"Ayo berangkat." Kay kemudian melepaskan tangannya dari pinggang Violet.
"Huuufftt.. Selamat aku..." gumam Violet lega.
Kay meraih tangan Violet untuk kembali menggandengnya.
"Sebaiknya menurut saja daripada terjebak lagi. Lagipula sebenarnya digenggam tangannya rasanya menyenangkan dan... Astaga..!!! Sadar Violet!! Sadar!!" batin Violet kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum.
_***_
"Ayo turun!" perintah Kay sambil membukakan pintu mobil untuk Violet. Violet menurut saja.
"Kita dimana?"
"Emm... kamu akan tau sebentar lagi." sambil mengulurkan tangannya. Violet menatap Kay kemudian mengangkat kedua alisnya.
"Apa harus gandengan tangan lagi" tanya Violet kemudian karena Kay tidak cukup peka dengan ekspresi wajahnya.
"Hemm.." Kay menganggukkan kepalanya.
"Kenapa?"
"Karena aku mau."
"Kamu-? Heeefftt...!" akhirnya Violet memilih tidak melanjutkan debatnya karena percuma akan kalah dengan Kay. Violet kemudian meletakkan tangannya ditelapak tangan kay yang dari tadi sudah terulur. Kay tersenyum penuh kemenangan.
"Kay ini milik siapa?" tanya Violet sambil mengamati bangunan besar dan halaman luas didepan bangunan tesebut.
"Milikku."
"Humm. Banyak sekali orang disini. Semua pekerjamu?" tanya Violet melihat banyaknya laki-laki dan perempuan berpakaian seragam berbaris didekat pintu masuk. Mereka semua menundukkan kepalanya memberi Hormat.
Kay berdiri tepat didepan mereka semua.
"Mike." Kay memanggil nama seseorang, dan kemudian orang yang pernama Mike maju beberapa langkah dari barisan itu.
"Saya Mr."
"Sudah siap semuanya?"
"Sudah Mr."
Kay menganggukkan kepalanya.
Kemudian Mike membalikkan badan menghadap barisan orang-orang tersebut.
"Semuanya, kenalkan ini adalah Nona Violet. Dan sesuai instruksi saya tadi semua bekerja dan bertanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Jangan ada kesalahan. Mengerti?"
"MENGERTI!!" jawab mereka serempak.
"Kembali ketugas masing-masing." ucap Mike kemudian disusul mereka tetap berjalan tertib pergi dari tempat itu.
"Makasih Mike. Oh ya kabari Mark kalau urusannya sudah selesai suruh segera kembali dan jangan lama."
"Baik Mr. Akan saya laksanakan." Mike membungkukkan badannya dengan hormat.
"Silahkan." Mike mempersilahkan Kay dan Violet masuk, setelah dia membukakan pintu.
"Ayo masuk." ajak Kay dengan menggandeng tangan Violet.
Mike membukakan pintu utama bangunan tersebut. Tampak ruangan besar dengan warna putih dan cokelat. Diruangan itu juga banyak hiasan ornamen alam dan beberapa tumbuhan hidup. Kay sangat suka dengan alam dan tanaman tidak heran disetiap tempat miliknya ada banyak nuansa alam dan tumbuhan.
Violet masih mengikuti langkah Kay yang akhirnya membawanya kebagian belakang tempat tersebut yang memiliki view
laut. Dari tempat Violet berdiri saat ini ada beberapa anak tangga turun yang menghubungkan dengan Kolam renang yang berpagar kaca tebal dan dengan barisan besi kokoh disebaliknya.
"Wooww... ini keren banget Kay." Puji Violet sambil memanjakan matanya menikmati pemandangan yang luar biasa.
"Aku tau kamu kaya, tapi sama sekali nggak nyangka kalau kamu punya tempat tinggal sekeren ini." sambungnya.
Kay tersenyum hatinya merasa bahagia.
"Ternyata seperti ini rasanya bisa melihat kamu benar-benar merasa bahagia Vi." batin Kay.
"Kay, apa kamu pernah ajak kak Lisa kemari?" tanya Violet yang mendekati pagar kaca.
"Belum pernah aku mengajak orang lain kesini. Kamu yang pertama kali." jawab Kay sambil mengambil posisi disamping Violet.
"Oh ya? Kenapa begitu? Bukankah kamu akan semakin terlihat keren kalau semakin banyak yang tau kamu tinggal ditempat seperti ini?"
Violet menikmati terpaan angin laut diwajah cantiknya.
Kay tersenyum,
"Untuk apa? Aku jarang sekali datang kesini."
"Oh ya? Lalu kamu tinggal dimana?" tanya Violet menoleh kepada Kay.
"Aku tinggal diappartemen Vi."
"Loh, emang gak sayang Kay kamu bangun tempat ini dan jarang kamu tinggali?"
"Aku membangunnya untuk hal lain Vi. Lagipula aku ingin menempatinya bersama istri dan anakku nanti. Selama belum memiliki keluarga aku akan tetap tinggal diappartemen."
"Kamu aneh" ucap Violet masih dengan kegiatannya memanjakan wajahnya dibelai angin laut.
Kay mendekat pada Violet, kemudian meraih kedua bahu Violet membuat mereka saling bertatapan. Rambut Violet yang terurai terkena terpaan angin membuatnya semakin cantik dimata Kay.
"Vi, bagaimana jika aku menyukaimu?" tanya Kay serius.
Seketika darah Violet seakan berhenti mengalir, panas tubuhnya menguap seketika berganti dengan rasa dingin seakan membekukannya.
"Vi aku merasa kamu adalah jodohku."
Kay masih menatap mata Violet serius.
"Kay, ini tidak lucu sama sekali." ucap Violet sambil tersenyum kecut dan menundukkan wajahnya.
"Aku tidak sedang melucu Violet, tapi aku sedang bicara serius." Kay menarik dagu Violet yang kembali membuat mereka bertatap mata.
"Kay, maaf yaa kurasa sebaiknya kita fokus untuk menyelesaikan masalah yang ada dulu. Jangan membahas hal yang lain. Lagi pula masih ada kakakku, kamu tidak sepantasnya bicara seperti ini."
"Tapi Vio-"
"Sudahlah, kita bahas solusi untuk masalah kita saja oke." Violet menyela ucapan Kay.
Jantung Violet terasa sedang berdisco didalam dadanya.
Violet harus tetap tenang, meskipun dia sendiri tidak tau apa yang sedang dia rasakan.
Ada rasa bahagia, tapi disisi lain juga ada rasa kecewa disudut hatinya.
"Ayo antarkan aku pulang." pinta violet membalikkan badannya dan berjalan kearah bangunan itu untuk pulang.
Greepp...
Violet terhenti seketika saat Kay melingkarkan kedua tangannya dipinggang Violet.
"Kay lepasin." Violet berusaha membuka pelukan Kay.
Kay justru mempererat pelukannya dan menyandarkan dagunya dipundak Violet.
"Kay lepas."
"Jangan Vi, sebentar saja aku memelukmu."
"Tapi aku harus pulang dan istirahat Kay. Besok kita akan banyak kerjaan." Violet memberi alasan.
"Aku tau. Beri aku 5 menit untuk tetap memelukmu."
"Tapi ini tidak sopan namanya." Violet yang mulai tidak tahan dengan suara nafas Kay yang sangat dekat dengan telinganya.
"Biarlah. Hanya ada kamu dan aku disini."
"Jangan lupakan anak buahmu yang lalu lalang disana." ucap Violet sambil menunjuk seseorang yang sedang berjalan berjaga yang jauh dari tempat mereka tapi masih terlihat jelas.
"Mereka tidak akan berani menganggu kita."
"Aku risih Kay lepasin."
"Tidak!! Aku akan memelukmu selama aku masih bisa melakukannya." Kay masih bersikukuh.
"Apa maksudmu?"
"Aku tidak tau apa aku bisa terus memelukmu atau tidak. Aku takut tidak bisa. Tubuhmu hangat Vi, sehangat hatimu."
"Apa kamu mau gombalin aku?"
"Tidak. Aku mengatakan kenyataannya."
"Lepasin Kay. Aku mohon, jantungku rasanya mau lepas."
"Aku tau. Dan detak jantungmu menghangatkan aku."
"Oh Yaa Ampuun... Aku sedang berbicara dengan batu rupanya. " ucap Violet kesal karena sikap keras kepala Kay.
Kay memutar tubuh Violet,
"Kamu cantik Vi." Kay membelai rambut Violet.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Ina Ima
keren ceritanya thor.
2020-09-04
0