"Kay, setelah ini langsung antarkan aku pulang." pinta Violet.
"No, no, no! Kamu sungguh berpikir aku hanya butuh teman makan?"
Violet menganggukkan kepalanya. Tapi firasatnya berkata, ada yang tidak beres lagi setelah ini. Entah apalagi yang akan Kay lakukan.
Kay tersenyum kecil,
"Temani aku jalan-jalan. Beli beberapa barang."
"Kenapa mesti sama aku. Tadi kak Lisa bilang dia memintaku cuma temani kamu makan, karena dia sakit tidak bisa menemanimu."
"Itu kata kakakmu, tapi aku tidak merasa pernah bicara begitu."
"Kau-" Violet tidak jadi melanjutkan kalimatnya, mendengus kesal. Percuma melawan Kay, hanya membuang-buang sisa tenaganya.
Kay tersenyum puas.
_***_
Pusat perbelanjaan.
Setelah selesai makan ternyata Kay mengajak Violet ke sebuah Mall. Baru sampai parkiran Violet enggan turun.
"Kay, aku boleh tunggu kamu disini aja?"
"Tidak."
"Aku takut."
"Takut apa. Ada aku."
"Disana pasti banyak orang yang pasti mengenali kita. Nanti jika ada yang iseng mengambil gambar kita berdua malah jadi bahan gosip." terang Violet.
"Biarkan saja. Aku tidak perduli."
" Tapi aku perduli. Bagaimana reputasiku nanti?"
"Kamu akan langsung melesat menjadi top model. Jika mereka tau kamu kekasihku."
"Hey aku tidak perlu mendompleng namamu. Aku cukup bersyukur dengan yang aku dapat dan aku jalani saat ini. Kau pikir aku parasit yang suka hidup dari menumpang orang lain?"
"Aku tidak menganggapmu begitu, sayang."
"Bukan berarti semua orang sepemikiran denganmu! Lagipula aku bukan kekasihmu. Lain kali pilihlah kata yang tepat untuk bicara padaku."
"Tapi aku suka memperlakukanmu seperti kekasihku. Dan jika kamu meminta untuk jadi kekasihku, aku akan sangat senang menerima cintamu."
"Apa?" teriak Violet sambil membelalakkan matanya.
"Aku sama sekali tidak tertarik. Kurangi percaya dirimu yang sudah over dosis itu!" imbuh Violet.
"Ayo turun..!" ajak Kay.
Violet masih tetap pada posisinya.
"Ayo.! atau mau aku gendong?"
Paksa Kay.
"Kamu suka sekali memaksakan kehandakmu sendiri. Egois!" ucap Violet kesal sambil turun dari mobil.
Kay ikut turun, memutari mobilnya.
"Ayo." ajak Kay.
Violet enggan melangkah.
Tanpa aba-aba Kay menggendong Violet ala bridal style.
"Kay turunkan aku. Aku malu."
Tapi kay terlanjur menulikan telinganya.
Kay acuh dengan puluhan mata yang memandang sambil berbisik-bisik kearah meraka. Sedangkan Violet susah payah berusaha turun dari gendongan Kay.
Mark dan 2 orang bodyguard lain membuka jalan untuk mereka. Meminta pengunjung lain minggir agar tidak menghalangi jalan Kay.
Toh Mall ini ini juga bagian dari aset perusahaan milik Kay dibidang properti.
"Diam! atau kamu akan malu karena jatuh di eskalator." kata Kay sambil tetap menggendong Violet menaiki eskalator.
"Pegangan pada leherku jika tidak mau jatuh. Menggendongmu butuh keseimbangan!" perintahnya kemudian
Violet nurut mengalungkan kedua tangannya dileher Kay. Sambil berusaha menyembunyikan wajahnya diceruk leher Kay. Berharap tidak seorangpun mengenali wajahnya. Meskipun kenyataannya hatinya sendiri sadar itu sia-sia karena pasti mereka tau siapa dirinya maupun Kay.
Kay kembali tersenyum puas. Nafas lembut Violet mengenai kulit tubuhnya memberikan sensasi hangat dan getaran lembut pada dirinya.
"Kanapa kamu selalu menggemaskan seperti ini Vio. Membuatku merasa semakin nyaman. Enggan untuk jauh darimu." batin Kay.
Benar seperti dugaan Violet, entah berapa puluh ponsel memotret dan merekam mereka.
"Sial, sebentar lagi pasti akan viral dan masuk berita gosip." rutuk Violet.
Kay akhirnya menurunkan Violet ketika memasuki sebuah toko perhiasan.
"Selamat datang." sapa pelayan toko dengan ramah.
"Bawakan yang terbaik dari toko ini."
"Baik. Tolong tunggu sebentar."
Kay masih mengamati perhiasan didalam estalase. Sedangkan Violet justru mendekat bahkan menyembunyikan tubuhnya dibalik tubuh Mark.
"Lebih baik dikira memiliki hubungan dengan Mark daripada dengan Singa Liar itu. Setidaknya kak Lisa tidak akan marah dan salah paham denganku." pikir Violet.
Kay menoleh mencari keberadaan Violet.
Melihat Violet justru berdekat-dekatan dengan bersembunyi dibalik tubuh Mark membuat ekspresi wajahnya seketika berubah. Wajah yang tadinya santai berubah menjadi wajah yang marah dan memerah dengan mata tajamnya.
"Mark." Kay menekankan suaranya memberi tanda bahwa dia tidak suka Violet terlalu dekat dengan Mark.
Mark langsung paham Bosnya sedang marah.
"Nona Violet, anda jangan disini. Mendekatlah pada Mr. Kay." pinta Mark.
Violet menggelengkan kepalanya. Justru semakin bersembunyi sambil memegangi lengan tangan Mark.
"Mark. Tunggu kami dimobil !" Meninggikan suara lebih dari sebelumnya.
Tanpa permisi Mark langsung berbalik dan pergi bersama dua pengawal lain. Violet hanya mematung.
"Kemari!" titah Kay.
Violet berjalan mendekat.
Pelayan datang membawa beberapa box berwarna biru dan membukanya. Tampak beberapa set perhiasan yang sudah pasti nilainya fantastis.
kay mengamati satu persatu perhiasan didalam kotak-kotak tersebut.
"Menurutmu mana yang paling bagus?" tanya Kay.
"Ini." jawab Violet asal menunjuk kotak. Meskipun asal tunjuk ternyata pilihan Violet adalah perhiasan terbaik yang sama dengan selera Kay.
"Kemarikan tanganmu!"
"Ehh.. apa?" tanya Violet binggung.
"Kemarikan tanganmu. Aku mau meminjam jari dan tanganmu."
"Tidak mau."
"Ayo pinjam sebentar." rayu Kay.
"Tidak mau."
Kay menghela nafas dan langsung menarik lengan Violet membuatnya lebih dekat.
"Aku hanya akan meminjam tapi kenapa kamu pelit sekali?" tanya Kay berbisik didekat telinga Violet.
"Aku gak mau jadi bahan gosip dan dikejar paparazi. Dan terlebih aku tidak mau diteror oleh penggemar2mu yang pasti sebagian besar dari mereka adalah emak-emak berdaster yang berkhayal anaknya akan mau pinang olehmu." jawab Violet menahan suaranya sekecil mungkin dengan nada mengejek.
"Kamu selalu menentangku Vi. Aku akan bermain-main denganmu sekarang." bisik Kay tepat didaun telinga Violet.
"Apa maksudmu?" tanya Violet penasaran.
Tanpa menjawab Kay langsung berlutut dihadapan Violet. Kemudian meraih tangan kanannya dan menyematkan cincin berlian dijari manisnya, setelah itu memasangkan gelang ditangannya. Violet hanya mematung shock dengan ulah Kay yang seenaknya.
Kay kemudian berdiri, memasang kalung dileher Violet yang masih terpaku.
Tubuh mereka berdekatan.
Deg deg deg...
Suara jantung Violet.
"Kamu jangan pernah menentangku dengan alasan ketakutan atau kekhawatiranmu yang berlebihan itu. Karena justru aku akan membuat kekhawatiranmu itu menjadi kenyataan. Ikuti dan menurutlah semua perintahku, maka semua akan lebih mudah." Bisik Kay.
Violet wajahnya memerah menahan amarahnya. Andai saja tidak ada banyak pasang mata yang mengawasi tingkah lakunya ingin sekaki Violet menampar wajah Kay. Tapi Violet lagi-lagi harus bersabar dan diam, demi reputasinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Rangga Lubis Jr.
vgbg bbbnkkkivvb j
jknnu4 i? 4&;&^(&&% Edn
2020-09-01
1
K.S Patra
Kay.. serem 😲
2020-08-04
1