"Aku tau aku cantik. Kalau aku tidak cantik, perusahaan raksasa sekelas Neptunecorps nggak mungkin bakal bayar kontrak kerja tiga kaliq lipat untuk jadi brand ambasadornya." Violet berusaha mengalihkan pembicaraan dari rayuan Kay.
"Dan membuat aku begitu terobsesi untuk selalu dekat denganmu."
"Kay. Ingat rencana yang aku susun itu bersifat sementara saja." kembali Violet berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Violet, setelah semua selesai apa kamu bersedia menikah denganku?"
Nafas Violet semakin terasa sesak dengan cecaran pertanyaan Kay tersebut.
Hatinya terasa seperti tersayat, sangat perih.
"Kay... Tolong..." Violet tidak sanggup lagi meneruskan obrolannya.
"Tapi Violet, aku serius."
"Kay.. CUKUP!!!" teriak Violet sambil menyentakkan kedua tangan Kay dari bahunya.
Kay merasa tidak terima menarik kepala belakang Violet dan menciumnya dengan kasar.
"Eemmmpphh... eemmmpph..." Violet meronta-ronta tapi gagal justru Kay semakin memperdalam ciumannya.
Violet menggigit bibir bawah Kay sampai berdarah kemudian Kay baru melepaskan ciumannya.
Plaaakkk...
Violet menampar pipi Kay dengan keras.
"CUKUP KAY!!! KAMU KURANG AJAR PADAKU.!!!" teriak Violet marah dan menangis.
"KALAU AKU BILANG SUDAH YA SUDAH. TOLONG JANGAN TERUSKAN LAGI. AKU TARIK PERKATAANKU DIKANTORMU TADI. SEMUA OMONGANKU DENGANMU HARI INI AKU TARIK LAGI. KITA BATALKAN SEMUA RENCANANYA. AKU TIDAK MAU BERTEMU DENGANMU LAGI. DAN MASA BODOH DENGAN CINTAMU. AKU TIDAK MAU MENIKAH DENGANMU. DAN APAPUN TENTANGMU DENGANKU SELESAI SAAT INI JUGA. AKU TIDAK MAU BERTEMU ATAUPUN MELIHAT WAJAHMU..!!! URUS SEMUA URUSANMU SENDIRI. AKU TIDAK LAGI PERDULI!!!" ucap Violet tegas dengan wajah memerah, namun air matanya mengalir.
Diujung hatinya terasa perih saat dia mengatakan hal tersebut.
Kay terpaku mendengar semua ucapan Violet.
Kay bahkan tidak memperhatikan ujung bibirnya yang berdarah.
Violet berlari pergi dari tempat itu meninggalkan Kay. Kay yang sadar akan kesalahannya yang fatal terpaku menatap kepergian Violet. Setelah beberapa saat Violet menghilang dari pandangannya, Kay tersadar kemudian menyusul Violet.
Tepat halaman depan Violet bertemu dengan Mark yang baru sampai.
"Sekretaris Mark, tolong antar aku pulang sekarang." pinta Violet memohon sambil menangis.
Mark melihat kebelakang agak jauh dari Violet ada Kay berhenti didekat pintu.
"Ada apa nona?" tanya Mark.
"Antar aku pulang. Aku nggak mau disini Mark tolonglah." Violet mengatupkan kedua telapak tangannya memohon.
"Nona tenang dulu. Jika begini aku tidak mengerti." Mark berusaha menenangkan Violet.
Mark kembali melirik Kay yang berdiri. Kemudian Kay menganggukkan kepalanya.
"Baiklah. Nona tenang dulu. Kalau sudah tenang saya antarkan pulang. Sekarang atur nafasmu."
Violet menurut, berusaha mengatur nafasnya yang tersegal-segal.
Begitu Violet sudah tenang Kay membukakan pintu mobil dan mengantarkan Violet pulang.
"Apa yang terjadi nona?" tanya Mark memecah keheningan didalam mobil.
Seketika air mata Violet kembali mengalir.
"Di- dia selalu kurang ajar padaku Mark. Sejak pertama bertemu dia selalu begitu sampai-sampai menjadi berita besar. Hari ini aku datang pada dia untuk bersama meredam berita tersebut tapi apa, justru lagi-lagi dia begitu kepadaku."
Mark menghela nafas.
"Nona tau kenapa Mr. Kay berbuat seperti itu?"
Violet menggelengkan kepalanya.
"Apapun alasannya tetap saja itu tidak beradab. Tidak sopan!"
Mark menganggukkan kepalanya.
"Mr. Kay tidak seperti orang pada umumnya nona. Saya paham ini semua terlalu cepat untuk anda, tapi Mr. Kay juga tidak punya banyak waktu untuk bermain-main."
"Apa maksudmu? Kamu membenarkan sikapnya yang kurang ajar itu sekretaris Mark? Kamu tidak bersimpati padaku? Bagaimana jika ibumu, saudara perempuanmu, istrimu, atau bahkan anakmu mengalami hal yang aku alami apa kamu akan membenarkannya juga? Aku tau kamu dekat dentan Kay tapi bukan berarti kamu boleh membenarkan hal salah yang dia lakukan" sarkas Violet degan mata marah.
"Nona salah mengerti."
"Lalu jelaskan padaku dengan baik bagaimana aku harus mengerti pelecehan berulang-ulang itu bisa dibenarkan!" sanggah Violet.
"Maafkan saya Nona. Saya terlalu lancang. Satu hal yang saya berani jamin adalah, Mr. Kay tidak seburuk yang anda pikirkan."
"Cih! Bela saja terus junjunganmu." sinis Violet mengakhiri perdebatan mereka.
Setelah perjalanan yang cukup jauh akhirnya mereka sampai dihalaman depan rumah Violet. Kay meoleh Violet yang tertidur.
***Mark: "Hallo Lisa."
Lisa: "Iyaa... Ada apa Mark?"
Mark: "Aku didepan rumahmu. Keluarlah."
Lisa: "Kenapa bukankah kamu sudah pulang dari tadi?"
Mark: "Keluar dan lihatlah sendiri***."
Mark kemudian memutuskan telfonnya.
Lisa keluar dari kamarnya terburu-buru.
Melihat Lisa tampak dipintu rumah Mark turun dari mobil.
"Ada apa Mark?"
"Aku tidak banyak tau. Aku baru sampai, nona Violet sudah menangis dan memintaku mengantarnya pulang. Tapi dia ketiduran, mungkin dia kecapekan."
"Apa kamu tidak tanya sama Kay?"
"Nggak sempat Lis."
"Trus gimana? Violet dibangunin aja atau bagaimana?"
"Kasihan dia kalau dibangunin. Biar aku gendong aja. Itupun kalau kamu ijinkan.
"Baiklah nggak papa. Gendong aja."
Mark kemudian membuka pintu mobil didekat kursi Violet dan menggendongnya diikuti Lisa yang memandu menunjukkan kamar Violet.
"Mark, tidak mungkin kamu sama sekali tidak tau masalahnya. Tolong ceritakan padaku. Kamu tau Mark akulah yang bersalah disini karena akulah yang menyebabkan Violet bertemu dengan Kay dan mendapatkan masalah seperti ini." tanya Lisa sambil berjalan beriringan dengan Kay menuruni anak tangga setelah membaringkan Violet di kamarnya.
Mark diam berpikir sebelum menjawab pertanyaan Lisa.
" Ayo duduk dan jangan pulang sebelum kamu menjelaskanya." Lisa mengajak Kay duduk di sofa ruang tengah rumahnya.
"Lisa, kamu taukan sebenarnya Mr. Kay mengincar nona Violet?"
Lisa menganggukkan kepalanya.
"Sepertinya Mr. Kay tidak lagi punya cukup waktu dan tidak bisa bersabar. Mungkin tadi Mr. Kay memaksakan niatnya pada Violet."
"Apa?? Apa secepat ini? Terang saja Violet seperti itu. Lalu bagaimana ini?"
"Aku belum tau. Aku akan menemui Mr. Kay dan membicarakan masalah ini. Nanti kamu akan aku kabari."
"Baiklah kabari aku terus. Tadi aku sudah merasa tenang Violet sudah bersikap biasa lagi bahkan berbesar hati mau bekerja sama meredam berita ini. Tapi sekarang sudah tambah parah lagi situasinya." Lisa menghela nafas kemudian menunduk kedua tangannya menahan pipinya.
Mark mengusap lembut punggung Lisa, sedangkan Lisa yang merasakan usapan tangan Mark tersentak kaget.
"Eeehh.." Lisa mengangkat kepalanya dan menoleh pada Mark.
"Sudahlah, aku tidak akan membiarkan kalian menghadapinya sendiri." ucap Mark sambil tersenyum. Wajah tenang dan terlihat dingin milik Mark menjadi jauh berbeda saat dia tersenyum, kadar ketampanannya meningkat drastis.
"Benarkah?" tanya Lisa sambil mencari kejujuran dibalik senyuman Mark.
"Tentu saja. Sekarang kamu adalah kekasihku. Mana mungkin aku membiarkanmu menghadapi masalah sendiri." Lisa buru-buru memeluk Mark yang duduk disebelahnya.
"Lisa, jangan begini Bagaimana kalau ada ARTmu melihat?"
"Biarkan saja. Lagipula jam segini udah pada tidur dibelakang sana." ucap Lisa sambil mengangkat wajahnya menatap wajah Mark
Mark menatap intens mata Lisa dengan bulu matanya yang lentik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Hakqi
smngat ya
2020-08-04
2
@ShinShinta31 (IG)
Hallo author. Aku like sampai sini yak. Ditunggu feedback-nya di novel terbaru aku LIFE AFTER MARRIED. Sukses selalu ya thor
2020-08-04
1