BAB 10

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Nev bersiap-siap untuk menemui Sarah dan Nara di butik langganan mereka. Ergi yang melihat Nev keluar dari ruangannya langsung menghampirinya.

" Nev, kamu mau pergi?", tanya Ergi.

" Ya, kalau bukan karena Sarah aku tidak akan pergi", jawabnya.

" Sarah? kalian mau kemana?".

" Ke butik, melihat gaun yang akan dipakai Nara nanti. Apa kamu mau ikut?".

" Maaf, padahal aku ingin sekali ikut, tapi aku tidak bisa. Masih ada pekerjaan yang harus kuselesaikan".

" Baiklah, sampai jumpai nanti".

" Hmm".

" Dokter Ergi". Ergi menoleh ketika seseorang memanggilnya. Ekspresinya berubah begitu melihat dokter Rindi yang memanggilnya." Dokter Nev pergi kemana?".

" Apa urusan dokter?".

" Di jawab saja apa susahnya sih".

" Melihat calon pengantinnya", ujarnya yang membuat Rindi terkejut. " Hmmm....bukankah sudah diumumkan kalau dokter Nev akan menikah. Apa dokter belum melihatnya?". Ergi memperlihatkan ponselnya.

" Apa???". Rindi pun mengambil ponselnya sendiri dan mengecek apa yang dikatakan Ergi benar atau tidak. " Apa-apaan ini".

" Apanya?".

" Kenapa ada berita seperti ini".

" Itu bukan berita tapi pemberitahuan. Jadi, jangan terlalu berharap kalau ini adalah mimpi". Ergi pun meninggalkan Rindi yang masih belum percaya dengan pernikahan Nev yang mendadak.

Sementara itu Nev sudah sampai di tempat tujuan. Disana terlihat Sarah, Nara dan juga Deril. Deril langsung menghampirinya. Nev begitu senang melihat tingkah anaknya ini.

Mereka pun dipersilahkan untuk masuk dan memilih gaun mana yang akan di pakai. Sarah dan Nara sibuk memilih diantara gaun-gaun itu dan memilih beberapa untuk dicoba.

" Kak, bagaimana? Nara cantikkan?", tanya Sarah saat Nara keluar dengan mengenakan gaun pengantinnya.

" Ya", jawabnya singkat.

" Cuma iya. Kakak ini bagaimana, apa tidak ada yang lain?", protesnya. " Deril mama Nara cantik tidak, cantikkan sayang".

" Kak, aku pilih gaun ini saja", sahut Nara.

" Apa tidak mau coba yang lain?".

" Tidak, ini saja sudah bagus kok kak".

" Baiklah, kalau kamu memang suka dengan gaun itu".

" Kalau begitu Nara ganti baju dulu kak". Sarah hanya mengangguk.

" Dasar kakak, apa tidak bisa sedikit berkata lebih manis", protesnya.

" Apa maksudmu?".

" Setidaknya kakak berbasa basilah sedikit. Menyenangkan hati seseorang apa salahnya".

" Kamu yang tidak mengerti. Tidak ada baiknya kalau hanya berbasa basi. Berkatalah dengan tulus tanpa berbasa basi".

" Cihhh.... lihat Deril papamu sangat menyebalkan. Kalau kamu sudah besar nanti jangan seperti papamu, oke".

" Jangan mengajari Deril yang tidak-tidak".

" Sayangnya tante". Sarah memeluk Deril erat tanpa memperdulikan ucapan kakaknya itu.

Hari demi hari pun dilalui, tidak terasa hari ini pun tiba. Dimana hari pernikahan Nev dan Nara dilaksanakan. Satu per satu tamu-tamu sudah mulai berdatangan. Semua orang sibuk melayani para tamu yang sudah hadir.

Sementara itu Nara pun telah selesai dirias. Ia melihat dirinya di cermin. Wajah ini, pakaian ini akhirnya ia merasakannya juga walaupun bukan dengan seseorang yang ia harapkan.

Ia lalu teringat pada ibunya. Diraihnya ponsel itu lalu menghubungi ibunya.

" Halo ibu", ujarnya. " Ibu baik-baik saja".

" Ibu baik sayang".

" Hari ini Nara menikah ibu".

" Iya sayang, semoga semua berjalan lancar".

" Iya ibu".

" Ibu senantiasa akan mendoakan yang terbaik untukmu".

" Ibu, bagaimana dengan kak Hwan disana?".

" Hwan baik sayang".

" Ibu, tolong kak Hwan ya, pasti kak Hwan masih belum tenang saat ini".

" Iya sayang".

" Baiklah bu, Nara harus siap-siap, acara akan dimulai. Aku menyayangi ibu".

" Ibu juga menyayangimu".

Sesaat Nara menutup teleponnya, Sarah pun datang untuk membawanya ke tempat acara. Semua mata memandanginya, sebenarnya Nara merasa risih dengan pandangan itu. Tapi, dia berusaha tenang dan tidak membuat kesalahan.

Mereka yang datang mengucapkan selamat pada Nev dan Nara yang sudah sah menjadi suami istri. Deril yang datang bersama Sarah memintanya untuk digendong. Nara dengan sigap mengendongnya dan bercanda dengannya.

Di lain sana sepasang mata selalu mengawasi mereka. Mata kecemburuan jelas terpancar dimatanya. Bagaimana tidak, dua kali ia harus kehilangan Nev. Kesempatan yang seharusnya ia dapat malah direbut oleh bocah ingusan seperti Nara.

" Kenapa disini panas sekali", sindir Ergi pada Rindi. " Eh...ada dokter Rindi", ujarnya seolah-olah baru melihatnya.

" Dokter Ergi sepertinya senang sekali".

" Tentu saja, bagaimana tidak senang sahabat terbaik akhirnya menikah lagi. Bukankah selayaknya kita juga bahagia".

" Bahagia???".

" Ayolah dokter Rindi, jangan memasang muka seram begitu".

" Seram??? kamu menghinaku".

" Dokter Rindi jangan salah paham, jangan sensitif begitu dong dokter".

" Kamu ini memang menyebalkan dokter Ergi", ujarnya pergi.

" Dokter Rindi!", panggilnya. Ergi menaikkan bahunya. " Kenapa dia jadi sensitif begitu".

" Dasar tidak mengerti perasaan orang", celetuk Sarah yang tiba-tiba muncul. " Dia pasti sakit hati dokter mesum!".

" Heii...jangan panggil aku seperti itu! kalau ada yang dengar bagaimana".

" Idih...siapa yang perduli".

" Hei Sarah, bagaimana kalau kita menikah juga". Ergi melingkarkan tangannya di bahu Sarah. " Lihatlah kakakmu sudah menikah dua kali. Lah sedangkan aku.... belum juga, bagaimana kalau kita menikah saja?".

" Dokter, apa dirumah sakit kekurangan obat?".

" Tidak".

" Lalu kenapa dokter tidak minum obat saja dulu. Sepertinya dokter menderita halusinasi akut atau kepedean akut".

" Sarah, aku sudah mencari obat yang tepat, tapi tidak ada yang manjur. Bagaimana kalau kamu carikan untukku atau sepertinya obat itu kamu sendiri". Ergi menatap Sarah. Sarah ditatap seperti itu menjadi salah tingkah. Ia memalingkan wajahnya.

" Cari saja wanita lain yang ingin menikahi dokter!!!!", ujarnya meninggalkan Ergi. Ergi tersenyum puas menggoda Sarah. Hal yang paling disukainya adalah ketika Sarah sedang marah. Ia merasa kalau Sarah sudah marah, ia terlihat sangat menggemaskan.

----

Nara memandangi kamar ini, ini kedua kalinya ia ada dikamar ini. Pertama kali saat ia menidurkan Deril dan kedua karena ini adalah kamar pengantinnya. Tidak ada yang berubah dari kamar ini. Masih terlihat jelas jejak Kamira di kamar ini.

" Kamu belum membersihkan diri?", tanya Nev yang melihat Nara masih mengenakan pakaian tadi. Nara hanya tersenyum kecil mendapati pertanyaan itu. " Kita tidak punya pilihan lain selain harus satu kamar seperti ini. Setelah semua kembali normal, kamu bisa tidur dikamarmu nanti".

" Iya kak, Nara mengerti situasi ini".

" Mandilah lalu istirahat".

" Iya kak". Nara pun bangkit dan pergi untuk membersihkan diri. Setelah selesai Nara pun keluar dari kamar mandi. Didapatinya Nev sudah tidur diatas sofa.

" Tidurlah", ujar Nev saat mendengar langkah kaki Nara.

" Apa kakak tidak apa-apa tidur di situ?".

" Apa kamu ingin kita tidur bersama?".

" Bu...bu...bukan seperti itu kak. Maksud Nara, biar Nara saja yang tidur di sofa, kakak bisa tidur ditempat tidur".

" Baiklah tidurlah di sofa". Nev pun bangkit dan langsung duduk di tempat tidur. " Pergilah dan tidur di sofa, bukankah itu yang kamu mau". Nev menatapnya.

" Iya kak", ujarnya. Nara melihat ke arah Nev yang sudah tertidur. " Selamat malam". Nara mengambil selimutnya lalu memejamkan matanya.

Nev yang sebenarnya tidak tidur lalu menghampiri Nara yang sedang tertidur pulas. Dia pun menghela nafasnya. " Dasar bodoh, kenapa kamu menurut saja saat aku menyuruhmu tidur di sofa. Kamu membuat harga diriku rendah sebagai lelaki".

Nev mengangkat tubuh Nara dan menggendongnya menuju tempat tidur. Dengan hati-hati Nev meletakkan Nara di atas tempat tidur lalu menyelimutinya. Setelah itu ia pun berbaring diatas sofa.

Ia belum bisa tidur. Nev menatap foto pernikahannya bersama Kamira. Rasa rindu itu kembali hadir tatkala ia melihat senyum Kamira di foto itu.

" Kamira, ini benarkan ", gumamnya.

Terpopuler

Comments

Sahat Syukur

Sahat Syukur

ceritanya tdk bertele tele,suka👍

2022-01-08

0

⏤͟͟͞R ve

⏤͟͟͞R ve

dokter Rindi...sebaiknya melupakan dokter Nev...kalau gak mau sakit hati berkepanjangan 🤭

2021-10-25

0

Nurhayati

Nurhayati

terlalu bnyak iklan mmbosankn

2021-09-28

1

lihat semua
Episodes
1 PENGENALAN
2 BAB I
3 BAB 2
4 BAB 3
5 BAB 4
6 BAB 5
7 BAB 6
8 BAB 7
9 BAB 8
10 BAB 9
11 BAB 10
12 BAB 11
13 BAB 12
14 BAB 13
15 BAB 14
16 BAB 15
17 BAB 16
18 BAB 17
19 BAB 18
20 BAB 19
21 BAB 20
22 BAB 21
23 BAB 22
24 BAB 23
25 BAB 24
26 BAB 25
27 BAB 26
28 BAB 27
29 BAB 28
30 BAB 29
31 BAB 30
32 BAB 31
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 Bab 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109
111 BAB 110
112 BAB 111
113 BAB 112
114 BAB 113
115 BAB 114
116 BAB 115
Episodes

Updated 116 Episodes

1
PENGENALAN
2
BAB I
3
BAB 2
4
BAB 3
5
BAB 4
6
BAB 5
7
BAB 6
8
BAB 7
9
BAB 8
10
BAB 9
11
BAB 10
12
BAB 11
13
BAB 12
14
BAB 13
15
BAB 14
16
BAB 15
17
BAB 16
18
BAB 17
19
BAB 18
20
BAB 19
21
BAB 20
22
BAB 21
23
BAB 22
24
BAB 23
25
BAB 24
26
BAB 25
27
BAB 26
28
BAB 27
29
BAB 28
30
BAB 29
31
BAB 30
32
BAB 31
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
Bab 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109
111
BAB 110
112
BAB 111
113
BAB 112
114
BAB 113
115
BAB 114
116
BAB 115

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!