Berlalu?

Dua minggu berlalu, hari-hari yang berat untuk Dila sudah berlalu. Kini Dila sudah terbiasa lagi jika berhadapan dengan Darren. Dila yang sekarang bukan Dila yang penuh perasaan, banyak masalah dihidupnya membuat Dila mati rasa untuk hal apapun

Dila yang sekarang hanya berambisus untuk menjadi sukses, ia ingin dihormati dan disegani. Dila bosan mendapat hinaan dan cacian orang-orang disekitarnya, terutama ketika reuni sekolah, Dila merasa ia yang paling menyedihkan. Ia belum bisa membanggakan pekerjaannya seperti orang lain

Dila selalu menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu, dalam pekerjaan Dila selalu mendapat pujian. Ia semakin bersemangat ketika mendengar beberapa bulan lagi ada pengangkatan jabatan sebagai asisten manager. Tentu Dila tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu

" Dila." panggil seorang pria membuat Dila menoleh

" Adrian." Pria itu mendekati Dila

" Aku punya dua tiket nonton film, apa kamu mau menemaniku?" Dila tampak berpikir

" Tapi aku punya pekerjaan."

" Dila, ini malam minggu. Kamu juga harus bersenang-senang." Gerutu Adrian, Dila hanya diam

" Please, aku tidak mungkin pergi sendiri." Ucap Adrian memelaskan wajah dan mengatupkan kedua tangannya

" Aku ganti baju dulu." Adrian tampak senang, senyumnya sumringah. Jarang-jarang sekali ia bisa jalan berdua sama Dila, wanita itu selalu sibuk dengan pekerjaan paruh waktunya

Menaiki mobil Adrian, mereka pergi ke sebuah Mall dimana bioskop berada. Adrian tampak yang paling senang saat ini, bibirnya tak henti tersenyum

" Dila, sesekali pakailah riasan." Ledek Adrian

" Adrian, aku tak terlalu menyukainya."

" Kalau seperti ini mana bisa kamu punya pacar." Ledek Adrian lagi. Dila terdiam memperhatikan tampilannya saat ini

" Aku ingin disukai apa adanya." Saut Dila

" Aku suka kok!" Sontak Dila menoleh, selama ini mereka berdua hanya teman. Meskipun pria, tapi Adrian tak seberani itu mengungkapkan keinginannya pada Dila. Ia selalu menunggu moment yang tepat, ia terlalu takut ditolak

Melihat ekspresi Dila yang biasa saja Adrian memaksakan senyumnya

" Aku bercanda, serius sekali." Ucap Adrian lalu menatap kedepan

" Jangan merusak pertemanan kita Adrian."

" Jodoh tidak akan kemana kan?" Adrian menoleh sejenak pada Dila

" Aku mungkin tidak akan menikah!"

" Dila, pernikahan tidak seburuk itu. Orangtuamu mungkin-"

" Aku tidak mau membicarakan itu, aku mohon."

" Oke, i'm sorry."

Dan berhentilah mobil itu dibasement. Adrian segera keluar dari mobil berlari berputar membuka pintu untuk Dila. Keduanya beriringan memasuki Mall

Sebelum masuk ruang theater Dila dan Adrian membeli beberapa cemilan dan minuman. Lalu keduanya masuk kedalam

Tampak sudah ramai dan tersisa hanya tinggal bangku Dila dan Adrian. Keduanya menaiki tangga, namun sebelum menuju tempat duduk mereka Adrian dikejutkan dengan kehadiran sang atasan

" Pak Darren?" Darren yang saat itu sedang berbincang dengan seorang wanita cantik yang memakai topi hitam tampak terkejut dengan kehadiran Adrian bersama Dila

" Oh, Adrian." Saut Darren datar tanpa melirik Dila yang dibelakang Adrian, Dila hanya menunduk menyembunyikan wajahnya

" Silahkan lanjutkan Pak Darren." Ucap Adrian melirik Natasha yang semakin menurunkan topinya agar wajahnya tak terlihat Adrian

Darren hanya mengangguk, sejenak ia melirik Dila yang jalan melewatinya dengan menunduk menyembunyikan wajahnya, Darren berdecih dalam hatinya

" Darren."

" Kenapa?" Darren menoleh pada Natasha, ya dia sedang kencan bersama Natasha. Kencan yang sudah tertunda hampir 2 minggu lamanya

" Kamu tidak nyaman disini?"

" Aku yang seharusnya bertanya padamu, kamu tidak nyaman disini. Aku khawatir banyak orang yang mengenalmu!" Natasha tersenyum, ia senang dengan perhatian Darren padanya

" Apa kacamata dan topiku ini masih belum cukup untuk mengelabuhi semua orang?" Darren tersenyum membuat Natasha mendekatkan dirinya, ketika film dimulai wanita itu meletakan kepalanya dipundak Darren

Kebetulan sekali Adrian dan Dila berada tepat dibelakang bangku mereka. Tapi Dila tampak tenang, ia mencoba mengalihkan perhatiannya pada layar. Rasa dihati Dila sudah mati untuk siapapun termasuk Darren

Bahkan Dila mengabaikan ucapan Adrian." Apa itu pacarnya pak Darren?"

Adrian yang diabaikan, akhirnya diam dan mengikuti pandangan Dila

Ditengah film horor yang menegangkan, ada adegan romantis dalam film tersebut dimana sepasang kekasih berciuman. Sontak beberapa pasangan disana mengikuti adegan dalam film tersebut

" Ehemm, yang benar saja." Gerutu Adrian melirik Dila yang tampak acuh, padahal dalam hatinya Adrian ingin sekali melakukannya bersama Dila seperti yang pasangan-pasangan lainnya sekarang

Natasha tiba-tiba menggenggam tangan Darren ketika adegan itu dimulai, membuat Darren menoleh. Natasha tersenyum manis ditatap lekat oleh Darren, pria itu mengulurkan jemarinya yang lain menyentuh pipi kanan Natasha, begitu lembut sentuhan itu membuat Natasha memejamkan mata

Cup

Darren mengecup mesra bibir indah itu

Dila meneguk ludahnya susah payah, jantungnya tiba-tiba berdebar melihat adegan itu. Kenapa juga kustrsi mereka berdekatan, gerutu Dila. Langsung Dila mengalihkan pandangannya ke layar lagi

Tapi Dila tak menonton film, pikirannya malah melanglang ke 10 tahun lalu

" Dila, bagaimana kalau aku pesankan taxi untukmu."

" Lalu bagaimana denganmu?" Kedua remaja itu kini sedang duduk berdua dilantai sekolah, menunggu hujan reda

Sekolah sudah mulai sepi karena sudah waktunya pulang. Dila dan Darren belum bisa pulang karena hujan sangat deras

" Aku bisa basah-basahan."

" Kita naik taxi saja berdua."

" Mana mungkin aku meninggalkan motor kesayanganku." Gerutu Darren

Dila tertawa

" Kalau begitu, kita tunggu hujannya berhenti." Ucapan itu membuat Darren mengangguk dan tersenyum

Darren menggenggam jemari kecil Dila

" Dingin?" Tanya Darren

Dila hanya mengangguk

" Kemarilah aku akan memelukmu!" Darren mencoba memeluk tubuh itu namun ditahan Dila

" Darren nanti ada yang melihat!"

" Semua orang sudah pulang"

Dila hanya menggelengkan kepalanya membuat Darren mengalah, keduanya terdiam menatapi hujan

Duarrrrrrrrrrrrr

Petir yang menggelegar membuat Dila takut hingga tubuhnya meloncat pada Darren. Darren tertawa dan menyambut pelukan itu

" Darren, hentikan!" Dila memukul dada itu agar Darren berhenti mentertawakannya. Ketika itu Darren menunduk begitupun Dila yang menatap kearahnya. Keduanya saling bertatapan cukup lama hingga Darren mengulurkan jemarinya untuk menyentuh pipi Dila

Cup

Kecupan hangat itu mendarat dibibir Dila, ini pertama kalinya untuk mereka. Rasanya jantung mereka dag dig dug tak karuan

" Dila, Dila." Dila menghembuskan nafasnya ketika tersadar dari lamunannya

" Filmnya selesai?"

Adrian merasa heran

" Kamu tidur?" Dila tak menjawab, ia melihat kebawah, Darren dan Natasha sudah tidak ada

" Ayo kita pulang." Ajak Dila

Menuruti Dila, Adrian segera bangkit begitupun Dila. Keduanya keluar dari bioskop dan menuju basement lagi

Dari arah yang tak jauh ternyata Darren melihat keduanya lagi

" Nat, kamu pulang sendiri tidak apa-apakan?" Tanya Darren tak henti memperhatikan Dila dan Adrian yang sedang memasuki mobil merah milik Adrian

" Memangnya-" Darren mengalihkan pandangannya pada Natasha lalu memegang kedua bahu Natasha

" Aku ada urusan mendadak dan ini sangat penting." Melihat wajah Darren yang tampak serius, Natasha tak mendebat lagi. Ia menyetujui Darren dan berakhir pulang dengan taxi

Terpopuler

Comments

Ria Susanty

Ria Susanty

lnjut..jangan2 ini ujung2nya ky bela diperkosa lalu hamil...udah ketebak ceritanya

2024-02-21

1

Imel Diana

Imel Diana

berat banget Jd Dila, hidup nya banyak cobaan

2024-02-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!