia adalah bintang muda saat ini. Berbagai bisnisnya sukses, ditambah wajah tampan yang sudah pasti selalu mondar mandir diberbagai media. Jangan lupa, bahkan beberapa youtuber tenar juga ikut mewawancarainya untuk konten dikanal youtubenya dan berhasil menjadi trending.
Lisa mengerjapkan matanya berkali-kali, tidak percaya dengan ekspresi datar adiknya yang tidak perduli dengan nama yang dia sebutkan.
"Kamu kok gak kaget?" tanya Lisa heran.
"Kaget kenapa? Kakak aku sudah hafal betul dengan dirimu. Sudah berapa banyak pria yang pada akhirnya harus kamu patahkan hatinya setelah mendapatkan pria baru. Kalau kakak tiba-tiba mengatakan akan menikah itu baru kaget." jawab Violet kesal, sedangkan Lisa justru membalasny dengan nyengir kuda.
"Akh terserah apa katamu, yang penting sekarang temani aku beli baju baru Vio. Aku harus tampil perfect saat ketemu dia nanti."
Sambil menangkupkan kedua tangannya memohon.
"Baiklah. Tapi jangan lama dan setelah itu pulang dan jangan ganggu Me time ku dengan apapun lagi."
"Baiklah setuju." jawab Lisa sambil merangkul Vio dan berjalan beriringan. Lisa juga paham adiknya tidak akan menolak permintaannya, sekalipun terkadang Lisa tau Violet melakukannya dengan terpaksa.
_***_
*K**eesokan harinya*.
Violet dan kedua orang tuanya sudah sarapan dimeja makan. Lisa masih belum bangun.
"Vio sayang, Ayah sama bunda mau kembali ke belanda malam nanti. Kamu baik-baik disini sama kakakmu ya."
"Sudah harus pergi lagi ya bun?"
"Kita sudah membicarakannya dari minggu lalu bukan?" tanya ayahnya.
Violet hanya mengangguk. Dia dan Lisa sudah terbiasa ditinggal pergi kedua orang tuanya yang memang lebih sering di Belanda mengurusi bisnisnya yang bahkan terkadang sampai berbulan-bulan tidak pulang.
"Baiklah. Kamu selesaikan sarapanmu, bunda dan ayah mau pergi dulu." Ibunya berdiri, lalu mengecup sayang pucuk kepala anaknya dan pergi menyusul suaminya yang sudah lebih dulu keluar.
Violet menghela nafas kasar.
Tidak berapa lama Lisa turun dan menghapirinya dimeja makan.
"Pagi." sapa Lisa.
"Pagi." balas Violet.
"Ayah sama bunda mana Vi?"
"Udah pergi. Baru aja."
"Kemana?" tanya Lisa sambil mengoles mentega diatas rotinya.
"Gak tau. Mereka akan pergi malam ini."
Lisa menghentikan sementara tangannya yang sedang mengoles mentega. Lisa menatap adiknya yang sudah terlihat tidak bahagia.
"Vio, kita bukannya sudah terbiasa dengan seperti ini. Ayolah, kita nikmati dan syukuri saja."
Violet menganggukkan kepalanya pelan. Didalam hatinya ingin sekali kedua orang tuanya lebih lama tinggal bersama mereka, tapi dia juga sadar, ada banyak harapan hidup orang yang juga bergantung kepada kedua perusahaan orang tuanya. Tentu saja dia sadar tidak boleh egois, karena meskipun sangat minim, kedua orang tuanya juga tetap menyempatkan waktu pulang untuk bersama kedua anaknya.
"Oh ya bagaimana kencanmu semalam?"
tanya Violet mengalihkan pembicaraan untuk mencairkan suasana.
Lisa menghela nafas sebentar dan tersenyum,
"Kamu tau vio, dia ganteeeeeng banget. Dia mempesona, tubuhnya woww, dan jangan lupa, tatapan matanya yang luar biasa menusuk tapi tusukannya terasa nikmat." terang Lisa dengan gaya lebaynya.
"Masa sih?" Violet senyum smirk tidak percaya.
"Hey aku yakin kalau kamu ketemu dia, kamu juga bakalan klepek-klepek kaya ikan kehabisan air." jawab Lisa mengejek.
Hening sejenak kemudian,
"Ha ha haaa..." mereka tertawa bersama.
"Aku tak semudah itu jatuh cinta. Aku bukan dirimu kak."
"Allaaaa... Awas aja nanti kamu jatuh cinta sama dia." ancam Lisa.
"Kak, semoga Tuhan tetap kasih aku kewarasan untuk tidak merebut kekasihmu."
"Hey, kita belum jadian. Siapa tau bakal ada yang nikung." sungut Lisa.
"Berdo'alah supaya tidak ada yang menikungmu. Apalagi aku. Hahahaa.."
"Aku tidak yakin. Begitu banyak perempuan menginginkan dirinya jadi istri Kay."
"Setidaknya kau beberapa langkah lebih maju daripada mereka. Kamu bahkan sudah diajak diner sama dia. Yaa kan?" supprot Violet.
"Memangnya menurutmu, bagaimana kesan dia padamu saat diner tadi malam?" sambungnya.
Lisa diam,
"Hahaa... okee, Im so sorry sista. Aku mestinya gak kepo sama urusan pribadimu yang sedang kasmaran ini."
Lisa tersenyum dan kembali melahap rotinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
devi wahyuni
lanjut
2021-09-16
0
Nia
like di sini 😊
2020-12-06
0
dheselsa
aku mampir kak
2020-08-23
0