Pertengkaran

*

*

*

Juan kembali ke kamarnya setelah tadi Carra menolak untuk di beri kiss morning,

Sedangkan Carra, ia masih di dapur. Menyiapkan sarapan untuk Juan, sebenarnya Juan melarang Carra untuk melakukan hal itu karena ada para pelayan yang memenuhi kebutuhan keluarganya

Tapi kadang kadang, Carra selalu saja mau melakukannya karena bingung akan melakukan hal apa, sedangkan tidak ada yang di kerjakannya. Semua sudah di urus oleh para pelayan, dan Carra sering sekali merasa bosan

"Mom" Sapa Syan yang terlihat sudah rapih, dia langsung duduk begitu saja di kursi meja makan

Nampaknya ia sudah mulai mengakrabkan diri pada Carra, terutama setelah kejadian kemarin sore dan tadi malam

"Hmm, kau menginginkan sesuatu?" Tanya Carra lalu mengalihkan masakannya pada salah satu koki

"Kau mau Momy membuatkanmu susu?" Tanya Carra, Syan mengangguk dengan antusias

Kemudian Carra membuatkannya segelas susu dan memberikannya pada Syan. Anak itu terlihat begitu ceria sekali, mungkin karena semalam Juan sudah kembali baik kepadanya

"Thanks Mom" Sahutnya setelah meminum segelas susu itu sampai tandas. Carra mengangguk

Tak lama Abram datang dengan masih mengenakan piama dan duduk di kursi samping Syan, ketiganya duduk berderet. Jika di lihat sekilas, maka mereka itu seperti layaknya keluarga kecil yang bahagia

"Morning" Sapanya sambil mengacak gemas rambut Syan dan membuat anak itu sedikit menggerutu

Carra hanya tersenyum. Sejujurnya ia agak canggung juga pada Abram, terlebih disini sedang tidak ada Juan. Jika dulu Carra pernah berangan angan untuk memiliki hubungan suami istri dengan Abram, maka sekarang sudah. Carra sudah tidak ingin membayangkannya lagi, ia tidak ingin muncul masalah besar nantinya terlebih sekarang dirinya memang sudah menjadi milik orang lain

Tapi apa yang terjadi cukup meresahkan memang, bagaimana mungkin ia tinggal satu atap dengan mantan kekasihnya?!

"Sudah kumpul rupanya" Sapa Juan yang berjalan menuruni anak tangga. Ia terlihat sudah bugar, sepertinya sudah mandi. terlihat dari pakaiannya dengan celana pendek selutut dan kaos sport berwarna putih. Khas penampilan rumahannya, sepertinya ia tidak ada niat untuk pergi keluar

Carra segera beranjak dari duduknya, ia tidak ingin Juan salah paham nanti

"Kau sudah mandi?" Tanya Carra sambil berjalan menghampiri Juan

"Sudah, mm kau tidak ingin mandi?" Sahut Juan dan balik bertanya pada Carra

Carra mengangguk, lalu Juan menggandengnya menuju kamar meninggalkan dua orang itu di meja makan

"Dady, kau tidak ingin sarapan?" Tanya Syan saat Juan kembali ke kamar dengan menggandeng Carra

"Dad akan menemani Momy dulu, kau sarapan saja dengan Ucle Abram" Sahut Juan sambil berlalu dan membuat Syan heran

"Apa Dady fikir Momy tidak bisa pergi ke kamar sendiri?" Tanya Syan bagai pada diri sendiri

"Begitulah pengantin baru" Sahut Abram sambil mengelus pucuk kepala Syan

Jangan tanya!

Hatinya sakit melihat hal itu, tapi Abram tetap konsisten dengan komitmennya

*

Carra masuk ke kamar mandi dengan membawa baju mandinya. Juan menunggu di ranjangnya sambil berman ponsel

Sebenarnya, Carra tidak nyaman dengan perlakuan Juan, mungkin itu memang kebiasaan pasangan suami istri. Tapi menjadi kecuali jika itu menyangkut Carra dan Juan yang tidak saling mencintai

Tak lama Carra keluar dari kamar mandi dan bergegas menuju ruang ganti setelah mengambil pakaiannya

Juan acuh saja, kemudian setelah Carra kembali dari ruang ganti ia menghampirinya yang mulai merias diri di meja rias

"Kenapa?" Tanya Carra saat Juan memperhatikannya

"Kau masih mencintainya Carra?" Tanya Juan tiba tiba saja

Carra yang sudah selesai menyisir rambutnya lantas memutar posisi. menghadap Juan yang berdiri di sampingnya

"Kita sudah pernah membicarakan hal itu Juan, aku tidak ingin membahasnya" Sahut acuh Carra

"Yah, dan aku belum puas dengan jawabanmu"

"Sudah ku katakan, aku tidak ingin membahasnya"

"Tapi aku ingin" Kekeuh Juan, mendadak dia bagai orang yang kesetanan. Carra merasa ada yang beda dengan tatapan matanya

"Jangan membuatmu marah Juan!" Sahut Carra

"Kau yang jangan membuatku marah Carra! Aku suamimu, aku berhak tau apapun tentangmu" Sahut Juan dengan suaranya yang lantang

"Aku sudah tidak mencintainya, kaupun tau itu!" Carra menyahut dengan suaranya yang lembut

Juan melangkah, mendekati Carra memegang kedua bahu wanita itu, perlahan mendekatkan wajahnya pada Carra, inginnya mencium bibir Carra. Tapi Carra malah menunduk sehingga Juan malah hanya mencium keningnya saja

Dia tersenyum dengan sinis, seolah memikirkan sesuatu

"Aku belum mendapatkan hak ku sebagai suamimu Carra" Sahutnya tiba tiba dan seketika membuat Carra risih dan merinding mendengarnya

"Ku kira kita tidak harus membahasnya sekarang"

"Aku ingin membahasnya sekarang" Kekeuh Juan

"Aku ingin sarapan"

"Jangan mengalihkan pembicaraan Carra!" Bentak Juan

Carra meringis

Jika kemarin Carra mengatakan Juan ini tidak menyebalkan, maka Carra akan kembali menarik kata katanya. Juan tetaplah Juan Zhucarlos. Pria berdarah dingin, angkuh dan kejam

"Aku menginginkannya Carra" Tambah Juan yang membuat Carra refleks memejamkan matanya sekejap

"Aku sedang datang bulan Juan!"

"Aku harus mempercayaimu?" Tanya Juan dengan tatapan meremehkan pada Carra

"Terserah kau!"

"Kau menolak untuk aku tiduri Carra?"

"Aku tidak menolak, aku hanya belum siap!" Sahut Carra dengan sedikit menaikan suaranya

"Kenapa?" Tanya Juan dengan tatapan yang sungguh mengintimidasi Carra, Carra hanya menghela nafas. Ia tidak tau harus berbuat apa sekarang

"Apa dia sudah menidurimu?" Tanya Juan lagi saat Carra hanya diam tanpa menjawab pertanyaan nya tadi

Plakkk!!

Satu tamparan mendarat di pipi kiri Juan, tapi itu tak membuatnya jera. Justru ia malah tersenyum sarkas dengan tangan yang mengusap pipinya

Menatap Carra dengan tatapan yang amat meremehkan

"Benar, dia pernah menidurimu!" Sahut Juan. itu bukan suatu pertanyaan, melainkan sebuah tuduhan yang dilontarkan dengan begitu saja kepada Carra tanpa memikirkan bagaimana perasaan istrinya itu

Carra sudah tidak dapat lagi membendung air matanya. cairan bening terjun begitu saja dengan deras membanjiri pipi mulusnya

"Jaga bicaramu Juan! Aku tidak sehina itu!" Sahut Carra dengan mengangkat telunjuknya tepat di depan wajah Juan. Sebagai seorang istri, itu sangat tidak sopan ditunjukan kepada suaminya. Tapi Carra merasa Juan sudah keterlaluan. Dia sudah kelewat batas. Sekilas Carra seperti melupakan begitu saja statusnya sebagai istri dari Juan Zhucarlos

"Lalu apa? Kalian hanya berciuman, dan berakhir di atas ranjang. Begitu?" Tuduh Juan tanpa rasa bersalah karena sudah membuat istrinya mengeluarkan air mata

"Cukup Juan!"

"Kau tau? Aku hampir mencintaimu, tapi tidak setelah aku tau siapa kau sebenarnya. Kau sama sekali tidak punya perasaan!"

Sahut Carra, kemudian ia duduk di tepi tempat tidur dengan sesekali menyeka air matanya yang terus berjatuhan. Sungguh Carra tidak mengira jika Juan mampu mengatakan hal itu padanya dan menganggap seolah olah dirinya adalah rendah

Juan salah jika mengira dan menuduh Carra seperti itu. Itu tidaklah benar!

Juan masih berdiri di tempatnya. Sadar atau tidak, ia sudah membuat istrinya itu menangis, sadar atau tidak, Juan sudah melukai perasaan Carra. Ia sudah bersikap keterlaluan

Tak lama terdengar ketukan di luar pintu kamar, Juan segera membukanya.

Lalu ia masuk kembali ke kamar dan duduk di samping Carra, sepertinya itu salah satu pelayan yang memberi tahu Juan dan Carra jika sarapan sudah siap. Dan yang lain sudah menunggunya dibawah

"Kau bilang tadi ingin sarapan" Sahut Juan tanpa menatap Carra

Dia gila, barusan memarahiku sekarang malah menawarkan sarapan. Aku sudah tidak berselera Batin Carra, dengan sesekali menyeka air matanya yang tak kunjung reda

Carra tak menyahut.

Juan nampak menghela nafas, lalu keluar behitu saja dari kamar tanpa memperdulikan Carra

Tangis Carra pecah begitu saja bersamaan dengan Juan yang membanting pintu sedikit keras

"Mamihh.. Hikss, aku ingin pulang saja mih" Sahut Carra dengan isakan yang terdengar begitu pilu

Juan sama sekali tidak memperdulikannya, Juan begitu jahat padanya. Padahal, baru saja semalam Carra merasa begitu nyaman dengannya. Namun dengan mudah, pagi ini dia membuat kekacauan yang begitu menghantam batin Carra

Bagaimana mungkin Juan berfikir jika Carra sudah pernah ditiduri oleh Juan? Carra bukanlah wanita rendahan yang menyerahkan kesuaciannya begitu saja pada orang yang belum menjadi suaminya meskipun dia mencintai pria itu

*

"Nak, istrimu mana?" Tanya Sonya begitu melihat Juan hanya sendiri saja datang ke meja makan

"Carra sedang tidak enak badan bu" Juan menyahut dengan acuh, seperti tidak ingin membahasnya

"Kalau begitu, biar Ibu panggilkan dokter" Sahut Sonya yang kemudian hendak beranjak dari meja makan

"Tidak perlu Ibu, tadi aku sudah memberinya obat. Dia juga menolak untuk di panggilkan dokter" Dusta Juan sambil menyendokan nasi ke mulutnya

"Baiklah" Sonya menurut, Max hanya melihat sekilas dan melihat seperti ada yang di sembunyikan oleh putranya ini

Sedangkan Abram hanya melanjutkan makannya, ia merasa ada yang tidak beres dengan Juan dengan Carra

Abram fikir keduanya ada masalah, tapi ia juga tidak ingin ikut campur

Biarkan saja Juan menyelesaikan urusannya. Tapi jangan sampai Juan menyakiti Carra, atau dia sendiri nanti yang akan turun tangan

Terpopuler

Comments

Mbok Wami

Mbok Wami

kenapa musti bareng sih thor tinggal,a

2021-03-10

1

v

v

lagian aneh masak tinggal bareng2 gt..yakali tinggal serumah bareng suami n mantan😅😅😅..sewa ato bli apartemen abram..jan ky org susah deh

2021-03-01

1

k2

k2

mending abram pindah ke apartemen , atau juan ma ,,cara n syan pindah rumah, akan slalu ada pertengkaran karna juan slalu merasa cemburu ma abram

2020-09-21

2

lihat semua
Episodes
1 Masih Tentangnya
2 Tidak Tertarik
3 Berita Mengejutkan
4 Orang Penting
5 Berita Buruk
6 Kesan Pertama
7 Pertemuan keluarga
8 Kenyataan Pahit
9 Harus Terjadi
10 Penghianat
11 Terbongkar
12 Pilihan Yang Tepat
13 Malam Pengantin
14 New York
15 Sedikit Perubahan
16 Anak Angkat
17 Awal Sebuah Cerita
18 Pertengkaran
19 Menghindar
20 Layar Depan Ponsel
21 Morning Kiss
22 Ketika Juan Jadi Rebutan
23 Sebuah Pertanyaan
24 Yang Sebenarnya
25 Ujian Cinta
26 Sebuah Keluarga
27 Tuntutan Pekerjaan
28 Firasat
29 From Juan, To Carra
30 Obat
31 Jatah Suami
32 Kepulangan Juan
33 Tertunda
34 Rencana Pindah
35 Menghangat
36 Sebuah Protes
37 Pertanyaan Ibu Mertua
38 Aturan Baru Perusahaan
39 Jasmine
40 Janji
41 Kembali
42 Nomor Asing
43 Harus Bertanggung Jawab
44 Wanita dari Masa Lalu
45 Telepon
46 Ajakan Menikah
47 Berita
48 Jangan Membahas Masa Lalu
49 Sekelumit Rasa
50 Calon Istri Mantan
51 Makan Siang
52 Sebuah Hubungan
53 Kekacauan
54 Masa Lalu Juan
55 Permohonan Restu Abram
56 Sebuah Kebahagiaan
57 Calon Anggota Keluarga
58 Partner
59 Tentang Masa Lalu
60 Cemburu
61 Titik Awal
62 Hadiah Terindah
63 Manja
64 Tamu
65 Pengacau
66 Ancaman
67 Berbeda
68 Jebakan
69 Tersangka
70 Insiden Besar
71 Keadaan Genting
72 Kehilangan
73 Titik Terendah
74 Harus Menerima Kenyataan
75 Awal yang Baru
76 Akhir yang Indah (END)
77 Ucapan Terimakasih Author
78 MY BEST MATCH SEASON 2 (Dunia yang Baru)
79 BIAR NGEHALUNYA MAKIN LANCAR
80 Handsome Bully
81 Pesona Seorang Darendra
82 Berdebat
83 Araga
84 Not a Date
85 Bukan Gosip
86 Second Meeting
87 Khawatir yang Berlebihan
88 Orang Asing
89 Forbidden Relationship
90 Meyakinkan Perasaan
91 Nomor Ponsel
92 Berbalas Pesan
93 Surprise dari Araga
94 Possessive Younger Brother
95 Pertemuan Keluarga
96 Future Husband
97 Introgasi
98 Future Husband 2
99 One Day with Araga
100 Harus Merelakan
101 Hadiah
102 Anak Angkat
103 Anak Angkat 2
104 Mencintaimu
105 Mencintaimu 2
106 Permohonan Restu
107 Tidak Akan Bosan
108 Tidak Ada Celah
109 Kalah Telak
110 Nasihat Abram
111 Sejarah yang Terulang
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Masih Tentangnya
2
Tidak Tertarik
3
Berita Mengejutkan
4
Orang Penting
5
Berita Buruk
6
Kesan Pertama
7
Pertemuan keluarga
8
Kenyataan Pahit
9
Harus Terjadi
10
Penghianat
11
Terbongkar
12
Pilihan Yang Tepat
13
Malam Pengantin
14
New York
15
Sedikit Perubahan
16
Anak Angkat
17
Awal Sebuah Cerita
18
Pertengkaran
19
Menghindar
20
Layar Depan Ponsel
21
Morning Kiss
22
Ketika Juan Jadi Rebutan
23
Sebuah Pertanyaan
24
Yang Sebenarnya
25
Ujian Cinta
26
Sebuah Keluarga
27
Tuntutan Pekerjaan
28
Firasat
29
From Juan, To Carra
30
Obat
31
Jatah Suami
32
Kepulangan Juan
33
Tertunda
34
Rencana Pindah
35
Menghangat
36
Sebuah Protes
37
Pertanyaan Ibu Mertua
38
Aturan Baru Perusahaan
39
Jasmine
40
Janji
41
Kembali
42
Nomor Asing
43
Harus Bertanggung Jawab
44
Wanita dari Masa Lalu
45
Telepon
46
Ajakan Menikah
47
Berita
48
Jangan Membahas Masa Lalu
49
Sekelumit Rasa
50
Calon Istri Mantan
51
Makan Siang
52
Sebuah Hubungan
53
Kekacauan
54
Masa Lalu Juan
55
Permohonan Restu Abram
56
Sebuah Kebahagiaan
57
Calon Anggota Keluarga
58
Partner
59
Tentang Masa Lalu
60
Cemburu
61
Titik Awal
62
Hadiah Terindah
63
Manja
64
Tamu
65
Pengacau
66
Ancaman
67
Berbeda
68
Jebakan
69
Tersangka
70
Insiden Besar
71
Keadaan Genting
72
Kehilangan
73
Titik Terendah
74
Harus Menerima Kenyataan
75
Awal yang Baru
76
Akhir yang Indah (END)
77
Ucapan Terimakasih Author
78
MY BEST MATCH SEASON 2 (Dunia yang Baru)
79
BIAR NGEHALUNYA MAKIN LANCAR
80
Handsome Bully
81
Pesona Seorang Darendra
82
Berdebat
83
Araga
84
Not a Date
85
Bukan Gosip
86
Second Meeting
87
Khawatir yang Berlebihan
88
Orang Asing
89
Forbidden Relationship
90
Meyakinkan Perasaan
91
Nomor Ponsel
92
Berbalas Pesan
93
Surprise dari Araga
94
Possessive Younger Brother
95
Pertemuan Keluarga
96
Future Husband
97
Introgasi
98
Future Husband 2
99
One Day with Araga
100
Harus Merelakan
101
Hadiah
102
Anak Angkat
103
Anak Angkat 2
104
Mencintaimu
105
Mencintaimu 2
106
Permohonan Restu
107
Tidak Akan Bosan
108
Tidak Ada Celah
109
Kalah Telak
110
Nasihat Abram
111
Sejarah yang Terulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!