Ting
Tong
Ting
Tong
Suara bell pagi ini membuat Dila terkejut, seketika ia membuka kedua matanya. Pandangannya kelangit-langit kamar untuk sesaat lalu menoleh kesamping pada sang pria yang masih terlelap dalam tidurnya
Sejenak Dila memandang wajah tampan itu, pipi Dila mendadak memerah bila ingat hal yang terjadi semalam. Semalaman ia dan Darren mengarungi panasnya malam mereka
Tring
Tring
Tring
Mendengar suara dering ponselnya, Dila segera bangun sambil menaikan selimut untuk menutupi dadanya. Ia mencoba meraih ponselnya yang entah kenapa ada di atas meja samping tempat tidur, setahu Dila semalam ia sama sekali belum mengeluarkan ponselnya dari dalam tas
Dila menarik nafasnya pelan." Iya Adrian."
" Dila, kamu sudah berangkat kerja?"
" Aku, emmmhh." Dila memekik kaget ketika sebuah jemari besar tiba-tiba menimpa perutnya, jemari siapa lagi kalau bukan jemari Darren
" Adrian aku, ah." Dila mencoba menahan jemari Darren yang nakal menelusuri perutnya ke atas, Dila menoleh pada Darren yang ternyata sudah membuka kedua matanya
" Dila, kamu sedang dimana?" Aku ada didepan rumahmu!"
" Addd." Dila mencoba menahan kepala Darren yang menyusup kebalik selimut, menciumi perutnya yang rata. Darren sepertinya sengaja melakukan itu agar Adrian tahu kelakuan Dila
Dila meneguk ludahnya kasar. Lalu membuka selimut, ia mencoba menahan kepala Darren dengan satu tangannya. Dila membuka mulutnya ketika bibir itu telah sampai dipuncak dadanya. Dila tak tahan. " Addddriiiaaannhhh, aaakku aakan menelponnmu lagi." Saut Dila lalu mematikan ponsel dan melemparnya kesembarang arah
Darren tertawa pelan mendengar itu
" Apa yang akan dilakukan pacarmu bila dia tahu kau sedang tak berbusana bersamaku?"
" Dia bukan pacarku?" Saut Dila menunduk menatap Darren
" Bukankah kalian akan menikah." Dila menggelengkan kepalanya
Keduanya bertatapan cukup lama, sebelum akhirnya Darren mendorong tubuh itu kembali terlentang. Darren melakukannya lagi, ia meniduri Dila lagi pagi ini, entah keberapa kalinya
" Hah hah hah." Darren tampak kelelahan, setelah melepaskan Dila, Darren menjatuhkan tubuhnya disamping Dila yang masih mengatur nafasnya juga
Hari ini Dila sampai tidak bekerja karena meladeni Darren
Setelah dua jam tertidur, Darren terbangun. Dila sudah tidak ada disampingnya, Darren membuka selimut lalu turun dari ranjang, ia kembali memakai pakaiannya yang berserakan dilantai
Darren bisa mencium aroma masakan yang membuat perutnya berbunyi, Darren segera kedapur, ia menatapi Dila yang sedang memasak dari jauh untuk waktu yang cukup lama
Tanpa mendekat dan berpamitan, Darren memutuskan untuk pulang. Sebelum itu ia menulis cek untuk Dila diatas meja tempat tidur sebagai bayaran wanita itu malam tadi dan berlalu meninggalkan apartemen Dila
Didapur, Dila baru saja selesai memasak. Ia bergegas kekamar dan akan membangunkan Darren, sejak pergulatan pagi ini berakhir, Dila tak tidur, ia malah mendengarkan suara perut Darren yang terus berbunyi
Namun sayang, Darren tak sempat memakan masakannya. Pria itu keburu pergi. Dila melihat sebuah cek diatas meja dan mengambilnya." 50 juta." Gumam Dila, kedua matanya berkaca, ia sudah benar-benar dianggap wanita penghibur oleh Darren
Dila memutuskan pergi bekerja meskipun sudah terlambat lama. Dalam 30 menit ia sudah sampai dihotel
" Dila, kau kemana saja?" Tanya Bu Jena
" Maaf bu, perutku sangat sakit. Jadi aku pergi ke klinik sebentar."
" Adrian mencarimu, dia kelihatan khawatir."
" Aku sudah memberitahu Adrian." Jawab Dila
" Kalau begitu cepat ganti pakaianmu."
Dila mengangguk lalu segera berlari keruang ganti pakaian. Didepan cermin Dila menatapi dirinya yang tampak pucat, ia menyentuh bibirnya yang semalam tadi habis dilahap Darren. Lalu menyentuh buah dadanya yang terus dijamah Darren. Dila menarik nafasnya pelan, disatu sisi Dila merasa dirinya kotor tapi Dila juga menikmati malamnya bersama Darren
Dila mengambil cek yang Darren berikan, memasukan kedalam kantong seragamnya. Dila keluar dari ruang ganti dan memutuskan untuk menemui Darren, ia akan mengembalikan cek itu. Meskipun cinta uang bukan berarti Dila harus menjual tubuhnya pada Darren
" Bu Misel." Panggil Dila didepan ruangan Darren
" Dila?"
" Bu, bolehkan saya bertemu dengan Pak Darren?"
" Ada apa kau mencari Pak Darren, Pak Darren belum datang, ia-" Belum sempat Misel selesai bicara, Darren muncul dari belakang, sama seperti Dila, pria itu juga terlambat bekerja
Dila memutar tubuhnya ke arah Misel menatap. Dila menatap kedua mata Darren yang berbeda, tidak seperti semalam. Tatapan itu kini penuh kebencian lagi padanya
" Pak, Dila ingin bicara dengan anda."
" Masuk ke ruanganku!" Misel sedikit terkejut. Darren yang sibuk dan tak mau menemui orang sembarangan itu kini malah membiarkan Dila masuk kedalam ruangannya
Dila menutup pintu ruangan itu rapat dan melangkah pelan ke arah Darren yang sudah duduk dimeja kerjanya
" Ada apa? Uang yang kuberikan kurang?" Ledek Darren
Dila tiba-tiba mengeluarkan cek dari dalam kantongnya dan meletakan diatas meja kerja Darren. Mata elang Darren melirik cek itu kemudian menatap lagi Dila
" Kurang berapa?" Kata Darren
" Aku tidak mau menerimanya pak Darren." Saut Dila mencoba memberanikan diri
" Tidak usah malu-malu, kalau kurang bilang saja. Atau semalam kau melayaniku secara sukarela? Begitu?" Dila meneguk ludahnya kasar, setiap ucapan yang keluar dari mulut Darren kenapa selalu hinaan untuknya
" Aku bukan wanita penghibur, anggap saja tadi malam adalah permintaan maafku dimasa lalu." Ucap Dila memutar tubuhnya dan melangkah cepat menuju pintu
Namun, belum juga sampai Darren menahannya. Ia mencekal pergelangan tangan wanita itu, menarik Dila hingga tubuhnya memutar menghadap Darren membuat Dila terkejut dan takut
" Kau pikir kau berhak bicara seperti itu? Kau benar-benar lupa posisimu dimana?"
" Pak Darren kumohon."
" Kau tidak akan bisa membayar semua perbuatanmu hanya dengan satu malam." Bisik Darren
Dila mencoba berlutut dihadapan Darren tapi cekalan pria itu menahan Dila, wajah Darren benar-benar sangar saat ini
" Lakukan perintahku dan kau aman berada disini. Sampai aku benar-benar bosan denganmu!" Ucap Darren melepaskan tangan Dila secara kasar lalu kembali ke meja kerjanya
Dengan kedua mata berkaca, Dila keluar dari ruangan Darren. Dila mencoba menahan airmatanya yang kian merembes keluar membasahi pipinya
" Dila, ada apa?" Tanya Misel khawatir
Dila menggelengkan kepalanya dan berlalu begitu saja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
🎀Cita🎀
kalo kamu tau alasan Dila ninggalin kamu Dareen,Pasti akan menyesal sekali
2024-02-22
0
shela adventure7
ntar klo ditinggalin dila, nangis nangis kamu daren
2024-02-22
1
Vika Amalia Oktavia
keep strong dil..dah lari aja jauh...
2024-02-22
0