Lebih baik menurut

" Tidak Dila, kamu kuat!" Gumam Dila didepan hotel

Pagi ini Dila berangkat lebih pagi dari biasanya. Ini sudah menjadi tugas Dila, ia mendapat sebuah kehormatan untuk membersihkan semua area yang akan ditempati pak Presiden. Tentu Dila tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas, ia bisa saja kan di promosikan bila sang presiden puas dengan semua pelayanannya

Dila selalu berharap kehidupannya meningkat, disaat sakit seperti inipun Dila memaksa Bu Jena, ia tidak ingin diganti dan ingin menyelesaikan semuanya dengan baik

Dila memasuki kamar presiden suite tanpa berganti seragam terlebih dulu. Karena jam kerja belum dimulai. Dila kembali menatap setiap ruangan dengan baik, membersihkan setiap celah sampai semuanya kinclong

" Akhirnya." Dila mengusap dahinya yang sedikit berkeringa, ia memandangi jendela dimana pemandangan indah kota didepan matanya

" Suatu saat nanti, aku pasti bisa memiliki gedung itu."

Dila terkejut ketika mendengar suara tawa menggelegar dibelakang tubuhnya. Kedua mata Dila terbelalak lebar karena ternyata itu adalah Darren

" Kau bermimpi di siang bolong!" Jawab Darren kasar

Dila langsung menundukan kepalanya

" Pagi Pak." Dan tumben sekali pria itu datang pagi buta, pikir Dila

Darren mendudukan dirinya diatas kasur, ia memandangi Dila dari atas kebawah, tidak memakai seragam membuat Dila berbeda, wanita itu tampak menawan dengan rok bunga hitam selutut dengan kaos pinknya

" Semuanya sudah selesai, saya juga sudah mengganti gordennya. Kalau begitu saya pamit." Tidak nyaman rasanya berlama-lama satu ruangan bersama Darren, terlebih hubungan mereka kini sangat berbeda

Darren tak menjawab, ia hanya diam lalu menyalakan rokonya. Tak mendapatkan jawaban, Dila memutuskan untuk pergi, ia menuju pintu, tapi sayang sekali Darren mengunci pintu itu

Dila melihat jam ditangannya yang sudah menunjukan jam dimana seharusnya ia sudah siap dengan segala atributnya

" Ada apa ini, kenapa tidak bisa dibuka?" Gerutu Dila mencoba memaksa membuka pintu

" Kau berniat merusak pintu kamar hotelku?"

" Setelah merusak hidupku!" Lanjut Darren tapi didalam hati. Dila membalikan badan dengan wajah memohon

" Pak, saya sudah benar- benar terlambat!" Pinta Dila, Darren melangkah selangkah mendekat membuat Dila mundur kebelakang. Dila takut melihat tatapan penuh kebencian dari Darren, jika tak membutuhkan pekerjaan, mungkin Dila sudah resign dari sana

Darren membuang rokok ditangannya ke lantai, dalam sekali tarikan ia mendapat tubuh Dila dipelukannya. Mata Dila melotot dengan perlakuan Darren

" Pak Darren, lepaskan." Darren malah tersenyum licik

" Ini tidak benar, kumohon lepaskan aku!" Jantung Dila sudah dag dig dug saja, nafas Darren begitu terasa diatas ubun- ubunnya

" Kau, apa kau tidak punya malu." Dila mendongkak menatap wajah tampan tapi menakutkan itu

" Pak Darren, mungkin aku sudah melakukan kesalahan-"

Awwww

Darren melempar tubuh itu hingga terjatuh kelantai, tangan kanan Dila yang sakit semakin menjadi, Darren mendekati Dila, ia berjongkok didepan Dila yang terlentang, tangan Dila terlalu sakit sehingga ia susah sekali bangun

Tatapan itu tertuju pada rok Dila yang tersingkap, seringai licik terlihat dikedua mata Darren

" Aaahh sakittttt!" Dila berteriak histeris ketika tangan kanannya ditarik Darren hingga Dila berdiri, pria itu menyeret Dila dan memangkunya melempar Dila ke atas ranjang

Dila tak berdaya karena kesakitan memegangi tangan kanannya

Bahkan ketika tubuhnya dihimpit Darren dari atas." Pak Darren, apa yang kau lakukan!" Dengan satu tangannya Dila mencoba melawan

Tangan kekar itu tiba- tiba masuk kebalik rok Dila

" Menurut atau aku akan menendangmu sekarang juga dari hotel ini. Kau akan kehilangan pekerjaanmu yang menyedihkan ini." bisik Darren ditelinga Dila, bibir Dila bergetar mencerna apa yang Darren ucapkan. Ini yang Dila takutkan ketika ia bertemu Darren lagi, kemarahan pria itu

Tubuh Dila sedikit menggeliyat ketika bibir Darren berhasil menelusuri leher jenjangnya

" Pleaaseee." Dila hanya bisa berbisik lirih, Darren yang sekarang bukan Darren yang Dila kenal. Dila menggigit bibirnya sendiri ketika tangan kekar Darren semakin nakal menyusup kebalik kain segitiga Dila

" Basah, kau terangsang hanya karena permainan kecil seperti ini hah." ledek Darren mengangkat wajahnya dari leher Dila, pria itu tampak puas mempermalukan Dila

Darren bangkit menarik rok Dila bersamaan dengan celananya dengan paksa, Dila benar-benar terkejut diperlakukan seperti ini, sekuat tenaganya ia mencoba membalikan badan menyembunyikan area sensitifnya dari Darren. Dila mencoba menjauhi Darren tapi kedua tangan kekar itu malah menarik kedua kakinya agar mendekat

Dan hal itu malah membuat Darren semakin berulah, diserbulah pantat bulat itu dengan bibir dan kedua jemarinya, Dila menjerit pelan, ia sungguh dipermalukan saat ini

Dila merasakan nafas Darren begitu memburu dibelakang tubuhnya, setiap gigitan gemas yang Darren berikan di bokongnya membuat aliran darah ditubuh Dila teraaa mengalir deras, Dila hanya menggigit bibir bawahnya, bagaimanapun ia wanita normal yang juga memiliki gairah terlebih ia pernah menyukai pria tampan itu.

Ancaman demi ancaman Darren membuat Dila tak berkutik, Dila pasrah akan hidupnya saat ini

Setelah puas dibelakang, Darren menarik tubuh itu terlentang, secepat kilat Dila menutupi bagian sensitifnya dengan satu telapak tangan yang segera ditarik lagi Darren, pria itu menaikan kaos Dila keatas juga penutup gunung kembarnya

Darren seolah tak bisa menahan hasratnya, ia meraup, menyesap satu persatu gunung kembar itu membuat Dila merintih, Dila menggigit tangannya sendiri agar tak mengeluarkan suara. Dila tak pernah merasakan hal ini sebelumnya

Setelah puas mengobrak-abrik sikembar milik Dila, Darren menatapi Dila. Bibirnya tersenyum jahat lalu tangan kekarnya menuju kebawah. Dila menutup kedua matanya, ia benar-benar malu saat ini, ia tak sadar apa yang dilakukan Darren

" Sakittttttt!" Dila memekik hebat ketika sesuatu yang keras menyakiti area sensitifnya, Dila membuka mata dan mencoba melihat kebawah, Darren mencoba merusak mahkotanya

" Kumohon, jangan." Ucap Dila mencoba melawan, ia bergerak keatas mnnghindari Darren

" Diam." Bentak Darren menarik kedua paha Dila, Darren menghimpit tubuh itu, ia menatapi Dila, wanita itu terlihat menahan sakit ketika Darren menekan adiknya lebih dalam lagi

" Ouuuhhh." Darren benar-benar menekan adiknya hingga tenggelam sepenuhnya membuat Dila menjerit kencang

Rasanya Dila ingin menangis saat ini, menatapi Darren yang sedang membuka kemeja putihnya, Darren lempar seenaknya kelantai

Tapi Darren, pria itu dikuasai nafsa, tatapan penuh gairah itu menatap lekat Dila yang tampak kosong sambil bergerak maju mundur, masih pelan karena ternyata susah sekali melakukan untuk pertama kalinya. Lalu Darren memegang kedua pergelangan tangan Dila sehingga pergerakan Dila terbatas. Dila merasai setiap titik rasa sakit yang diberikan Darren, semakin lama pergerakan Darren semakin liar

Yang mana rasa sakit itu lama kelamaan Dila rasai menjadi nikmat, keringatnya dan Darren bersatu, pria itu menyembunyikan wajahnya dileher Dila. Dila juga tak bisa menahan diri, ia mengeluarkan suara rintihan membuat Darren semakin bersemangat dalam usaha mengeluarkan kecebong-kecebongnya

Kamar yang sudah rapi itu kini kasurnya kembali berantakan akibat ulah Darren. Kamar hotel yang harusnya menjadi romantis untuk pak Presiden dan istrinya malah berganti menjadi kamar panas untuk Dila dan Darren

Terpopuler

Comments

Imel Diana

Imel Diana

Thor baru juga muncul, dah ilang lagi🥺 semangat dong author.... aku penyuka semua novel mu

2024-02-19

1

𝘛𝘳𝘪𝘚

𝘛𝘳𝘪𝘚

next

2024-02-18

0

Yudhawanty Irna

Yudhawanty Irna

up LG dong..mkin penasaran nehhhh

2024-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!