Tidak mau bertemu

" Bu Misel." Panggil Dila pelan

" Dengan siapa?" Misel yang sedang duduk dimeja itu mendongkak menatap Dila yang berdiri didepannya

" Saya Dila, dari depatment housekeeping."

" Ouhhmm, jadi kau yang bertugas membersihkan ruangan bos hari ini?"

" Uuhmm tidak bu, saya ingin bertemu Pak Darren?"

Misel tersenyum tipis dengan wajah ragu

" Mohon maaf Dila, tidak bisa sembarang orang masuk ke ruangan Pak Darren." Saut Misel

" Begini Bu, ini perintah Bu Jena." Misel tampak berpikir sejenak

" Oh baiklah." Saut Misel seraya bangkit, dia memutari mejanya dan berjalan menuju pintu ruangan Darren lalu mengetuknya

Dila hanya memperhatikan dari jauh

Misel masuk kedalam ruangan Darren

" Pak Darren, ada yang mau bertemu anda?"

" Aku tidak ada janji dengan siapapun!" saut Darren tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari layar komputer

" Bu Jena mengirim seseorang untuk bertemu anda." Darren menghela nafasnya pelan lalu melihat ke arah Misel yang menunggu jawabannya, tapi pria itu tak berbicara sedikitpun

" Pak."

" Siapa? Siapa yang berani menemuiku di jam sibuk begini." Gerutu Darren seraya membuka kacamatanya

" Aku tidak punya banyak waktu, cepat suruh dia kemari." Ucap Darren lagi membuat Misel bergegas. Wanita itu membuka pintu untuk Dila

" Dila, masuklah." Mendengar nama Dila, Darren tampak marah

" Tunggu!" Bentaknya tanpa melihat ke arah pintu dimana ada Dila yang mau melangkah masuk, Dila dan Misel cukup terkejut dengan bentakan itu

" Aku tidak mau diganggu, kecuali orang itu sudah bosan kerja disini!" Ucap Darren membuat Misel merasa heran, kenapa pria itu mudah sekali berubah padahal jelas-jelas barusan Darren setuju dan menyuruhnya

Dila melirik Misel begitupun dengan wanita itu, Misel segera mendorong pelan Dila keluar lagi dari ruangan itu sebelum Darren benar-benar marah

" Memangnya bu Jena menyuruhmu apa?" Tanya Misel

" Bu Jena menyuruhku meminta maaf pada Pak Darren atas kesalahan kemarin." Misel yang hari itu ada disana melihat keduanya tampak menghela nafas

" Aku kira benar-benar penting."

" Bu, kau seperti tidak tahu saja bu Jena." Jawab Dila

" Benar-benar." Gerutu Misel menggelengkan kepalanya

" Kembalilah bekerja, tidak usah meminta maaf untuk hal seperti itu."

" Tapi bu-"

" Aku akan membantumu bicara pada Bu Jena, lagipula Pak Darren tidak akan mempermasalahkan hal sekecil itu."

" Terima kasih." Saut Dila lalu meninggalkan Misel

Sambil berjalan tiba-tiba Dila memikirkan Darren

10 tahun lalu ..

Pov ( Dila)

Begitu banyak hal indah yang Darren lakukan untukku, Darren selalu punya cara untuk membuatku tersenyum. Darren selalu memberiku hadiah, 1 tahun bersama Darren bukan waktu yang sebentar banyak waktu yang kami habiskan bersama, begitu banyak kenangan indah. Darren bukan hanya sekedar cinta monyet, dia juga cinta pertamaku

Hari itu Darren mengantarku pulang karena badanku terasa kurang fit. Didepan pintu gerbang Darren menurunkanku

" Maaf, aku tidak bisa masuk, aku masih ada kelas." Kata Darren dengan wajah merasa bersalah

" Pergilah nanti kamu terlambat." Tak lupa aku mengecup pipi berlesung itu, kebaikan Darren, perhatian Darren dan kasih sayangnya membuatku mulai merasakan cinta. Darren membuatku jatuh cinta dengan segala macam tingkahnya

Pria itu tersenyum setelah mendapat kecupanku dan langsung pergi

Aku sendiri memutuskan masuk kedalam rumah, tumben sekali mama tidak mengunci pintu rumah dan yang membuatku senang adalah kehadiran Papa, aku melihat sepasang sepatu pria didepan rumah, meski merasa aneh karena sepatu itu tidak pernah dipakai papa, mungkin saja itu sepatu baru yang dibelikan mama. Tidak biasanya juga Papa ada dirumah dijam saat ini. Papa adalah orang yang sibuk dengan pekerjaan, pikirku polos

Aahh ini terlalu nikmat

Deg

Jantungku tiba-tiba berdebar tak karuan ketika mendengar suara pria yang tak kukenali. Aku mencoba berjalan masuk lagi kedalam dengan langkah pelan dan pikiran mulai melayang. Mencoba mencerna suara-suara itu, mungkin saja itu rekan bisnis Papa, pikirku tapi ..

Hal yang benar- benar mengejutkan, kedua mataku terbelalak lebar menyaksikan dua insan di ruang tamu salah satunya adalah mamaku. Aku tidak percaya

" Mama mengkhianati Papa." Batinku, kedua mataku berkaca-kaca, ini sebuah hantaman besar untukku. Kehidupan kami selama ini baik-baik saja, Mama dan Papa terlihat saling mecintai dan mengasihi

Aku memutuskan untuk keluar dari rumah, aku berlari menjauhi rumah, meski tubuhku sangat lemah aku tak ingin melihat hal menjijikan seperti itu. Ketika berhenti dipersimpangan jalan aku menangis histeris. Diusiaku yang masih sangat muda kenapa aku menyaksikan hal seperti ini ...

Pov Dila berakhir

" Darren pasti sangat membenciku." Gumam Dila lalu Dila berhenti, ia menggelengkan kepalanya pelan seraya memejamkan matanya

" Tidak Dila, itu bukan lagi urusanmu. Semua hanya masa lalu. Yang paling penting sekarang hanyalah dirimu, ya hanya aku. Semangat Dila, demi hidupmu yang lebih baik!" gumamnya kemudian melanjutkan langkahnya lagi

Jangan lupa vote, like, dan komentarnya ya temen-teman

Maaf ya aku baru muncul lagi setelah sekian lama 🤣, sibuk banget guys. Aku juga kayanya belum bisa lanjutin cerita2 aku yang lain, jujur aku lupa dan harus mikir ulang buat lanjutin

Tapi guys, mudah2n cerita baru aku ini gak kalah menarik dari cerita aku sebelumnya yaa,,,

Terpopuler

Comments

Yuli Yanti

Yuli Yanti

mamfir thor,certa nya bgs aq suka

2024-04-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!