Tak berperasaan

Hari ini Dila bekerja lembur, kedatangan presiden ke hotel mereka membuat semua staf hotel sibuk. Setiap detail harus sempurna, begitulah kata Bu Jena

Dila membersikan setiap celahnya, bahkan wanita itu sampai naik keatas kursi untuk menggapai atas gorden

" Gila, ini benar- benar susah." Gerutu Gerutu Dila

Cekleeeeekkkkkk

Dila menoleh kebelakang ketika suara pintu yang dibuka pelan terdengar. Dila sedikit terkejut karena itu adalah Darren. Seperti biasa tatapan itu bengis pada Dila

Dila akhirnya bisa bernafas lega karena ternyata Darren tidak sendiri, ia bersama Bu Jena dan Pak Irwan sang manajer dan manajer umum

" Kami meminimalisir sebisa mungkin pak, untuk membuat Pak Presiden puas." ucap Irwan pada Darren

" Aku tidak suka warna gordennya." tunjuk Darren tapi bukan gorden yang ia tunjuk melainkan Dila

Pak Irwan dan Bu Jena saling melirik, padahal sejak dulu gordeng itu memang dikhususkan untuk tamu penting

" Ganti sebelum besok tiba." Sia- sia sudah pekerjaan Dila, wanita itu menghela nafasnya. Ia tahu Darren sengaja melakukan itu

" Haruskan aku minta maaf? Tapi itu sudah 10 tahun yang lalu. Aku yakin dia sudah tidak ingat." Batin Dila

" Dila, turun saja, kita akan ganti gordennya."

" Baik bu." Namun Dila tak melihat pijakannya, ia oleng dan terjatuh

Brukkkkkkkkkkk

Darren hanya diam dengan wajah dinginnya menatapi Dila yang kesakitan

" Dila, kau ini teledor sekali." Gerutu bu Jena berniat membantu Dila namun dihentikan Darren, pria itu menghalangi dengan tangannya

Akhirnya ketiganya hanya melihat Dila yang kesakitan, sepertinya lengan wanita itu terkilir. Bu Jena tampak merasa kasihan, bagaimanapun Dila karyawan yang teladan dan cukup dia sayangi. Tapi bu Jena juga merasa heran, sejak awal Darren tampak tak menyukai Dila

Setelah lama menyaksikan Dila kesakitan, akhirnya Darren pergi. Setelah kepergiannya Bu Jena menolong Dila, wanita itu tampak menitikan airmata saking sakitnya

" Dila, kau tidak apa- apakan?" Tanya Bu Jena

" Bu Jena, ini sungguh sakit."

" Aku akan membawamu ke dokter, besok kau tidak usah bekerja."

" Tidak, ini akan sembuh besok." Begitulah Dila, sakit tak membuatnya absen bekerja, entah apa yang mendasari Dila begitu bekerja terlalu keras, Dila masih muda, ia belum punya tanggungan apapun, tapi ia begitu keras dalam bekerja

Bu Jena dan Pak Irwan membawa Dila keluar dari kamar hotel presiden suite itu, keduanya sepakat membawa Dila ke klinik 24 jam

Di jalan mereka berpapasan dengan Adrian, kepala Chef di hotel tersebut

" Kenapa dengan Dila?" Tanya Adrian, sebagai seorang yang memuja Dila, tentu Adrian sangat khawatir

" Pacarmu ini jatuh di kamar tadi." Semua orang sudah tahu bahwa Adrian selalu mengejar Dila, keduanya memang dekat namun Dila hanya ingin berteman saja dengan Adrian, hidup Dila masih belum tertata itu sebabnya Dila tak ingin menjalin hubungan dengan siapapun

Adrian segera mengambil alih Dila dari Bu Jena, pria itu memegangi pinggang Dila menopang tubuh itu." Aku akan membawa Dila ke rumah sakit dan mengantarnya pulang." Dila hanya pasrah, ia merasa sudah tidak kuat untuk bicara, pandangannya saja sudah mengabur

" Baiklah, aku titipkan Dila padamu ya. Jangan macam-macam." Ancam bu Jena membuat Adrian terkekeh lucu

Kejadian itu ternyata dilihat Darren, ia menyaksikan dari belakang. Dila dipegangi Adrian, di bawa dengan mobilnya. Darren menyaksikan itu, ia berdecih jijik. Darren bukan cemburu, gila sekali bila Darren cemburu, jelas- jelas ia sangat membenci Dila. Semakin benci karena ternyata hidup Dila sangat baik, bahkan ia punya pacar tampan dengan karier yang cukup bagus. Pikir Darren

Terpopuler

Comments

rachma yunita

rachma yunita

lama amat update nya thor... jangan lama2 dong.. /Sob/

2024-02-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!