Violet sudah hampir pingsan kehabisan nafasnya.
"Eemmmb... eembbb..." erang Violet ketika lidahnya digigit Kay.
Kay melepaskan bibirnya dari bibir Violet.
Nafas Violet terenggah-enggah setelah mendapatkan serangan panas bibir Kay.
"Brengsek! Kamu sakit jiwa!" maki Violet diantara nafasnya yang masih memburu.
"Apa kamu masih merasa kurang sampai kamu memakiku lagi?" tanya kay kembali mengenggam kedua pergelangan tangan Violet.
"Ck, apa kau bilang?"
"Aku bilang, jika kamu begitu menyukai ciumanku kamu bilang saja padaku. Kamu boleh memintanya sepuas kamu mau dan dengan senang hati aku akan memberikannya padamu. Jadi tidak perlu kamu membuatku marah dengan makianmu dulu agar aku menciummu." jelas Kay dengan senyum penuh percaya diri.
"Kamu benar-benar sinting? Beraninya kau-"
Belum selesai Violet menyelesaikan kalimatnya bibir Kay kembali mendarat dibibirnya.
"Eeemmbb... eeemmmbb.. eembb..."
Violet meronta-ronta, tapi percuma. Kay terlalu bernafsu dengan bibir mungil Violet yang membakar gairahnya.
Kay mengiggit kembali lidah Violet, dan menyapu seluruh dinding mulutnya.
Kay benar-benar kehilangan kewarasannya ketika bertemu Violet.
Degg... deg.. degg...
Tiba-tiba jantung Kay kembali melemah. Kay melepaskan bibirnya dari bibir Violet. Tubuhnya terasa begitu sakit dan mulai melemah. Kedua tangannya yang masih mengenggam pergelangan tangan Violet tidak lagi mampu untuk menopang tubuhnya.
Buugghh...
Tubuh Kay limbung menimpa tubuh Violet.
"Brengsek kau." maki Violet sambil mendorong tubuh Kay hingga terkapar disebelahnya.
"Aaakkhhh..." keluh Kay sambil meremas dada kirinya menahan sakit.
"Sekarang kau mau akting apa lagi hah?"
"Aagggrrrkkhh... Tolong Vi.." kembali Kay mengeluh kesakitan. Wajahnya memucat seketika dan peluhnya membasahi seluruh wajahnya.
Violet yang sudah bangkit berdiri menatap Kay. Violet merasa ragu untuk menolongnya, takut Kay hanya sedang mengerjai dirinya dengan sengaja membuatnya takut. Tapi melihat bibir Kay yang tiba-tiba membiru Violet akhirnya percaya Kay sedang sakit.
"Kay, kamu kenapa?" tanya Violet mendekati Kay diatas ranjang.
"Kamu punya penyakit jantung?" tanya Violet mulai panik.
"Kamu tunggu disini sebentar aku cari bantuan." ucap Violet kemudian. Tapi Kay menahan tangannya dan menarik Violet sampai terjerembab jatuh kedalam pelukan Kay.
"Jangan."
"Aku tidak tau cara menolong orang terkena serangan jantung Kay. Aku takut. Sebentar saja." ucap Violet sambil mencoba melepaskan pelukan Kay.
"Jangan. Disini saja." pinta Kay.
"Tapi berjanjilah kamu tidak akan mati. Aku takut." pinta Violet karena saat ini kepalanya sudah dipenuhi bayangan bagaimana jika Kay mati dan hanya ada dirinya di TKP, maka bisa jadi akan berbuntut panjang.
Kay menganggukkan kepalanya.
"Tolong aku Violet." bibir Kay yang menbiru bergetar.
"Apa yang harus aku lakukan?"
"Buka bajuku!"
"A-apa?" tanya Violet ragu. Takut kalau-kalau dirinya salah dengar.
"Tolong buka bajuku." ulang Kay dengan suara seraknya.
"Ck! kau ini. Sudah sekaratpun masih berpikiran mesum!" sungut Violet
"Tolong! " Kay memohon dengan mata sayu meraih tangan Violet.
"Ya ampun Kay, apa yang terjadi? Kenapa tanganmu dingin sekali?" tanya Violet semakin panik.
Violet tidak tega melihat wajah kay yang semakin berpeluh bahkan bibirnya yang sudah membiru tampak bergetar menahan sakit.
"Kenapa aku selalu terjebak dengan brengsek ini. Dan kenapa aku harus selalu diposisi mau tidak mau harus menurutinya. Menyebalkan..!" rutuk Violet.
Violet perlahan-lahan membuka kancing kemeja Kay satu persatu, setelah terlepas kemejanya Violet membantu Kay melepas t-shirt warna putih milik kay yang melekat sempurna ditubuhnya.
Ini pertama kalinya bagi Violet melihat tubuh laki-laki dari jarak terdekat seperti sekarang.
Melihat tubuh putih bersih dengan dada bidang sempurna, lengan sedikit berotot dan perutnya berbentuk kotak-kotak seperti roti sobek membuat Violet gugup dan menelan silvanya.
"Sempurna." itulah kata yang tepat yang ada dipikiran Violet.
Tatapan Violet terhenti dan terfokus pada kulit dada sebelah kiri milik Kay yang memiliki seperti tato tapi agak menonjol berbentuk seperti simbol yang aneh bagi Violet
"Tolong letakkan tanganmu didadaku!" pinta Kay dengan suara semakin melemah.
"Ini apa?" tanya Violet yang justru mengabaikan permintaan Kay karena terfokus pada pola didada Kay.
"Letakkan tanganmu disitu." pinta Kay sambil menatap wajah Violet yang masih terfokus pada dada kirinya.
Volet menuruti perintah Kay. Lagipula Violet penasaran dengan gambar yang menurutnya terlihat unik.
Baru beberapa detik Violet meletakkan tangannya pada dada Kay tiba-tiba tangannya merasakan hawa dingin meresap kedalam syaraf-syarat tangannya. Violet terkejut dan menarik tangannya dari dada Kay, tapi dengan sigap Kay menahannya.
"Tolong, sebentar lagi saja. Ini tidak akan menyakitimu." pinta Kay, dan kembali Violet menurut saja.
Beberapa saat kemudian wajah Kay berangsur-angsur membaik. Wajah pucatnya kembali normal dan keringat yang mulai mengering. Kemudiam Kay tertidur dengan tangannya masih mengenggam tangan Violet.
"Aneh sekali. Sebenarnya kamu sakit apa Kay?" gumam Violet sambil memandangi perubahan Wajah Kay yang kembali normal.
"Kamu kalau tertidur seperti ini tampak sangat tampan Kay. Tidak tampak sama sekali jika kamu seorang pria berengsek yang sudah berkali-kali memakasa menciumku." batin Violet.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Leni Martina
makin penasaran ini
2020-08-02
1
Nilaaa🍒
lanjut kak
2020-07-28
1
Safirauli
lanjut, maunya viona sesekali kabur
2020-07-28
2