Hujan turun dengan derasnya membasahi bumi. Seakan-akan alam merasakan kesedihannya hari ini. Wanita yang dicintainya itu pergi untuk selamanya meninggalkannya dan juga putranya. Dia berusaha tegar menerima kenyataan pahit yang menimpanya. Bagaimana ia bisa menjalani hidup tanpa dirinya. Bagaimana ia bisa membesarkan putranya dengan baik. Ia seperti kehilangan arah hidup.
Para pelayat pun pergi satu persatu setelah pemakaman selesai. Tak henti-hentinya mereka memberikan ucapan bela sungkawa padanya. Sayup-sayup terdengar mereka membicarakannya dan juga putranya. Mereka merasa prihatin dengan kondisi Nev yang ditinggal oleh istrinya tercinta.
Dipeluknya putranya Deril dengan erat. Anak sekecil ini tidak tahu apa yang sedang terjadi sekarang ini. Bagaimana nanti Deril menanyakan keberadaan Mamanya. Bagaimana ia akan menjawab semua pertanyaannya. Ia menjadi resah saat ini.
" Nev, makanlah", ucap Mamanya Nev. Saat ini wanita paruh baya itu sangat khawatir dengan kondisi anaknya yang sedari tadi tidak menyentuh makanan sedikitpun.
" Iya Ma", jawab Nev seadanya. Bagaimana bisa ia makan dengan situasi seperti ini. Nafsu makannya sudah hilang. Bukan karena ia ingin menyakiti dirinya sendiri tapi memang ia tidak merasa lapar sedikitpun.
Wanita paruh baya itu tidak bisa mengatakan apapun pada anaknya saat ini. Yang dibutuhkannya saat ini hanya ketenangan.
Dikamar ini Nev masih merasakan kehadiran istrinya, Kamira. Nev memandang dalam poto pernikahannya dengan Kamira yang tergantung rapi di dinding. Saat-saat itu saat yang paling membahagiakan dalam hidupnya, terlebih lagi saat kehadiran Deril menambah kebahagiaan keluarga kecil mereka.
Tangisannya pun pecah tak bisa terbendung lagi. Nev menangis sejadi-jadinya, rasa sesak di dadanya ia tumpahkan dalam tangisannya.
'' Sayang, kenapa kamu meninggalkanku seperti ini. Aku masih membutuhkanmu'.
Nyonya Flo yang merupakan Mamanya Nev tidak bisa melakukan apapun melihat buah hatinya seperti ini. Ia meninggalkan Nev sendiri di kamarnya.
" Bagaimana dengan Nev?", tanya Sarita, neneknya Kamira.
" Tidak baik, Bu'', jawabnya. Tampak raut wajah kekhawatiran di wajah mereka. ' Flo, apa kamu ingat dengan pesan terakhir Kamira?'.
" Tentu Bu, tapi apa Nev akan menyetujuinya?''.
'' Setuju ataupun tidak kita lihat saja nanti. Paling tidak mereka berdua harus dipertemukan dahulu''.
'' Ibu benar''.
'' Dia mungkin akan datang beberapa hari lagi. Saat ini dia tidak bisa datang karena neneknya juga meninggal belum lama ini''.
'' Semoga saja semua akan berjalan dengan baik''.
'' Semoga saja''.
--------
Deril terus menangis memanggil mamanya. Semua orang bergantian menenangkan Deril, tapi anak kecil itu tidak kunjung tenang. Mereka memahami kondisi Deril yang masih membutuhkan sosok seorang ibu. Tapi apa daya di masa kecilnya, ia tidak bisa melihatnya Mamanya lagi.
'' Sayang kenapa menangis''. Nev menggendong anaknya itu. Ia membelai lembut punggung Deril agar ia bisa tenang. '' Jangan menangis ya, Papa ada disini'', ucapnya. Perlahan Deril mulai tenang.
Semua orang merasa lega melihat Deril yang tidak rewel lagi. Anak itu sungguh merindukan Mamanya, sangat ingin bertemu dengannya.
Sarah, adiknya Nev mengambil Deril dari gendongan kakaknya dan membawanya ke kamar. Deril perlahan mulai tertidur pulas. Sarah tersenyum kecil melihat keponakannya ini. Malaikat kecilnya, keponakannya tersayang.
'' Deril sudah tidur'', ujar Sarah sesaat keluar dari kamar itu.
'' Nev''. Nenek Sarita memanggilnya dan menyuruhnya duduk didekatnya. '' Ada yang ingin Nenek sampaikan padamu''.
'' Apa itu Nek?'.
'' Memang ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan ini, tapi tidak baik juga menundanya. Melihat Deril seperti ini rasanya hati kami sakit nak''.
'' Nev, tidak mengerti maksudnya Nek''.
'' Bukankah kamu masih ingat dengan permintaan terakhir Kamira?''. Nev terdiam mendengar ucapan Neneknya ini. Nev tahu pasti apa maksud arah tujuan pembicaran ini.
'' Nek, jangan bicarakan ini lagi'', pinta Nev mengalihkan pembicaraan. '' Nev tidak bisa melakukannya''.
'' Nev, Kamira tidak mungkin gegabah mengatakan sesuatu, dia tahu pasti apa yang terbaik untuk kalian berdua. Kamira tidak memilih sembarang orang untuk menjadi pendampingmu''.
'' Nek, Nev masih berduka. Lagipula tidak ada yang bisa menggantikan Kamira, tidak akan ada penggantinya''.
'' Nenek mengerti nak, tapi cobalah pikirkan, bagaimana dengan Deril, dia butuh sosok seorang ibu''.
'' Nev bisa menjaga Deril Nek''.
'' Itu pasti, tapi mengertilah keadaannya sudah berbeda. Lihat bagaimana Deril menangis hari ini, hanya kamu nak yang bisa menenangkannya. Bagaimana jika kamu nanti kembali bekerja dan Deril menangis. Tidak ada yang bisa menenangkannya, bukankah kamu lihat tadi. Deril menangis karena merindukan Mamanya. Kamu tahukan nak Deril tidak pernah serewel ini''.
Nev terdiam. Disatu sisi yang dikatakan Neneknya benar tapi disisi lain hatinya meronta tidak ingin ada pengganti Kamira.
'' Nev sayang, cobalah untuk melihatnya sekali saja'', bujuk Flo, Mamanya Nev. '' Tidak ada salahnya nak, ini juga keinginan Kamira''.
'' Nev, tidak tahu harus seperti apa'', ujarnya meninggalkan mereka bertiga.
Nev tidak habis pikir mengapa mereka ingin dirinya menikah lagi. Apalagi menikah dengan orang yang ia tidak kenal. Melihatnya saja ia tidak pernah apalagi sampai menikahinya.
Mengapa Kamira meninggalkan permintaan yang sangat berat untuknya. Mengapa Ia melakukan itu, mengapa ia ingin orang lain menggantikannya.
Apa permintaannya ini harus dipenuhi atau tidak sama sekali. Nev tidak tahu harus bertindak seperti apa. Nev dalam kebimbangan, apalagi jika melihat buah hatinya itu.
Ditatapnya malaikat kecilnya penuh kekhawatiran. Apa ia harus egois memikirkan dirinya sendiri? atau dia akan menyerah dan menerima wanita asing itu demi putranya.
'' Kamira, tidak bisakah kita melupakan pembicaraan waktu itu, aku tidak sanggup. Kehilanganmu saja membuatku sakit bagaimana jika aku menikahinya, aku mungkin semakin sakit karena aku merasa seperti menduakanmu''.
'' Kak, kak Kamira tidak akan merasa seperti itu''. Sarah tiba-tiba datang menghampiri Nev dan duduk didekatnya. '' Kakak tahukan , aku sangat menyayangi kak Kamira. Dia orang yang sangat baik. Ditinggalkannya seperti ini membuatku sangat kehilangan, ia pergi begitu cepat''.
'' Kakak tahu Sarah''. Nev memeluk adiknya itu. Dihapusnya air matanya yang jatuh dipipinya. '' Tidak ada yang bisa menggantikan kakakmukan?''.
'' Tidak ada yang seperti kak Kamira''.
'' Kamu benar''.
'' Tapi kak''.
'' Jangan katakan tapi''.
'' Dengarkan aku kak. Aku pernah melihat orang itu, dia sangat cantik''.
'' Kakak tidak perduli''.
'' Kak, Deril menyukainya. Setiap Deril rewel kak Kamira selalu menghubunginya dan Deril pasti tenang. Aku tidak bohong, aku melihatnya sendiri. Deril selalu tersenyum bila melihatnya''.
'' Sarah, kenapa kalian seperti ini???''.
'' Kak, wanita itu adiknya kak Kamira''.
'' Kakak tidak perduli''.
'' Kakakku sayang, tidak ada yang ingin mencelakai kakak, kak Kamira juga tidak. Tidak mungkin kak Kamira memilihnya kalau bukan karena ia bisa dekat dengan Deril dengan tulus. Apa kakak ingin Deril punya ibu yang tidak baik?''.
'' Sarah pembicaraan ini terlalu jauh''.
'' Pikirkanlah kak''.
Nev tidak bisa berkata apa-apa lagi. Semua orang mendesaknya atas nama Deril. Kenapa Kamira meninggalkan pesan seperti ini. Semua orang ingin mewujudkan keinginannya, tapi Nev masih enggan mewujudkan keinginan istrinya itu. Keinginan yang tidak masuk akal untuknya. Keinginan yang jauh dari pikirannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Mpok Nana
Baca dari sinopsisnya si kayaknya ceritanya bagus,, ikutan kepo ya thor..
2022-03-21
1
Veyzi_hour
wahh makin seru nihh adik tirinya jga udh punya kekasih gimana ya.
2021-12-22
1
Dewi Sagita Dewi
aku suka ceritanya ka,kata kata nya juga bagus dan mudah di pahami🥰🤗😍💪ka
2021-12-08
0