"Kamu cantik sekali memakainya."
puji Kay jujur.
Violet enggan menanggapi pujian Kay, justru membuang pandangannya dari wajah Kay.
"Saya ambil semuanya." kata kay kemudian pada pelayan toko sambil menunjuk 4 set perhiasan.
"Baik tuan."
Kay memberikan Black card pada pelayan toko kemudian menelfon seseorang.
"Ambil barang ditoko perhiasan biasanya. Sekarang!" perintah Kay langsung memutuskan saluran telfonnya.
"Barangnya nanti akan diambil sekretarisku." pesan Kay pada pelayan toko sambil menarik tangan Violet keluar toko perhiasan tersebut.
"Ayuk nonton." ajak Kay bersemangat.
"Kay, aku lelah. Aku ingin istirahat. Tolong antar aku pulang." jawab Violet dengan suara lemah.
"Baiklah. Kita pulang sekarang." sambil tersenyum dan menggandeng tangan Violet.
"Kay lepasin tanganku." pinta Violet sambil berusaha menarik tangannya.
"Diam dan menurutlah jika kamu tidak ingin aku menciummu ditempat ini." jawab kay sambil terur berjalan tanpa menoleh pada Violet yang wajahnya sudah memerah.
_***_
Dihalaman Rumah Violet.
Mark membukakan pintu untuk Kay, kemudian membukakan pintu untuk Violet juga.
"Thanks Kay sudah mengantar sampai rumah." ucap Violet ambil berjalan diikuti Kay disebelahnya.
"Sudah seharusnya melakukan tanggung jawabku." jawab Kay sambil mendekatkan diri pada Violet yang sudah berhenti diteras rumahnya.
"Sampai jumpa lusa."
"Haaah? lusa?" tanya Violet terkejut.
"Kenapa? Apa kamu tidak sabar menunggu sampai lusa dan ingin bertemu denganku besok hemmm?" tanya Mark dengan tatapan dan senyuman menggodanya.
Violet membolakan matanya
"Kau ini benar2 sudah over dosis GRnya! Maksudku, untuk apa lusa kita ketemu lagi?"
Kay menganggukkan kepalanya,
"Iya lusa kamu ada meeting dengan perusahaanku untuk menjadi BA produk terbaru kami." terang Kay.
"Kamu akan datang?"
"Tentu saja." jawab Kay penuh percaya diri.
"Apa sekretaris, manager atau staf karyawanmu yang lain tidak mampu mengurusnya? Sampai kamu sendiri yang harus menanganinya?" ejek Violet.
"Tentu saja mereka sangat handal melakukannya. Tapi aku ingin terlibat langsung."
"Kenapa?"
"Kenapa kamu bertanya kenapa padaku?" Kay mengangkat sebelah alisnya.
"Baiklah, baiklah, kamu adalah bosnya. Bos mah bebas mau ngapain aja!" jawab Violet mencleos.
"Gadis pintar!"
"Ya sudah aku mau masuk dulu." pamit Violet.
"Oh ya apa kamu tidak mau menemui kak Lisa dulu? Biasanya jam segini dia belum tidur." sambungnya
"Tidak perlu. Bukankah dia sakit dan butuh istirahat? Aku tidak mau menganggu istirahatnya."
Violet menganggukkan kepalanya dan berjalan masuk rumah.
Bergitupun Kay bersiap kembali ke mobil.
"Kay..."
Kay menoleh mendengar panggilan Violet. Violet berjalan mendekatinya.
"Kay, maaf aku tidak bisa memakainya. Aku kembalikan padamu." kata Violet sambil berusaha melepaa cincin dijari manisnya.
"Itu untukmu."
"Maaf aku tidak bisa menerimanya."
"Itu hadiah untukmu!"
"Kanapa? Aku tidak sedang merayakan sesuatu." sambil sejenak menghentikan gerakan tangannya.
"Itu terima kasihku karena sudah menemaniku."
"Ah, tidak, tidak. Aku melakukannya karena kakakku yang meminta. Jadi aku tidak bisa menerima ini." masih berusaha melepaskan cincinnya yang terasa sulit.
"Hentikan!" sarkas Kay tidak suka.
"Aku bilang hentikan" Ulang Kay yang melihat Violet hampir berhasil melepas cincinnya.
Kay tiba-tiba langsung menarik lengan kiri Violet dan,
Cupp...
Kay kembali mencium bibir Violet. Violet mendorong Kay menjauh dan melepaskan Ciumannya. Tapi Kay kembali menarik tengkuk Violet dan menciumnya dengan paksa. Bibir dan lidah kay menyapu bersih bibir mungil milik Violet, membuatnya nyaris kehabisan nafas.
Violet kembali meronta dan berhasil melepaskan ciuman Kay.
"Brengsek kau." umpatnya sambil mengusap kasar bibirnya.
"Sudah ku katakan jangan menentangku atau kau akan mendapatkan hukumannya." Kay menarik paksa tangan kanan dan memasang kembali cincin yang ada digenggaman Violet ke jari manisnya.
"Jangan pernah melepaskan cincin ini apalagi membuang atau mengembalikannya padaku. Karena kalau kau melakukannya kau akan menyesal. Mengerti?"
"Kenapa kamu selalu seenaknya. Cobalah sesekali kamu memahami maksud dan keinginan orang lain." Violet membuang mukanya merasa sangat muak dengan semua perlakuan Kay yang sesuka hatinya, Violet terasa terhina.
" Terima kasih untuk Kiss bye-nya. Aku tidak akan menghapusnya. Aku akan membawa bekas bibirmu ini sampai tertidur. Aku sama sekali tidak menyangka ternyata kamu begitu menyukai ciumanku."
"Kau-" belum selesai kalimatnya sudah kembali terpotong oleh Kay.
"Sudah malam, kamu tadi bilang sangat lelah. Masuk dan tidurlah, kesayangan!"
Kay menegaskan kata kesayangan sambil mengecup pucuk kepala Violet. Violet terpaku, ada perasaan hangat menjalari hatinya bersamaan dengan kecupan lembut Kay.
Kay kemudian berlalu meninggalkan Violet yang masih mematung.
Violet tersadar kembali ketika scurity menutup gerbang rumahnya.
"Singa liar itu menciumku lagi. Sial sial sial...! Selama ini tidak ada seorangpun berani melakukan itu padaku. Dan hanya dalam hitungan jam dia berhasil merampas ciuman pertamaku juga berulang kali menciumku. Oh God! semoga kak Lisa tidak melihatnya. Dan apa tadi dia bilang? KESAYANGAN? Huuh...!! apa lagi coba memanggilku begitu." gejolak batin Violet.
"Aaggrrrrhhh..!!" teriak Violet sambil menghentakkan kakinya kesal.
Violet masuk kedalam rumah perlahan melwati ruang tamu dan ruang keluarga takut jika Lisa masih menunggunya. Tapi tidak nampak kakaknya lalu naik tangga dan langsung cepat-cepat masuk kedalam kamarnya. Violet sangat takut bertemu kakaknya, dirinya belum siap dengan jawaban jika diintrogasi Lisa.
Violet langsung menuju meja riasnya.
Menatap dirinya dibalik cermin. Dirinya tampak cantik dengan perhiasan dari Kay.
"Aku memang tampak lebih cantik dengan perhiasan ini" batin Violet, tanpa sadar bibirnya tertarik dan tersenyum.
Sedetik kemudian pikirannya kembali ingat dengan ciuman pertama dan berulang kalinya dengan Kay tadi. Tanpa sadar jari-jari lentiknya mengusap lembut bibirnya dimana bibir Kay menyentuhnya berulang-ulang. Terasa lembut, dan seakan bibir Kay masih terasa melekat pada bibirnya.
"Sial. Dasar laki-laki brengsek." rutuk Violet begitu bayangan-bayangan itu selesai berseliweran didalam ingatannya.
"Siapa yang berengsek Vi?"
Violet melonjak kaget mendengar suara dibelakangnya tiba-tiba.
"Kak Lisa. Ngapain disitu? Maksudku sejak kapan kamu masuk kedalam kamarku?" tanya Violet dengan wajah terkejut.
"Sejak kamu belum pulang tadi." jawab Lisa santai didepan pintu kamar mandi.
"Ng- Ngapain dikamarku?" Violet gugup.
"Nungguin kamulah. Memangnya mau apalagi?"
Violet mengiggit bibirnya.
"Oh ya tadi kamu memaki seseorang dengan kata Laki-laki berengsek. Siapa dia?"
Violet kelabakan mendapat pertanyaan berulang dari Lisa.
"Bu- bukan siapa-siapa kak." Jawab Violet masih gugup.
"Kamu terlihat gugup. Apa kamu menutupi sesuatu dariku?"
"Tidak" jawab Violet sambil menggelengkan kepalanya cepat.
"Apa Kay melakukan sesuatu padamu?" selidik Lisa.
"Tidak, tidak, dia tidak melakukan apa-apa."
Lisa tersenyum mendengar jawaban Violet.
"Baiklah sekarang ceritakan padaku. Bagaimana tadi?"
"Cerita? Apanya yang diceritakan?"
"Ya semuanya. Bagaimana pendapatmu tentang dia? Dia ganteng banget kan?" tanya Lisa penasaran.
"Biasa aja."
"Haaah? apa kamu tadi memakai softlens rusak?" tanya Lisa yang tidak percaya mendengar jawaban Violet.
"Maksudnya?"
"Kenapa matamu mendadak rabun? padahal tidak pakai softlens." sambil memperhatikan mata Violet.
"Dia lembut dan romantiskan?" tanya Lisa sambil mengedip-kedipkan matanya dengan genit.
"What lembut? Lembut dari kebon singkong!"
batin Violet.
"Biasa aja. Lagian kakak aneh. Romantis kalau sama kamu, kalo sama aku ya biasa ajalah." kilahnya.
Lisa tersenyum kecil.
"Kamu membeli ini?" tanya Lisa sambil menunjuk kalung dengan permata biru dileher Violet.
Violet terdiam, bertanya didalam hatinya,
"Aku harus beralasan apa dengan kak Lisa?"
"Apa diberikan sama Kay?" tanya Lisa sambil menatap lekat mata Violet menyelidik.
"I-iya... Emm, tadi dia memberikan ini padaku untuk dirimu." kalimat itu lolos begitu saja dari bibir Violet. Lisa justru malah tersenyum.
"Dia memberikan ini padamu untuk aku?" tanya Lisa.
Violet mengangguk.
"Vio, kamu sungguh berpikir kakakmu ini bodoh atau apa?" tanya Lisa tidak suka.
"Tidak. Aku tidak pernah berpikir seperti itu padamu." Violet berusaha menjelaskan.
"Lalu, kenapa kamu masih memakai alasan bodoh itu?" Lisa menampilkan senyum smirknya.
"Alasan bodoh bagaimana kak?" tanya Violet semakin takut Lisa akan marah padanya.
"Bagaimana tidak bodoh. Kamu mengatakan dia memberikan ini padamu untuk diberikan padaku tapi dengan cara memakaikannya ditubuhmu?" skak Lisa membuat Violet sepenuhnya bungkam, sadar Lisa mengetahui kebohongannya.
"Aku tidak tau sejak kapan kamu sudah mulai bisa membohongi aku." Sambung Lisa dengan nada kecewa sambil berdiri meninggalkan Violet.
"Kak.." panggil Violet.
Lisa menghentikan langkahnya yang hampir mencapai pintu.
"Maaf.." lirihnya
"Istrirahatlah." jawab lisa sambil membuka knop pintu dan keluar dari kamar Violet.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Nilaaa🍒
hadir kk
IKYD berkunjung
boomlike and rate bintang 5 mendarat
semangat selalu
mampir juga yuk ke IKYD
2020-07-24
3