Kamira Yulina, wanita cantik berambut panjang, berkulit kuning langsat dan tinggi layaknya model. Sebelum menikah, Kamira merupakan seorang guru taman kanak-kanak. Kamira sangat menyukai pekerjaannya ini karena bisa dekat dengan anak-anak yang begitu ia sayangi.
Kamira menikah dengan Nev yang merupakan seorang Dokter yang cukup terkenal di kota ini. Selain karena keahliannya sebagai seorang dokter, Nev jug terkenal karena wajahnya yang blasteran. Tak pelak banyak wanita yang kagum padanya.
Setelah satu tahun pernikahan mereka, Kamira dan Nev pun dikaruniai seorang putra yang mereka beri nama Deril Louis. Kehadiran Deril membuat keluarga mereka merasa bahagia. Deril yang lucu dan menggemaskan mampu menghipnotis setiap orang yang melihatnya.
Kamira mempunyai seorang adik tiri bernama Nara. Walaupun Nara tinggal jauh, tapi mereka masih tetap menjalin hubungan dengan baik. Deril sangat menyukai Nara, setiap kali Kamira menghubunginya via video, Deril akan selalu tersenyum melihat tantenya itu.
'' Sedang apa sayang?'', tanya Nev yang datang menghampirinya. Kamira yang sedang berbincang dengan adiknya itu lalu pamit untuk mengakhiri obrolan mereka. " Halo sayang''. Nev menciumi anaknya itu lalu mengecup kening Kamira.
'' Mau makan?'', tanya Kamira.
'' Iya'', jawabnya. '' Tadi kamu bicara dengan siapa sayang".
'' Ohh....kekasihnya Deril''.
'' Deril, kamu sudah punya kekasih sayang. Anak Papa kenapa sudah genit begini''. Nev mengoceh pada anaknya itu. Kamira tersenyum melihat tingkah suaminya itu. '' Apa dia cantik? dia baik padamukan? Papa tidak rela kalau dia tidak baik padamu. Papa akan mengajarimu bagaimana cara menghadapi wanita. Ini sudah ampuh, Papa jamin''.
'' Sayang apa yang sedang kamu ajarkan pada anamu''.
" Tidak sayang, tidak ada". Nev tertawa cekikikan mendengar reaksi istrinya.
Kamira menghidangkan makanan diatas meja satu per satu. Begitu Kamira memanggilnya, Nev datang membawa Deril menuju meja makan. Kamira mengambil Deril agar Nev bisa menyantap makanan yang sudah ia sediakan.
Setelah selesai, Nev membantu istrinya itu membereskan meja dan mencuci piring-piring yang kotor. Hal yang paling Kamira kagumi dari suaminya ini, dia tidak akan segan membantunya dirumah padahal kalau sudah di Rumah Sakit, Nev berubah 180 derajat. Keprofesionalitas selalu menjadi prioritasnya, hingga orang-orang kadang takut padanya.
" Kenapa senyum-senyum sendiri. Apa aku sangat tampan".
" Tentu saja Papa sangat tampan, Iya kan Deril".
" Dasar kalian berdua ini".
Deril yang kelelahan pun tertidur pulas dipangkuan Kamira. Perlahan Kamira mengangkatnya dan membawanya ke kamar. Dilihatnya anaknya itu tertidur pulas menambah kegemasan pada wajahnya.
" Sayang, boleh kita berbicara sebentar?", pinta Kamira. Kamira tahu Nev sangat sibuk dengan pekerjaannya saat ini hingga terkadang ia segan untuk mengganggunya.
" Tentu sayang, kemarilah", ucap Nev menyuruh Kamira duduk disampingnya. "Ada apa?".
" Sayang, kamu tahu kan penyakitku ini".
" Kenapa kamu membicarakan ini lagi sayang. Dokter sedang mengusahakan operasi yang terbaik untukmu".
" Aku tahu bagaimana kondisi tubuhku Nev. Apapun yang terjadi nanti, tolong penuhi permintaanku ini".
" Permintaan apa?".
" Kamu tahukan aku punya seorang adik".
" Lalu".
" Menikahlah dengannya jika aku tiada nanti".
" Apa yang kamu katakan, itu tidak akan terjadi. Kamu akan sembuh sayang".
" Aku tahu...aku tahu, aku akan sembuh seperti katamu. Tapi tolong dengarkan aku, tolong dengarkan aku sayang". Nev terus menolak mendengarkan permintaan Kamira yang dianggapnya gila.
" Kamira, tidak akan ada yang bisa menggantikanmu".
" Nev, dia adikku, aku tahu bagaimana dia. Aku takut jika terjadi sesuatu padaku, tidak ada orang yang bisa menjaga kalian, terutama Deril. Nara, adikku, dia wanita yang bisa menggantikan aku. Dia memang masih muda, tapi aku yakin dia pasti bisa bersamamu".
Nev kehabisan kata-kata mendengar ucapan Kamira. Nev menatap Kamira nanar, bagaimana bisa istrinya ini mengungkapkan hal seperti ini padanya. Baginya itu hal yang sangat mustahil.
Kamira memang mengidap penyakit kanker darah dan diprediksi tidak bisa bertahan hidup lebih lama. Akibat kemoterapi yang Kamira jalani, rambutnya satu per satu mulai rontok . Melihat kondisinya ini, hati Kamira hancur, ia menangis sejadi-jadinya. Kamira juga manusia yang takut akan kematian, takut tidak bisa melihat suami dan anak kesayangannya.
Walaupun begitu Kamira tidak pernah menunjukkan kepada orang-orang tentang kondisinya. Ia terlihat tegar di depan suami dan keluarganya, walaupun sebenarnya ada sedikit ketakutan pada dirinya.
Semakin lama kondisi Kamira semakin lemah, berat badannya semakin menyusut. Suatu hari Kamira mendadak pingsan, keluarganya panik melihat Kamira yang tidak sadarkan diri. Kamira dibawa kerumah sakit dan koma selama dua hari. Begitu melihatnya siuman semua orang merasa sedikit lega.
Kamira sangat merindukan Deril, tapi ia tidak bisa bertemu dengannya karena Deril dilarang masuk rumah sakit. Untuk memenuhi rasa rindunya, Kamira hanya bisa bercengkrama dengan anaknya itu melalu video. Air matanya menetes tatkala melihat buah hatinya yang begitu ia sayangi, lebih menyakitkan lagi karena ia tidak bisa menyentuhnya sementara waktu.
Nev tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya melihat istrinya seperti ini. Ia berusaha melakukan yang terbaik untuk kesembuhan Kamira.
" Dokter Ergi, bagaimana dengan respon Dokter George disana".
" Dokter George sudah memberikan respon. Kita bisa membawa Kamira kesana besok".
" Baguslah, tolong persiapkan dengan baik".
" Kamu tidak perlu khawatir, serahkan saja padaku. Sekarang kamu fokus saja terhadap Kamira".
" Baiklah".
" Dokter Nev, Dokter Ergi maaf mengganggu", ujar seorang suster yang datang menemui mereka. " Nyonya Kamira meminta Dokter untuk menemuinya", ucapnya menyampaikan pesan dari Kamira.
" Terima kasih suster".
" Sama-sama Dokter, saya permisi".
" Pergilah Nev, Kamira membutuhkanmu".
" Baiklah, aku pergi".
Begitu mendapatkan pesan dari Kamira, Nev bergegas menemui Kamira di kamarnya. Dibukanya pintu dan terlihatlah Kamira tersenyum menyambut kedatangannya.
" Sayang, kemarilah". Kamira meminta Nev duduk diatas ranjangnya.
" Ada apa sayang?". Nev membelai lembut rambut Kamira.
" Aku ingin tidur bersamamu, sudah lama aku tidak memelukmu saat tidur", pintanya. Nev tersenyum manis melihat tingkah istrinya yang mendadak manja.
" Baiklah mari kita tidur bersama". Nev mengatur posisinya dan berbaring ditempat tidur sambil memeluk istrinya.
" Nev, kamu masih ingat pertama kali kita bertemu".
" Tentu, waktu itu kamu masih kecil dengan pipi gembulmu itu, sangat menggemaskan seperti Deril".
" Iya, tapi tidak lama kamu pergi lama sekali. Begitu kamu pulang, aku sangat terkejut".
" Apa aku begitu tampan, sampai kamu terkejut".
" Bahkan teman-temanku mencari perhatian padamu".
" Apa kamu tidak?".
" Tidak, bagiku kamu biasa saja".
" Benarkah". Kamira mengangguk. " Wah, sayang, kamu menjatuhkan harga diri suamimu ini". Kamira tertawa mendengar celetukan suaminya.
" Nev, terima kasih sudah hadir dikehidupanku".
" Aku yang seharusnya berterima kasih padamu telah memberikan hidupmu untuk melayani suamimu ini yang masih belajar menjadi suami yang baik untukmu dan terima kasih juga telah memberikan anak yang lucu dan pintar seperti Deril".
Nev tersenyum pada Kamira lalu mencium keningnya lembut.
" Nev, aku mengantuk", ujarnya memeluk Nev erat. Nev meresponnya dan memeluk Kamira dengan erat pula.
Lama mereka berbaring diranjang, hingga suatu saat Nev tidak merasakan hembusan nafas Kamira. Nev mulai panik.
" Kamira, sayang". Kamira tidak merespon. Didalam hatinya mulai resah, takut terjadi hal yang tidak diinginkannya. " Kamira". Bola mata mulai berkaca. Dengan memberanikan diri Nev memeriksa Kamira. Betapa terkejutnya ia mendapati Kamira sudah tidak bernyawa. " Kamira....". Tangisnya pecah, dipeluknya istri kesayangannya itu erat. Nev terus memanggil namanya.
Ergi yang tidak sengaja berada didekat ruangan Kamira lalu masuk dan mendapati Nev sedang memeluk istrinya dengan air mata yang bercucuran.
" Nev, tenanglah". Ergi mencoba menenangkannya.
Begitu mengetahui Kamira sudah tiada, satu persatu keluarga mereka mulai berdatangan. Mereka tak kuasa menahan air mata melihat Kamira sudah tiada. Nenek Kamira yang sudah menjaganya selama ini pun tidak kuasa menahan air matanya melihat cucunya meninggalkannya secepat ini.
Nev yang masih terguncang mencoba untuk tetap tenang walaupun air matanya terus menetes. Ditatapnya istrinya itu dalam, tatapan terakhir kali untuk selama-lamanya. Sebelumnya Nev sudah mempersiapkan segala pengobatannya di luar negeri. Tapi Tuhan berkata lain dan lebih sayang pada Kamira.
Pemakaman pun berlangsung dengan khidmat. Begitu ramai para pelayat yang datang untuk mengantarkan Kamira untuk terakhir kalinya.
Tatapan Nev kosong melihat tubuh istrinya dimakamkan. Orang yang paling disayanginya sudah tiada meninggalkan dirinya untuk selamanya. Nev tegar mengantarkannya, Nev ikhlas, ini yang terbaik menurut Tuhan, Kamira sudah tidak lagi menahan sakit yang selama ini dideritanya. Kamira sudah bahagia karena terlepas dari semua penderitaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
🍮😈 𝔫αᖇÃүα 𝓪ˡ𝐢¢𝒾Δ 💋💚
Yang pernah merasakan kehilangan pasti tau
2022-08-07
0
Mpok Nana
Hwaaaa, sedih bgt, padahal masih d awal.
2022-03-21
0
Haryati Ningsi
nesekkk tau
2021-12-27
0