" Sedang memikirkan apa?", tanya Sarah mendatangi Nara yang duduk sendiri.
" Tidak ada kak", jawabnya.
" Hmm...Nara, apa kamu yakin akan menikah dengan kak Nev?".
" Yakin kak".
" Kenapa? bukankah sebelumnya kamu menolaknya".
" Ya pada akhirnya aku juga yang menerimanya".
" Kak Nev pasti memaksamukan?".
" Memaksa ataupun tidak, pada akhirnya keputusan ada ditanganku dan aku memutuskan untuk menerimanya".
" Apa terjadi sesuatu? bukankah kamu sudah punya kekasih?".
" Hmmm.... terjadi sesuatu. Dia sudah menikah".
" Apa????". Nara mengangguk menyatakan kalau yang dikatakannya adalah benar. " Apa yang terjadi?".
" Yang terjadi....kak Hwan harus menikah karena sebuah kesalahan yang ia perbuat. Walaupun bukan hal yang diinginkannya tapi dia harus bertanggung jawab atas anak yang dikandung wanita itu".
" Nara, kamu baik- baik sajakan?", tanyanya khawatir setelah mendengar berita yang mengejutkan ini.
" Sekarang lebih baik. Melihat kak Hwan bisa menerima keadaan ini, membuatku lebih baik".
" Kamu pasti sangat menyayanginya".
" Dia orang yang selalu ada di saat apapun. Jadi, saat dia diterpa masalah, aku harus membantunya walaupun menyakitkan. Bukankah menyayangi seseorang tidak berarti akan bersama. Aku hanya bisa berharap kak Hwan akan bahagia nanti".
" Kakak sangat iri padamu. Bisa menyayangi seseorang seperti itu".
" Bagaimana dengan dokter Ergi?".
" Haaaa??? kenapa harus dokter mesum itu".
" Kakak tidak punya hubungan dengannya?".
" Tentu saja tidak, untuk apa punya hubungan dengannya. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga". Nara tertawa melihat reaksi Sarah yang berlebihan. " Kenapa kamu tertawa?".
" Tidak kak, aku hanya berpikir hubungan kalian ini lucu sekali".
" Lucu???".
" Hubungan yang di awali pertemanan seperti itu bukankah sangat menyenangkan".
" Sama sekali tidak. Lagipula kami tidak berteman".
" Benarkah kak....". Nara sedikit menggodanya.
" Sudahlah jangan membicarakan dia lagi, nanti dia besar kepala".
Mereka terdiam sejenak.
" Kak... aku ingin mengatakan sesuatu padamu."
" Hmmm????".
" Mungkin alasanku menikah dengan kak Nev adalah untuk menghindarinya. Pernikahan ini seperti hubungan yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak".
" Kakak tidak tahu apa yang terjadi dengan kalian. Tapi, apapun alasan kalian menikah, kakak cuma berharap dan berdoa agar kalian bahagia kelak. Semoga saja suatu saat nanti kalian bisa merasakan cinta satu sama lain".
" Tidak mungkin kak. Di mata kak Nev hanya ada kak Kamira dan tidak akan pernah terganti".
" Dan di matamu hanya ada Hwan seorang?". Nara mengangguk. " Jangan sepelekan kekuatan Tuhan, Nara. Apapun bisa terjadi nanti termasuk mengubah perasaan kalian".
" Termasuk kakak dan dokter Ergi juga", celetuk Nara yang membuat Sarah mencak-mencak. " Kenapa kakak jadi gusar, bukankah memang seperti itu".
" Kamu ini!!!". Mereka berdua pun tertawa pada akhirnya.
Senang rasanya mempunyai keluarga yang bisa berbagi perasaan. Nara sangat bersyukur tidak kesepian disini. Banyak orang baik di sekitarnya yang selalu ada untuknya.
----
Pagi-pagi sekali Nev sudah berada di rumah sakit. Ia membolak balik laporan yang ada di mejanya. Membaca dengan detil setiap tulisan yang ada didalamnya.
" Nev". Ergi tiba-tiba masuk tanpa permisi. Bukan hal yang aneh jika Ergi melakukan itu. " Kenapa tidak bilang kalau kamu sudah pulang, aku kan bisa menjemputmu".
" Memangnya kamu istriku".
" Kamu lupa aku ini istrimu yang kedua. Aku selalu menunggumu di rumah, tapi kamu tidak kunjung pulang. Aku sangat merindukanmu sayang", ujarnya dengan gaya menggoda.
" Cihhh....pantas saja Sarah tidak mau dekat denganmu".
" Hei....jangan membawa Sarah. Aku serius dengan adikmu, aku juga serius ingin menjadi adik iparmu".
" Bermimpilah".
" Lihat saja nanti".
" Terserahlah".
" Oh ya Nev, apa kamu membawa Nara kembali?".
" Ya, aku membawanya".
" Apa dia setuju menikah denganmu?".
" Ya".
" Kamu yakin dengan pernikahan ini?".
" Ya hanya demi Deril".
" Dia wanita yang baik Nev".
" Kenapa kamu berkata seperti itu? apa kamu mengenalnya dengan baik".
" Dengan dia mau menikah denganmu bukankah itu berarti dia baik!".
" Bagaimana jika kami memiliki motif yang sama".
" Apa???".
" Dia baru saja kehilangan kekasihnya, dengan menerima pernikahan ini bukankah sama saja dia melakukan pelampiasan".
" Tapi bukankah ada motif pemaksaan darimu. Bukankah waktu itu kamu ke Korea punya motif lain selain bekerja, malah....bukankah kamu pernah menolak pertemuan itu. Kenapa? tiba-tiba kamu berubah pikiran?".
" Bukankah sedikit berubah pikiran tidak ada salahnya. Jangan terlalu serius dengan masalah ini".
" Nev, sebagai temanmu aku akan memberikan nasihat padamu. Jangan bermain api jika kamu tidak tahu cara memadamkannya. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini termasuk jika kamu menyukainya".
" Tidak akan pernah terjadi".
" Well ya semoga saja".
Nev memijit keningnya, tiba-tiba ia merasa apa yang diucapkan Ergi begitu menusuk. Dia tahu yang dilakukannya tidak baik, tapi mengapa Nara juga mau menerimanya. Sepertinya Nara ingin menghindar dari kekasihnya yang telah menikah itu.
Kring..kring...
suara ponselnya berbunyi. Nev langsung mengangkatnya begitu tahu siapa yang menelepon.
" Ada apa Sarah?".
" Kak, jangan lupa hari ini harus melihat gaun pengantin kalian".
" Kalian saja".
" Mana bisa begitu".
" Baiklah, kalau nanti semua sudah selesai kakak akan menyusul kalian".
" Pokoknya kakak jangan lupa". Terdengar tanda bunyi telepon ditutup. Nev menghela napasnya, adiknya tiba-tiba menjadi orang yang sangat menjengkelkan.
Ketika Nev keluar dari ruangannya, terdengar suara keributan di depan resepsionis rumah sakit. Terlihat semua orang sudah berkumpul untuk melihat apa yang terjadi.
" Suster Dila, kenapa ada suara keributan?".
" Ah...itu dokter, ada pasien yang masuk. Tapi tidak ada kamar yang kosong. Jadi, keluarga pasien sedikit marah".
" Bagaimana bisa rumah sakit sebesar ini kehabisan kamar".
" Tapi seperti itu yang saya dengar dokter".
"Cari dokter Ergi segera".
" Ba...baik dokter".
Nev yang sudah hilang kesabaran datang ke tempat keramaian itu. Mereka yang mengenal Nev langsung terkejut dibuatnya.
" Ada apa ini?".
" Dokter...dokter tolong kami. Berapapun akan kami bayar, kamar apapun. Tolong anak kami dokter", ujarnya memohon. Nev langsung memeriksa anak itu.
" Dokter Nev, sudah tidak ada kamar lagi", ujar seorang suster padanya.
" Dirumah sakit sebesar ini?" Nev melotot padanya. " Siapa yang bertanggung jawab dengan pasien ini jika ia terlambat mendapatkan pengobatan!"
" Dokter itu....".
" Diamlah".
" Dokter Nev ada apa?", tanya Ergi yang tergesa-gesa mendatanginya.
" Dokter Ergi tolong periksa pasien ini".
" Baiklah".
" Suster Dila, bawa pasien ini ke kamar VVIP dan jangan pernah menagih apapun".
" Ba..baik dokter".
" Terima kasih dokter, saya tidak akan melupakan kebaikan anda".
" Tidak jangan seperti ini. Keselamatan lebih diutamakan".
" Sekali lagi kami berterima kasih".
" Pergilah ke ruangan administrasi dan ambil apa yang jadi hakmu", perintahnya pada suster itu.
" Dokter, saya mohon, jangan keluarkan saya. Saya tidak bermaksud membuat keributan seperti ini. Saya akan lebih berhati-hati lagi dokter".
" Dengarlah, rumah sakit ini didirikan bukan untuk kepentingan pribadi. Kami membangun reputasi yang baik selama ini. Jangan pernah lakukan ini lagi. Ini peringatan terakhir untukmu".
" Terima kasih dokter".
Nev pun kembali kedalam ruangannya. Ia menghempaskan tubuhnya ke sofa. Begitu banyak masalah yang harus di selesaikannya. Ia begitu lelah dengan ritunitasnya ini belum lagi masalah pernikahannya yang sebentar lagi akan dilaksanakan.
" Dokter Nev".
" Masuklah".
" Pasien sudah ditangani dengan baik oleh dokter Ergi".
" Terima kasih suster Dila".
" Kalau begitu saya pamit".
" Suster Dila".
" Iya dokter".
" Berapa banyak operasi hari ini".
" Ada dua dokter".
" Baiklah, selain operasi batalkan apapun yang terjadwal hari ini".
" Baik dokter".
" Sekarang pergilah dan siapkan semua persiapannya".
" Baik dokter, saya permisi".
Kalau bukan karena Sarah mungkin Nev tidak akan pernah menunda pekerjaannya. Adiknya itu akan melakukan apapun kalau sudah menyayangi seseorang. Kalau Nev tidak menurutinya bisa-bisa dia akan mengobrak-abrik rumah sakit ini. Itu akan lebih menyusahkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Lucy Lana
jangan lupa mampir tor ke novel aku
2021-10-25
0
⏤͟͟͞R ve
Sarah...jangan terlalu membenci dokter Ergi lho... ntar beneran cinta...amsyong dah 😄
2021-10-24
0
Tian Siregar
dokternya dunia nyata harus ada doku dulu baru melayani 😑😑
2021-09-23
3