BAB 16

Nev sudah berada di rumah sakit hari ini. Ia memulai pekerjaannya seperti biasanya. Semua orang menyapanya ketika ia memasuki rumah sakit.

Ia memasuki ruangannya di ikuti Dila yang memberikan dokumen kepadanya.

" Apa terjadi sesuatu saat aku tidak ada?".

" Tidak ada dokter, semua berjalan baik. Lagipula Dokter Ergi juga ada, jadi tidak ada halangan apa-apa".

" Baguslah. Oh ya pasien yang ditolak waktu itu, apa sudah keluar?".

" Sudah dokter".

" Kalian tidak mengambil uang dari keluarga itukan?".

" Sesuai perintah dokter, tidak ada biaya untuk keluarga pasien".

" Baguslah".

" Apa masih ada lagi dokter".

" Tidak ada".

" Baiklah kalau begitu saya permisi dokter".

" Ya".

" Nev". Ergi tiba-tiba masuk yang membuat Dila terkejut. " Suster Dila".

" Iya dokter".

" Seperti biasa selalu cantik".

" Jangan termakan omongan playboy cap karung seperti dia", celetuk Nev yang membuat Dila tersenyum.

" Kamu Nev menjatuhkan harga diriku saja".

" Saya permisi dokter".

" Da...suster".

" Untuk apa kamu kesini?".

" Ya berkunjung ke tempat pengantin baru".

" Apa kamu tidak punya kerjaan lain selain mengganggu orang lain".

" Tidak. Oh ya bagaimana dengan bulan madu kalian? ceritakan padaku".

" Biasa saja".

" Biasa saja bagaimana? kalian tidak melakukannya?".

" Melakukan apa".

" Jangan seperti orang bodoh pura-pura tidak mengerti ucapanku".

" Makanya jangan jomblo terus, mau tahu saja apa yang dilakukan orang".

" Hei Nev, makanya aku meminta Sarah padamu supaya aku tidak jomblo lagi".

" Jangan bawa-bawa Sarah. Wanitamu diluar sana apa kabarnya".

" Haa, mereka itu bukan siapa-siapa. Lagipula mereka saja yang kepedean". Nev menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah temannya ini.

Nev melirik jam tangannya dan melihat jadwalnya hari ini.

" Ergi nanti kita lanjutkan, hari ini aku ada jadwal operasi".

" Baiklah semoga sukses".

Setelah Nev keluar dari ruangannya Ergi pun juga keluar dari ruangan Nev. Dari ujung jalan terlihatlah sosok yang tidak ingin ia jumpai. Ergi cepat-cepat berbalik arah namun terlambat.

" Dokter Ergi", panggilnya.

Kenapa aku selalu bertemu dengannya.

" Dokter Rindi".

" Dari ruangan dokter Nev?".

" Ya".

" Apa dia ada didalam".

" Tidak ada, Nev lagi ada jadwal operasi".

" Oh begitu".

" Kalau tidak ada yang dibicarakan lagi, saya permisi dokter".

" Dokter mau kemana?".

" Mau macul disawah. Ya mau periksa pasienlah. Bikin emosi kadang-kadang. Permisi".

Rindi malah jadi kesal dengan sikap Ergi itu. Ergi memang tidak pernah suka dengan Rindi. Ini karenakan dulu Rindi pernah merusak hubungan Nev dan Kamira sebelum mereka menikah. Ergi sudah menganggap Kamira seperti adiknya sendiri. Apapun yang terjadi padanya, ia pasti bertindak membelanya.

Sampai Kamira menikah pun Rindi masih saja mengambil kesempatan mendekati Nev. Apalagi setelah Kamira meninggal. Tapi setelah mengetahu Nev menikah dengan adiknya Kamira, Nara, Entah apa yang akan dilakukannya lagi. Ergi terkadang khawatir dengan tindakan Rindi yang bisa melakukan apa saja.

Ergi selalu ingin meledak jika sudah bertemu dengannya apalagi kalau sudah bertanya mengenai Nev. Tidak ada kata-kata manis yang keluar dari mulutnya dan itu memang spontan ia lontarkan.

" Apa tidak ada kopi untukku", celetuk Nev pada Ergi yang sedang memeriksa dokumen. Ergi hanya tersenyum sinis padanya.

" Air putih banyak tuh", ujar Ergi menunjuk sebuah galon air. Nev melemparkan jasnya kearah wajah Ergi. Ergi cengengesan sambil melempar jas itu kembali padanya. " Bagaimana dengan operasimu".

" Lancar".

" Oh ya tadi Rindi mencarimu".

" Aku tahu, makanya aku kesini. Aku lelah hari ini, tidak punya tenang untuk menghadapinya".

Ergi tersenyum menggeleng-gelengkan kepalanya. " Dia tidak pernah menyerah. Aku salut padanya".

" Aku tidak tahu lagi cara menghadapinya".

" Tapi kamu berhasil jika berhadapan dengannya. Sampai detik ini dia tidak pernah mendapatkan kesempatan mendekatimu lagi".

" Ya, tapi aku khawatir".

" Khawatir???".

" Jika nanti Nara salah paham".

" Wah....sekarang ini seorang Nevandra Louis mengkhawatirkan perasaan istri barunya".

" Jangan meledek".

" Maaf", ujarnya cengengesan. " Tapi terakhir kali aku melihat Nara dan dokter Rindi waktu itu, aku rasa Nara bisa menghadapi dokter Rindi".

" Semoga saja".

" Nev".

" Ya".

" Kalian sudah melakukannya apa tidak".

" Kamu ini!!".

" Aku hanya bertanya. Bukankah Nara terlihat sangat seksi".

" Dasar brengsek. Lebih mudah menghadapi dokter Rindi ketimbang kamu, Ergi!".

" Hei Nev, mau kemana?". Ergi tertawa puas karena berhasil menggoda temannya itu. " Padahal aku serius bertanya", celetuknya.

" Dokter Ergi". Dila memasuki ruangannya dengan tergesa-gesa.

" Suster Dila, ada apa?".

" Apa dokter melihat dokter Nev?".

" Barusan dia keluar dari sini, apa kamu tidak melihatnya?". Dia menggelengkan kepalanya. Raut wajah Dila berubah cemas. " Katakan padaku apa yang terjadi?".

" Pak Hendri ada diruangan dokter Nev dan sepertinya dia marah sekali".

" Tua bangka itu selalu membuat masalah".

" Bagaimana ini dokter?". Dila mulai panik.

" Aku akan menanganinya sementara waktu, suster Dila kamu cari dokter Nev karena sepertinya ponselnya tidak bisa dihubungi".

" Ba...baik dokter Ergi".

Ergi segera menuju ruangan Nev dengan tergesa-gesa. Ia membuka pintu itu dan pria itu menatapnya penuh kecewa.

" Kenapa kamu yang kesini?", tanyanya penuh amarah.

" Om Hendri maaf mengecewakanmu", jawab Ergi santai. " Nev sedang ada pekerjaan. Apa kedatangan om Hendri ini sangat penting?".

" Tentu saja sangat penting karena ini demi kelangsungan rumah sakit".

" Maksud om?".

" Sejak ia menangani rumah sakit ini semua menjadi tidak terkendali. Aku mendengar banyak pasien tidak membayar karena perintahnya. Apa yang sedang dilakukannya, dia pikir ini panti sosial".

" Tapi tempat ini juga bukan tempat meraup keuntungan om. Ini rumah sakit tempat orang menyembuhkan penyakit, menolong orang lebih penting".

" Lalu siapa yang akan membayar pekerja kalau kalian seperti ini".

" Pada akhirnya tidak ada pekerja yang terlantarkan karena uang om".

" Kamu berani sekali Ergi".

" Kenapa kalian ribut diruanganku!!!". Raut wajah Nev seketika berubah. " Apa yang om dilakukan disini?".

" Jelaskan padaku apa yang kamu lakukan pada rumah sakit ini. Kenapa aku mendapatkan laporan kalau kamu bertindak sesuka hatimu. Kamu pikir ini panti sosial".

" Om memasang mata-mata".

" Kamu!!!". Pria paruh baya itu mulai meradang. " Nev, om masih punya andil dalam rumah sakit ini. Jangan melakukan hal yang merugikan pada rumah sakit ini".

" Sampai detik ini tidak ada yang dirugikan om dan operasional rumah sakit berjalan semestinya. Kalau om ingin membuat berita yang menghebohkan untuk menjatuhkanku, lakukan dengan baik, jangan sampai memalukan diri om sendiri".

" Nev beraninya kamu!!!".

" Bukankah om yang memulai semua keributan ini".

" Oke, kamu jangan merasa menang dulu. Kita lihat saja nanti, apa kamu bisa seangkuh ini", ujarnya keluar dari ruangan Nev.

Ergi masih terkesima dengan tindakan Nev tadi. Ia tidak menyangka kalau Nev bisa melawan omnya sendiri.

" Wah Nev, kamu melawannya".

" Dia akan melakukan apa saja jika kita terlihat lemah. Aku hanya ingin tahu siapa yang sedang mengamatiku disini. Aku juga curiga pada om hendri tentang kejadian setahun yang lalu".

" Kejadian serahun yang lalu....".

" Aku merasa om hendri ada keterkaitannya".

" Tapi keluarga pasien tidak mengatakan apa-apa".

" Ya, karena mereka dalam tekanan".

" Nev jangan menyimpulkan sesuatu yang belum jelas kebenarannya".

" Kamu pikir aku sebodoh itu. Aku juga tidak ingin membahayakan keluarga itu".

" Kamu membuatku penasaran Nev. Katakan padaku yang tidak aku ketahui tentang kejadian itu".

" Satu hal yang aku ketahui dengan jelas kalau wanita itu adalah selingkuhannya om Hendri dan aku rasa ada sesuatu tentang wanita itu".

" Apa?? maksudmu apa Nev?".

" Misalnya sebuah rahasia tapi ini hanya asumsiku saja. Aku tidak punya bukti apa-apa".

" Polisi juga menyatakan kalau itu sebuah kecelakaan".

" Kecelakaan?? apa kita harus mempercayai itu".

Ergi mengernyitkan dahinya.

" Nev, apa om Hendri...".

" Bukankah wanita itu masih punya kesempatan untuk hidup. Ia bahkan sempat dirawat dirumah sakit ini. Apa kamu tidak ingat bagaimana om Hendri menaruh perhatian lebih pada wanita itu".

" Ya, aku ingat. Bahkan om Hendri selalu mengecek perkembangannya".

" Ya karena dia tidak ingin wanita itu hidup. Kalau sampai wanita itu sadar, itu akan menghancurkan hidup dan juga karirnya".

" Nev, apa kamu akan menyelidiki kasus itu?".

" Tidak, aku takut itu akan membahayakan keluarga almarhum".

" Jangan gegabah Nev, kamu juga harus berhati-hati padanya".

" Ya, aku akan terus waspada padanya".

Terpopuler

Comments

Sukma Supriatna

Sukma Supriatna

aduhh..hati2 pak dokter

2021-08-29

2

Henny Barutressy

Henny Barutressy

ada rahasia apakh yg diketahui Nev??😎

2021-03-27

1

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

visualnya donk thorr

2021-03-25

4

lihat semua
Episodes
1 PENGENALAN
2 BAB I
3 BAB 2
4 BAB 3
5 BAB 4
6 BAB 5
7 BAB 6
8 BAB 7
9 BAB 8
10 BAB 9
11 BAB 10
12 BAB 11
13 BAB 12
14 BAB 13
15 BAB 14
16 BAB 15
17 BAB 16
18 BAB 17
19 BAB 18
20 BAB 19
21 BAB 20
22 BAB 21
23 BAB 22
24 BAB 23
25 BAB 24
26 BAB 25
27 BAB 26
28 BAB 27
29 BAB 28
30 BAB 29
31 BAB 30
32 BAB 31
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 Bab 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109
111 BAB 110
112 BAB 111
113 BAB 112
114 BAB 113
115 BAB 114
116 BAB 115
Episodes

Updated 116 Episodes

1
PENGENALAN
2
BAB I
3
BAB 2
4
BAB 3
5
BAB 4
6
BAB 5
7
BAB 6
8
BAB 7
9
BAB 8
10
BAB 9
11
BAB 10
12
BAB 11
13
BAB 12
14
BAB 13
15
BAB 14
16
BAB 15
17
BAB 16
18
BAB 17
19
BAB 18
20
BAB 19
21
BAB 20
22
BAB 21
23
BAB 22
24
BAB 23
25
BAB 24
26
BAB 25
27
BAB 26
28
BAB 27
29
BAB 28
30
BAB 29
31
BAB 30
32
BAB 31
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
Bab 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109
111
BAB 110
112
BAB 111
113
BAB 112
114
BAB 113
115
BAB 114
116
BAB 115

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!