Sudah seminggu ini Dila seperti kehilangan jiwanya, wanita itu terlihat sering sekali melamun dan menyendiri. Dila juga sering tak fokus dalam bekerja sehingga seringkali mendapat teguran dari Bu Jena
" Apa yang harus kulakukan?" Gumam Dila mendongkak menatapi langit yang biru cerah namun tak secerah hatinya
Ting
Tong
Ting
Tong
Dila memutuskan masuk kedalam rumah ketika mendengar suara bell berbunyi. Tidak biasanya dijam-jam kerja seperti ini ada yang mengunjungi Dila. Karena sudah 3 hari ini Dila memutuskan cuti, 4 tahun bekerja dan Dila baru mengambil cuti sekarang. Dila terlalu teladan sehingga tak pernah mengambil cuti tahunannya
Ceklek
Dila terkejut ketika melihat yang didepan pintunya adalah Darren, pria itu menatap Dila begitu tajam. Lalu secepat kilat mendorong pintu, ia masuk kedalam dan langsung mencium bibir Dila
Dila kewalahan dengan ciuman mematikan penuh hasrat itu. Dila mencoba meronta dengan mendorong dada Darren dengan kedua tangannya namun bukannya berhenti Darren malah mendorong tubuhnya menuju sofa hingga tubuh keduanya saling menumpuk disana
" Emmmhhh Darren." Dila berteriak kencang ketika bibir Darren melepaskan bibirnya. Darren menatap tajam Dila dengan nafas terengah-engah
" Ada yang ingin kubicarakan."
" Nanti saja, aku benar-benar tidak tahan." Bisik Darren
" Ini benar-benar penting." Saut Dila memelas, tapi Darren tak gentar. Ia kembali menciumi bibir itu sembari menahan tangan Dila yang berusaha meronta
Dalam secepat kilat Darren sudah bisa melorotkan daster yang Dila pakai. Jemari kekarnya mulai menyusup ke balik kain segitiga Dila tanpa melepaskan pagutannya
Lama kelamaan tubuh Dila merespon apa yang Darren lakukan. Tubuh Dila mulai melemah tak berdaya dibawah Darren. Membiarkan Darren berbuat semaunya
Dalam satu jam ini Darren berhasil membuat apartement itu penuh rintihan Dila. Ia mengakhiri semuanya setelah melepaskan cairan putih kentalnya diperut Dila
Darren segera bangkit dan memakai pakaianya lagi disamping Dila yang masih berbaring disofa
" Aku hamil." Ucap Dila membuat pergerakan Darren terhenti. Darren menoleh pada Dila begitupun Dila menoleh pada Darren, keduanya saling menatap beberapa saat
" Kau yakin itu milikku, bukan milik Adrian?"
" Apa kau sudah gila?" Darren menggertakan giginya akan perkataan kasar itu, Dila semakin berani padanya
Dila segera bangkit memakai dasternya tanpa memakai bra dan cdnya. Ia berjalan kekamarnya
" Gila, bagaimana bisa." Gumam Darren menjambak rambutnya pelan lalu menyandarkan tubuhnya disofa
Pekerjaan akhir-akhir ini cukup menguras pikiran Darren, ditambah Natasha yang terus-terusan marah pada Darren karena Darren selalu membatalkan kencan mereka secara mendadak. Dan Dila yang Darren pikir bisa menjadi pelampiasan naffsu dan rasa lelahnya itu malah semakin menambah pusing Darren
Brakkkkkkkkkkkk
Darren yang tampak melamun itu terkejut ketika Dila melempar puluhan testpack dan hasil usg ke dadanya. Darren mengambil satu testpack dan satu lembar usg
Darren meneguk ludahnya susah payah menatapi dua benda ditangannya
" Dila, aku-"
" Kau tahu, kau merusak masa depanku!" Ucap Dila dengan kedua mata berkaca-kaca. Darren mencoba menarik jemari lentik itu namun ditepis Dila. Darren yang biasanya garang itu kini melunak tiba-tiba
" Kau puas sekarang? " teriak Dila
" Bukankah kau juga menikmatinya?" Dila mengusap kedua airmatanya yang mulai menitik, ia benar-benar tak menyangka kenapa Darren sejahat ini sekarang bahkan dengan teganya mengatakan hal itu, padahal Darren yang awalnya selalu memaksa Dila
" Aku tidak mungkin-"
" Kau tidak mungkin bertanggung jawab, maksudmu begitu?" Untuk pertama kalinya Dila merasakan sakit hati lagi setelah sekian lama, hatinya yang mati itu merasakan sakit lagi
" Tidak, bukan seperti itu."
" Lalu kau mau membunuhnya? Kau mau membunuhnya?" Teriak Dila histeris
Keterdiaman Darren menbuat airmata Dila meluncur sangat deras. Semenjak bertemu lagi Darren, airmata Dila sering sekali menetes. Akhirnya Dila meninggalkan Darren, ia menuju kamarnya
Darren mengusap wajahnya kasar, bukan ini yang Darren mau. Darren tak berniat sama sekali menjalin hubungan lagi dengan Dila. Ia hanya menjadikan wanita itu pelarian naffsunya saja dan Darren hanya ingin Dila merasakan sakit hatinya dulu. Dila mungkin sekarang sakit, tapi janin tak berdosa itu? Apa pantas mendapatkan semuanya
Akhirnya Darren menyusul Dila kekamarnya
" Dila, aku akan memikirkan semuanya. Tenanglah." Ucap Darren diambang pintu pada Dila yang menangis meringkuk di atas kasur
" Aku akan mencari jalan keluar untuk ini."
" Kau tidak akan dirugikan atas masalah ini, percayalah." Ucap Darren lalu berlalu meninggalkan Dila
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
widi
ntah karena apa ko ya bisa bertahan...wes pergilah...
2024-02-23
0
🎀Cita🎀
yayaya,bakalan gimana ya
2024-02-23
0
Nur Hayati
lnjttttt,,, udh pergi aj dila vw dh adik mu,,, punya ibu jg tukang mabuk utang di mana2,,,, darren mana tau akan kesulitan darren tau aja sakit hati
2024-02-23
0