" Bi Asih tolong jaga Deril ya", ujar Nara yang akan meninggalkan Deril.
" Iya Non".
Nara menatap anaknya itu dengan wajah penuh kesedihan, padahal ia hanya pergi sebentar tapi dramanya pergi seperti akan berhari-hari tidak pulang. Ia melambaikan tangannya lalu memasuki mobil yang dikendarai Nev. Ya Hari ini Nara akan pergi ke kampus barunya. Sekedar melihat-lihat sebelum besok ia kembali berkutat dengan pelajaran. Nara sangat bersemangat hari ini, ini untuk pertama kalinya ia akan memasuki dunia perkampusan lagi.
Mobil Nev berhenti sesaat mereka sampai.
" Ingat dengan janjimu".
" Iya kak, aku tidak akan kemana-kemana setelah ini".
" Baguslah kalau kamu mengerti".
" Aku pergi kak".
" Oke".
Mobil itu pun kembali melaju dengan kencang.
Nara menatap kampus barunya ini. Ia sangat gugup memulai dari awal lagi ditempat yang berbeda. Ini tidak mudah baginya karena dia harus mengikuti pembelajaran dengan bahasa yang berbeda.
Ia mengelilingi setiap sudut kampusnya ini. Sesekali orang-orang menatapnya penuh keheranan. Mungkin karena wajah Nara yang terlihat berbeda.
" Excuse me". Nara menoleh. Ia sedikit bingung dengan wanita yang ada didepannya ini. " Are you Korean?", tanyanya.
" Yes, i'm Korean", jawab Nara.
" Omo! jinjja". *
" Ne". **
" Aduh apalagi ya, jadi gugup", celotehnya yang membuat Nara tertawa kecil.
" Aku bisa bahasa kok". Wanita itu terkejut mendengar Nara berbicara bahasa Indonesia dengan lancarnya.
" Wah....bahasa Indonesia kamu bagus sekali".
" Terima kasih".
" Oh ya namaku Meta. Nama kamu siapa?".
" Nara. Kim Nara".
" Kim??".
" Iya".
" Wah....kamu seperti idol yang sering aku lihat di televisi".
" Apa iya???".
" Iya, makanya orang-orang memperhatikan kamu terus".
" Jadi karena itu ya. Soalnya aku merasa sedikit aneh sejak tadi ".
Ia mengangguk.
" Oh ya kamu kuliah disini?", tanyanya.
" Iya, besok aku akan kuliah disini. Aku baru saja transfer kesini".
" Benarkah, kamu jurusan apa dan sudah semester berapa?.
" Ekonomi semester 4".
" Wah kita sama. Kita benar-benar jodoh".
" Benarkah, aku senang sudah punya teman dikelas yang sama".
" Meta!!!". Suara itu memotong pembicaraan mereka. Meta langsung melambaikan tangannya. " Sejak tadi aku mencarimu".
" Maaf Vin", ujar Meta. Vino melirik Nara yang terasa sangat asing baginya.
" Dia siapa?".
" Dia teman baruku, namanya Nara. Dia orang Korea". Nara tersenyum saat Meta memperkenalkannya pada Vino. " Nara, ini Vino. Kami berteman sejak kecil".
" Kalian berteman lama sekali".
" Iya, karena dia tidak punya teman lain selain aku".
" Kepedean kamu". Meta tertawa mendengar ocehan Vino.
" Bagaimana kalau kita jalan-jalan?", usulnya penuh semangat.
" Maaf aku tidak bisa".
" Kenapa?".
" Karena ada yang menungguku dirumah".
" Siapa?".
" Anakku".
" Anak??? kamu sudah menikah Nara??".
" Iya sudah". Nara memperlihatkan cincin pernikahannya.
" Wah....amazing, kamu sudah menikah dan mempunyai anak diusia semuda ini".
Nara tersenyum.
" Aku harus pulang. Besok kita bertemu lagi. Terima kasih untuk hari ini".
" Terima kasih kembali".
" Annyeong". ***
" Saranghae"****, ujarnya ngasal.
Nara memanggil taksi dan memutuskan untuk tidak pulang dulu. Ia memberikan alamat pada supir itu.
Setelah sampai ia memberi uang pada supir itu lalu turun. Sesaat Nara sangat kagum dengan gedung besar ini. Ia memasuki tempat itu tapi pada akhirnya ia sedikit bingung harus bagaimana.
" Permisi". Nara memanggil seorang suster. Suster itu pun menoleh. " Apa dokter Nev ada?".
Ya tempat yang ia kunjungi adalah rumah sakit Nev.
" Anda siapa?", tanyanya heran karena bertanya tentang Nev seolah-olah mereka dekat.
" Saya.....". Belum lagi Nara selesai bicara seseorang sudah memanggil namanya. " Dokter Ergi".
" Hai suster Dila". Ergi mulai dengan gombalnya. " Nara sedang apa disini?".
" Kak Nev ada?". Ergi menggelengkan kepalanya. " Tidak ada ya". Nara sedikit kecewa.
Dila yang mengikuti pembicaraan mereka terlihat kebingungan dengan situasi ini. Ergi yang menyadari Dila yang kebingungan menjelaskan kalau Nara adalah istrinya Nev.
" Maaf nyonya Nev".
" Nyonya Nev". Nara mengulangi ucapan Dila. " Panggil aku Nara saja suster".
" Bagaimana bisa begitu".
" Kenapa tidak bisa".
" Ah sudahlah kalian ini bikin pusing saja". Ergi memotong pembicaraan dua perempuan ini yang tidak akan ada habisnya. " Apa kamu mau menunggu Nev?".
" Sepertinya tidak dokter, lagipula Deril sudah menunggu. Nanti saja dirumah".
" Baiklah kalau begitu".
" Kalau begitu Nara pulang ya dokter, suster Dila".
" Iya, hati-hati ya Nara".
" Iya".
Nara pun meninggalkan Ergi dan Dila. Dila terlihat bengong begitu melihat istri dari atasannya itu.
" Suster Dila".
" Iya Dokter". Dila tersadar dari lamunannya.
" Kenapa jadi melamun gitu".
" Istri dokter Nev cantik ya dokter. Seperti di film korea itu".
" Dia memang orang Korea".
" Apa iya dokter?? pantas saja. Dokter Nev memang beruntung".
" Apa dia seberuntung itu?".
" Tentu. Istri yang sekarang sama yang dulu sama-sama cantik".
" Wah Dila kamu memang memperhatikan orang dengan baik".
" Tentu saja dokter".
" Kalian akrab sekali", ujar Nev yang tiba-tiba muncul.
" Nev". Ergi memeluk Nev. Nev langsung mendorongnya. " Aku sangat merindukanmu".
" Apa dia tidak minum obat". Dila tersenyum melihat tingkah dua dokternya ini.
" Dokter Nev, tadi nyonya datang kesini".
" Nyonya???".
" Nara. Tadi dia datang kesini".
" Oh ya, lalu dia ada dimana?".
" Sudah pulanglah". Nev terdiam. " Kecewa ya". Ergi mulai menggoda temannya ini. " Dia tidak bilang apa-apa sih. Cuma dia bilang akan bicara denganmu dirumah saja. Kalian ini romantis sekali".
" Dokter Ergi jomblo sih", celetuk Dila yang disambut tertawaan Nev.
" Suster Dila". Ergi menatapnya seakan mau menerkamnya.
" Maaf dokter saya permisi", ujarnya lalu kabur begitu saja.
" Ketawa terus....". Ergi menyindirnya. " Senang gitu lihat temannya dianiaya".
" Yang dikatakan suster Dila kan memang kenyataan".
" Ya...ya..lihat saja sampai aku menaklukan Sarah".
" Kita lihat saja".
" Jangan remehkan aku Nev".
" Aku tidak meremehkanmu. Reputasimu mendekati wanita tidak perlu diragukan, tapi kalau wanita itu Sarah, aku rasa perlu energi yang lebih".
" Kamu ini teman yang bagaimana sih, tidak mendukung sama sekali".
" Lagipula sudah berapa lama kamu mendekati Sarah? sampai sekarang kalian begini-begini saja".
" Nev semua itu perlu proses dan akan indah pada akhirnya".
" Iyalah percaya".
" Haa, dasar ".
Ergi memang terpesona pada pandangan pertama dengan Sarah, adiknya Nev. Pertama kali mereka bertemu saat itu Sarah masih duduk di kelas 2 SMA. Sarah memang baru pindah dari sekolahnya di Singapura ke Indonesia. Maka dari itu setiap Ergi datang kerumah Nev, Sarah tidak pernah ada.
Gadis kecil yang disukainya itu berubah menjadi wanita yang sangat mempesona. Walaupun Ergi sudah terang-terangan menyukainya tapi Sarah enggan menanggapinya serius. Bagaimana tidak, Ergi terlalu mudah dekat dengan seorang wanita dan itu membuat Sarah ragu padanya. Disetiap pertemuan mereka selalu saja ada wanita disampingnya. Itu menambah daftar ketidaksukaannya pada Ergi. Tapi dasar memang Ergi tidak akan pernah menyerah sampai Sarah bisa menerimanya.
* Astaga!, benarkah.
** Ya
*** Selamat tinggal
**** Aku mencintaimu
______
***author mohon maaf kalau ada bahasa asing yang salah* 😊😊🤗**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Winar hasan
maaf thor...lebih enak artiy d samping kalo d bawah nya tuh udah lupa heheee
2021-10-27
0
Jong Nyuk Tjen
Dr ergi lucu banget. seru nih thor
2021-10-26
0
yes ca
Ergi ntar sm siapa ya? Sm sarah / suster dila / dokter cewek td (lupa namanya)
2021-09-10
2