Menghindar

*

*

Carra tetap di posisinya, ia hanya duduk dan dengan sesekali menyeka air matanya. Juan pun hanya sarapan sedikit karena khawatir pada sang istri. Setelah menyelesaikan sarapannya, Juan kembali ke kamar dengan membawakan sepiring makanan dan segelas susu untuk Carra

"Makanlah" Suruh Juan pada Carra yang masih duduk di tepi ranjang

Carra Tak menyahut, bahkan ia sama sekali tidak melirik sedikitpun pada Juan yang kembali ke kamar

Tanpa rasa bersalah sedikitpun pada Carra. Dia berbaring begitu saja di samping Carra di tempat tidurnya, sepertinya dia memang tidak ingin meminta maaf atas kesalahannya tadi pada Carra yang berbicara seenaknya saja sampai membuat Carra menangis dan tidak ikut sarapan di bawah

Juan masih asik memainkan ponselnya, tak memperdulikan Carra yang sama sekali tidak menyentuh sarapannya

*

"Carra, makanlah jikau kau tidak ingin sakit" Sahut Juan, itu bukan perhatian malah terdengar seperti menyalahkan Carra jika seandainya saja dia sakit karena tidak sarapan

"Carra!" Juan menaikan nada bicaranya

"Aku tidak berselera!" Sahut acuh Carra yang kemudian berbaring di tempat tidur dan menarik selimutnya

Juan menyibakan selimutnya

"Kau boleh tidur jika sudah sarapan!" Sahut Juan

Carra tak menggubris

"Carra!" Teriak Juan

"Aku tidak berselera Juan! Aku tidak ingin makan!" Sahut Carra juga dengan berteriak

Juan nampak menahan emosinya, terlihat dari deru nafasnya yang begitu menggebu,

tapi Carra masih tidak perduli, ia tidak ingin sarapan dengan makanan yang dibawakan oleh Juan

"Ku bilang makan sekarang!" Sahut Juan. Itu lebih terdengar sebagai sebuah perintah jika saja Carra tidak mau menurutinya, maka habislah dia

Carra mengganti posisinya menjadi duduk dengan bersandar pada kepala ranjang, ia mengambil nampan makanan itu dan menjatuhkannya ke lantai sampai terdengar bunyi pecahan yang cukup nyaring

Pecahan beling dimana mana. Untunglah kamar Juan adalah kamar yang kedap suara, sehingga orang mansion tidak akan ada yang tau jika terjadi keributan di ruangan tersebut

Juan menggeram, wajahnya merah padam menahan amarah. Matanya bersitatap dengan mata Carra yang sudah berair

"AKU TIDAK INGIN MAKAN!" Sahut Carra dengan penuh penekanan, kemudian ia menyeka air matanya dan turun dari tempat tidur menuju kamar mandi

Tidak, Carra bukan akan mengurung diri di kamar mandi. Dia hanya akan membasuh mukanya kemudian pergi keluar. Itu perlu dilakukan agar tidak ada yang mengetahuinya jika ia sudah menangis

Ia juga perlu menghindari Juan, ia tidak ingin satu ruangan dengan suaminya itu

Juan masih di tempatnya, sekeras mungkin berusaha menahan emosi yang bersarang di dalam tubuhnya. Kalau saja dia tidak mencintai Carra, maka mungkin tadi dia sudah mencekik wanita itu

Benar kata ibu mertuanya, jika dia wanita yang begitu keras kepala

*

Begitu Carra keluar dari kamar mandi, nampak ada pelayan yang sedang membereskan serpihan beling di kamar Carra, tapi ia tidak melihat Juan. Entahlah dimana pria tidak punya perasaan itu

Para pelayan itu menundukan kepalanya begitu melihat sang majikan. Carra berlalu begitu saja keluar dari kamar. Tidak, dia bukan mencari Juan, tapi dia ingin mencari ketenangan

Carra berjalan ke taman samping mansion, dia mendapati Syan disana

"Momy" Panggilnya saat melihat Carra

Carra hanya tersenyum, kemudian ia menghampiri Carra dan menariknya untuk duduk di kursi taman. Ternyata dia tidak sendirian, dia dengan Unclenya, Abram.

Carra dibawa oleh Syan duduk di samping Abram, sedangkan Syan duduk di pangkuannya

" Dady bilang Mom sakit, benarkah itu?" Tanya Syan sambil mengelus sisi wajah Carra.

Ohh jadi Juan beralasan pada orang mansion jika Carra tidak ikut sarapan dengan mereka karena tidak enak badan. Sungguh pria yang cerdas

Carra menoleh pada Abram yang duduk di sampingnya. Ada tatapan yang Carra mengerti apa artinya dimata Abram, dia seperti menanyakan kebenaran pada Carra

"Benarkah Mom?" Tanya Syan lagi

"Hanya sedikit Syan, kau mengkhawatirkan Mom?" Sahut Carra

"Tentu" Sahut Syan dengan tulusnya, Carra memberi satu ciuman di pipi Syan, membuat anak kecil itu tersenyum senang

Abram yang melihatnya hanya tersenyum, dia kenal siapa wanita di hadapannya ini. Wanita yang baik dan lemah lembut meskipun amat keras kepala

Syan tiba tiba saja turun dari pangkuan Carra dan bermain di arena bermain yang tak jauh dari tempat Carra dan Juan duduk. Ia diawasi oleh Rose yang mengikuti kemanapun langkahnya dengan hati hati

Abram dan Carra hanya memandang pada Syan yang asik bermain, keduanya hanya saling terdiam sampai kemudian suara Abram memecah keheningan

"Dia menyakitimu Carra?" Tanya Abram dengan lekat menatap Carra

Perlahan Carra menggeleng

"Dia menyakitimu Carra?" Tanya Abram lagi, masih pertanyaan yang sama, karena dia yakin Carra berbohong dengan gelengan kepalanya tadi

"Dia membuatmu menangis?" Tanya Abram lagi. Runtuh sudah pertahanan Carra, dengan begitu saja ia memeluk Abram dan menangis sesenggukan di dalam pelukan Abram

Tidak ada yang mencurigakan dengan keduanya. Justru mereka terlihat seperti adik dan kakak yang sedang saling menghibur

Yah, sepertinya memang tidak ada lagi cinta untuk Abram dihati Carra. Ia merasakan sensasi berbeda dengan pelukan Abram kali ini. Ia merasa ada sentuhan seorang kakak dalam tubuhnya, ia merasa seperti memiliki kakak laki laki

"Dia tidak menyakitiku, sungguh" Sahut Carra. Dia tidak ingin membuat Juan dan Abram ribut nanti jika Abram mengetahui tentang Juan yang mengatakan hal tidak wajar padanya

Abram mengangguk, seolah mempercayai Carra. Padahal tidak, ia kenal Carra dengan baik. Ia tau jika Carra sedang jujur atau pun berbohong seperti sekarang

"Menangislah Carra" Sahut Abram, menenangkan. Mencoba menjadi orang yang dapat Carra jadikan sebagai tempat bersandar

"Terimakasih" Sahut Carra begitu ia melepas pelukannya

"Anggap saja aku ini kakakmu Carra, aku tau kau sudah tidak mencintaiku. Tidak perlu merasa canggung" Sahut Abram dengan tulusnya

Padahal ia merasa sakit jika saja benar bahwa Carra sudah tidak mencintainya lagi

Carra mengangguk, perlahan tangan Abram naik dan menghapus air mata Carra dengan ibu jarinya

Hal yang sama sekali tidak dilakukan Juan saat melihat Carra menangis di kamar tadi

Tanpa keduanya sadari jika Juan melihat keduanya dengan tangan yang terkepal, tatapannya lebih tajam dari elang. Entahlah, mungkin kejadian seperti saat di campus Carra akan terulang kembali

Mengingat status Carra yang sekarang sudah menjadi istri sahnya

*

*

Setelah makan malam, Carra dan Juan kembali ke kamar. Max dan Sonya melihat ada ketidak beresan dengan pasangan suami istri itu, tapi mereka tidak mau ikut campur. Biarkan saja anaknya mengurus masalahnya sendiri, mereka sudah dewasa untuk membicarakan masalahnya dengan baik baik

Sedangkan Abram, dari awal ia memang sudah tau jika ada yang tidak beres dengan Juan dan Carra. Terbukti dengan tangis Carra tadi siang, jika saja Juan tidak menyakitinya, maka tidak mungkin Carra menangis dan terlihat sendu begitu

*

*

Carra segera membaringkan tubuhnya di ranjang dan menutupi tubuhnya dengan selimut tebal, tidak ingin melihat wajah suaminya

Juan mematikan lampu kemudian juga berbaring di samping Carra

"Aku melihat tadi siang kalian berpelukan di taman samping" Sahut Juan tiba tiba saja

Habislah sudah nasib Carra

"Rupanya kalian memang masih saling mencintai" Sambungnya, terdengar seperti meremehkan

Sejujurnya Juan benci mengatakan hal itu, sejujurnya Juan benci jika saja benar Carra masih mencintai Abram, mantan kekasihnya. Saudara sepupu Juan

Carra mendengus

Lagi lagi Juan malah membahas hal itu, Carra tidak ingin memperdulikannya. Biarkan saja dia berbicara sesuka hatinya, percuma saja menjelaskan semuanya pada Juan, dia tidak akan mau mendengarkan

Carra memejamkan matanya, mencoba masuk kedalam mimpinya

Sedangkan Juan hanya bermain ponsel, entahlah apa yang dilihatnya. Sudah satu Jam Carra tertidur di sampingnya. Jika harus jujur sebenarnya Juan cukup merasa bersalah karena sudah membuat Carra menangis. Awalnya, setelah pulang dari tempatnya tadi ia akan meminta maaf pada Carra

Tapi begitu melihat Carra yang saat itu berada di pelukan Abram, kembali Juan melenyapkan niatnya untuk berdamai dengan Carra

Juan menoleh pada Carra yang memunggunginya, kemudian ia mengelus rambut wanita cantik itu

"Kau tau Carra, hatiku sakit saat melihat kau berada dalam pelukan mantan kekasihmu. Bukankah sudah aku katakan, jika aku mencintaimu. Apa kau tidak mengerti Carra?"

"Mengapa kau tidak bisa menjaga perasaanku, apa sesulit itu mencintaiku? Sampai membuat kau tak pernah mau belajar untuk mulai menerima ku?"

"Aku mencintaimu Carra, tak perduli meski kau masih mencintainya. Bukankah kita harus sedikit egois dalam percintaan?"

"Baiklah, itu terserah padamu" Juan nampak menghela nafas setelah mengatakan semuanya

"Maafkan aku Carra, maafkan aku yang menyakiti perasaanmu" Sahut Juan lalu mengecup dahi Carra dan beranjak dari tempat tidur

Ia lebih memilih tidur di sofa, mengindari Carra. Ada rasa tidak nyaman dalam dirinya begitu mengingat Carra yang menolak untuk ia tiduri

Apakah benar wanita yang dicintainya itu sudah pernah di tiduri oleh Abram?!

Terpopuler

Comments

k2

k2

bakal terus bertengkar klo masih satu atap ma abram

2020-09-21

2

enokaxis_

enokaxis_

sebel juga sama si carra

2020-09-12

1

Wisna Murti

Wisna Murti

menurut saya Abram dan carra belum pernah tidur...

2020-05-20

1

lihat semua
Episodes
1 Masih Tentangnya
2 Tidak Tertarik
3 Berita Mengejutkan
4 Orang Penting
5 Berita Buruk
6 Kesan Pertama
7 Pertemuan keluarga
8 Kenyataan Pahit
9 Harus Terjadi
10 Penghianat
11 Terbongkar
12 Pilihan Yang Tepat
13 Malam Pengantin
14 New York
15 Sedikit Perubahan
16 Anak Angkat
17 Awal Sebuah Cerita
18 Pertengkaran
19 Menghindar
20 Layar Depan Ponsel
21 Morning Kiss
22 Ketika Juan Jadi Rebutan
23 Sebuah Pertanyaan
24 Yang Sebenarnya
25 Ujian Cinta
26 Sebuah Keluarga
27 Tuntutan Pekerjaan
28 Firasat
29 From Juan, To Carra
30 Obat
31 Jatah Suami
32 Kepulangan Juan
33 Tertunda
34 Rencana Pindah
35 Menghangat
36 Sebuah Protes
37 Pertanyaan Ibu Mertua
38 Aturan Baru Perusahaan
39 Jasmine
40 Janji
41 Kembali
42 Nomor Asing
43 Harus Bertanggung Jawab
44 Wanita dari Masa Lalu
45 Telepon
46 Ajakan Menikah
47 Berita
48 Jangan Membahas Masa Lalu
49 Sekelumit Rasa
50 Calon Istri Mantan
51 Makan Siang
52 Sebuah Hubungan
53 Kekacauan
54 Masa Lalu Juan
55 Permohonan Restu Abram
56 Sebuah Kebahagiaan
57 Calon Anggota Keluarga
58 Partner
59 Tentang Masa Lalu
60 Cemburu
61 Titik Awal
62 Hadiah Terindah
63 Manja
64 Tamu
65 Pengacau
66 Ancaman
67 Berbeda
68 Jebakan
69 Tersangka
70 Insiden Besar
71 Keadaan Genting
72 Kehilangan
73 Titik Terendah
74 Harus Menerima Kenyataan
75 Awal yang Baru
76 Akhir yang Indah (END)
77 Ucapan Terimakasih Author
78 MY BEST MATCH SEASON 2 (Dunia yang Baru)
79 BIAR NGEHALUNYA MAKIN LANCAR
80 Handsome Bully
81 Pesona Seorang Darendra
82 Berdebat
83 Araga
84 Not a Date
85 Bukan Gosip
86 Second Meeting
87 Khawatir yang Berlebihan
88 Orang Asing
89 Forbidden Relationship
90 Meyakinkan Perasaan
91 Nomor Ponsel
92 Berbalas Pesan
93 Surprise dari Araga
94 Possessive Younger Brother
95 Pertemuan Keluarga
96 Future Husband
97 Introgasi
98 Future Husband 2
99 One Day with Araga
100 Harus Merelakan
101 Hadiah
102 Anak Angkat
103 Anak Angkat 2
104 Mencintaimu
105 Mencintaimu 2
106 Permohonan Restu
107 Tidak Akan Bosan
108 Tidak Ada Celah
109 Kalah Telak
110 Nasihat Abram
111 Sejarah yang Terulang
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Masih Tentangnya
2
Tidak Tertarik
3
Berita Mengejutkan
4
Orang Penting
5
Berita Buruk
6
Kesan Pertama
7
Pertemuan keluarga
8
Kenyataan Pahit
9
Harus Terjadi
10
Penghianat
11
Terbongkar
12
Pilihan Yang Tepat
13
Malam Pengantin
14
New York
15
Sedikit Perubahan
16
Anak Angkat
17
Awal Sebuah Cerita
18
Pertengkaran
19
Menghindar
20
Layar Depan Ponsel
21
Morning Kiss
22
Ketika Juan Jadi Rebutan
23
Sebuah Pertanyaan
24
Yang Sebenarnya
25
Ujian Cinta
26
Sebuah Keluarga
27
Tuntutan Pekerjaan
28
Firasat
29
From Juan, To Carra
30
Obat
31
Jatah Suami
32
Kepulangan Juan
33
Tertunda
34
Rencana Pindah
35
Menghangat
36
Sebuah Protes
37
Pertanyaan Ibu Mertua
38
Aturan Baru Perusahaan
39
Jasmine
40
Janji
41
Kembali
42
Nomor Asing
43
Harus Bertanggung Jawab
44
Wanita dari Masa Lalu
45
Telepon
46
Ajakan Menikah
47
Berita
48
Jangan Membahas Masa Lalu
49
Sekelumit Rasa
50
Calon Istri Mantan
51
Makan Siang
52
Sebuah Hubungan
53
Kekacauan
54
Masa Lalu Juan
55
Permohonan Restu Abram
56
Sebuah Kebahagiaan
57
Calon Anggota Keluarga
58
Partner
59
Tentang Masa Lalu
60
Cemburu
61
Titik Awal
62
Hadiah Terindah
63
Manja
64
Tamu
65
Pengacau
66
Ancaman
67
Berbeda
68
Jebakan
69
Tersangka
70
Insiden Besar
71
Keadaan Genting
72
Kehilangan
73
Titik Terendah
74
Harus Menerima Kenyataan
75
Awal yang Baru
76
Akhir yang Indah (END)
77
Ucapan Terimakasih Author
78
MY BEST MATCH SEASON 2 (Dunia yang Baru)
79
BIAR NGEHALUNYA MAKIN LANCAR
80
Handsome Bully
81
Pesona Seorang Darendra
82
Berdebat
83
Araga
84
Not a Date
85
Bukan Gosip
86
Second Meeting
87
Khawatir yang Berlebihan
88
Orang Asing
89
Forbidden Relationship
90
Meyakinkan Perasaan
91
Nomor Ponsel
92
Berbalas Pesan
93
Surprise dari Araga
94
Possessive Younger Brother
95
Pertemuan Keluarga
96
Future Husband
97
Introgasi
98
Future Husband 2
99
One Day with Araga
100
Harus Merelakan
101
Hadiah
102
Anak Angkat
103
Anak Angkat 2
104
Mencintaimu
105
Mencintaimu 2
106
Permohonan Restu
107
Tidak Akan Bosan
108
Tidak Ada Celah
109
Kalah Telak
110
Nasihat Abram
111
Sejarah yang Terulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!