********
"Carra. Mengapa kau sudah pulang, bukankah kau sedang ada acara penyambutan untuk pengusaha muda tampan itu?"
Tanya Ratna begitu melihat Carra yang hendak menaiki tangga menuju lantai atas kamarnya
Sungguh pertanyaan Ratna yang bertubi tubi ituh membuat Carra tiba tiba saja pusing. Darimana dia tau tentang hal ini? Menambah repot saja!
"Iya, dan aku harus pulang karena tidak menyukai acara itu"
"Kau ini!"
"Sudahlah mih! Tidak perlu di ributkan, aku lelah"
"Mamih, ingin bicara dengan mu Carra!"
"Astaga mamih, daritadi kita sudah banyak berbicara" keluh Carra
Ratna menghela nafas, kemudian menarik Carra untuk duduk di sofa ruang tamu, dan Carra hanya mengikuti dengan lemas
"Duduklah!"
Suruh Ratna, lalu mendudukan Carra.
Tatapan matanya mendadak menjadi serius, seperti mau membicarakan kekacauan politik internasional
"Kau tau?" Tanya Ratna kemudian, Carra mengernyit heran
"Tau apa? Kau belum mengatakan apapun mih!"
"Baiklah, mamih akan memberitahumu"
"Yah, aku mendengarkan" Sahut Carra dan memasang dengan baik indera pendengarannya
"Pria yang dimaksud papih mu untuk menjadi calon menantunya, itulah investor di campusmu. Pengusaha muda tampan itu"
Tutur Ratna dengan mata yang berbinar binar, dan hampir membuat jantung Carra jatuh ke lantai
Yang benar saja!
Disaat mana Carra mengatakan tidak menyukai pria itu sedikitpun dan justru ia malah akan di jodohkan dengannya. Ayolah, ini bukan cerita novel yang sebisa mungkin alur cerita di atur oleh sang author. Sebagaimana seorang wanita yang tidak menyukai pria tampan populer tapi justru malah berjodoh dengan pria tersebut.
Katakan jika ini tidak benar!
Ayolah! Tuhan tidak akan sebercanda ini menentukan takdir!
"Bagaimana Carra? Kau senang?" Tanya Ratna membuyarkan lamunan Carra
"Tidak mamih!" Carra menyahut spontan
"Hah? Kau tidak senang akan mendapat calon suami seperti dia?" Tanya Ratna lagi dengan heran
"Bukan begitu! Maksudku, apa kau tidak bercanda?" Tanya Carra dengan ekspresi tak percaya
Bagaimana mungkin ia mendapat kabar buruk seperti ini.
Tidak masalah, Juan tampan, mapan, berkuasa, dan berpengaruh besar dalam dunia bisnis Amerika. Tapi masalahnya Carra tidak menyukai pria itu! Carra tidak menyukai pria yang banyak di sukai para wanita!
"Kau lihat! Apa kau melihat ekspresi tidak meyakinkan dari mamih?" Kata Ratna dengan memasang wajah serius
"Tidak!" Sahut Carra, yah di memang tidak melihat ekspresi main main di wajah Ratna, tapi bagaimana mungkin ini semua adalah nyata?!
"Nah, berarti mamaih serius sayang"
*******
Carra sungguh tidak percaya dengan kabar ini, bahkan semua kejadian hari ini benar benar tidak meyakinkan. Bagaimana mungkin dirinya di jodohkan dengan seorang Juan Zhucarlos?!
Drama macam apaa ini?
Carra merogoh tasnya, begitu ponsel di dalam tas itu berdering. Telpon dari Jasmin membuyarkan lamunannya
"Selamat malam. Maaf, aku baru menelponmu sekarang, tadi siang aku sibuk sekali" Cerocosnya dari sebrang, Carra mulai kembali merasakan pusing di kepalanya. Sungguh sekarang Carra merasa kepalanya ingin pecah. Padahal tidak masalah jika jasmin tidak menelponnya, toh Carra sama sekali tidak berharap dia akan mengabarinya
"Baiklah, aku ingin tau kau akan menyampaikan apa padaku? Aku lelah dan ingin segera beristirahat
"Sabarlah sebentar Carra! Baik, kau dengar! Juan Zhucarlos, ternyata dia investor terbesar di campus kita. Dan selama dia masih menikmati waktu liburannya di sini, maka dia akan sering datang ke Campus" Ucapnya dengan girang. Carra yakin, di ujung sana dia pasti sedang loncat loncat di sofa, atau di tempat tidurnya
"Lalu?" Tanya Carra seperlunya
"Hey, nona Carra. Apa kau tidak senang?"
"Aku senang" Carra menyahut malas
"Bagus, ternyata selain berlibur. Dia juga mengurus cabang perusahaannya disini. Aku heran, mengapa aku tidak tau yah jika dia mempunyai cabang perusahaan disini, ahh aku menyesal ketinggalan berita itu"
"Bukankah, dia menakjubkan Carra, oh dia sungguh idaman para wanita. Alangkah beruntungnya wanita yang nanti menjadi istrinya"
Cerocosnya lagi, Carra jadi mengingat tentang perjodohan antara dirinya dengan pemuda tampan yang diidolakan itu
"Dan kabar bagusnya, dia belum memiliki kekasih Carra, Ahhhhh. Aku senang sekali "
"Yah meskipun aku tau, pasti seorang Juan, memiliki banyak wanita mainan. Tapi aku tidak perduli, dia tetaplah yang terbaik! Yang tertampan di muka bumi!" Decaknya, dan Carra mulai merasa bahwa saudara sepupunya itu pasti sudah gila. Dia benar benar berlebihan!
"Kau tau sendiri kan Carra. bagaimana ketampananya, rasanya jantung mau lompat jika dia selalu menatapku seperti tadi siang"
"Bukan ketampananya yang membuat jantungmu ingin lompat, tapi karena kau saja yang berlebihan" Sahut ketus Carra
"Carramell"
"Baiklah baiklah, lanjutkan ceritamu itu!"
". ..... " "........" "..................."
Dan dengan penuh rasa malas yang luar biasa, Carra tetap terus mendengarkan ocehannya tentang Juan yang menurutnya mengagumkan itu sampai larut malam
*******
Seorang pemuda tampan dengan pakaian formal Biru dongkernya berjalan menuju pintu keluar dari bandara dengan tampang yang sedikit tidak bersahabat,
Wajah tampannya terlihat menggerutu, seperti keberatan karena berada di kota tersebut
"Apa apaan ini, untuk apa aku harus beberada di LA sekarang, menemani saudara sepupuku itu. Bukankah sudah ada ajudan setianya?!"
Pria tampan berumur 27 tahun itu terus mengutuki dirinya. Kalau saja ia tidak bersikap dewasa, maka mungkin sekarang ia masih tetap berada di new york di perusahaan Royal Charlos Grub(RCG) Bukan di LA
Ini akan membuatnya lebih sulit lagi melupakan gadis manisnya. Karena rasanya, semua tempat di kota ini memgingatkannya pada mantan kekasihnya itu. Benar benar payah!
Seandainya orang tua gadis itu merestui hubungan mereka, maka mungkin sekarang gadis itu sudah menjadi istri manisnya. Oh nona Carramell Araganta.
Begitu pintu mobilnya di buka oleh sang sopir, lantas ia masuk ke dalam mobil.
Mobil putih itu melaju, diikuti oleh dua mobil hitam para pengawal di belakngnya.
******
Begitu sampai di perusahaan saudara sepupunya itu, ia segera menghempas tubuhnya ke sofa, bahkan saudara sepupunya itu tidak membiarkan dia untuk beristirahat meski hanya sebentar, sungguh pria yang kejam
Sang pemilik ruangan yang duduk di singgasana kebanggannya lantas memutar kursi ke posisi semula, tadinya ia menatap jendela kaca besar yang tepat berada di belakangnya, melihat keindahaan LA dari ruangannya
"Hey, kak" Sapanya, begitu melihat seseorang yang menyerobot masuk ke ruanganya tanpa permisi
"Katakan saja jika kau ingin memberiku tugas tuan, tidak perlu memanggilku kakak!"
Ketusnya, kemudian memijit pelan pelipisnya
Pria yang dimakinya itu hanya tesenyum miring, ia tau bagaimana kakak sepupunya itu, hal yang receh memang jika dirinya memanggil ia kakak karena ada suatu maksud
"Tepat. Kau cerdas sekali!" Sahutnya
"Mengapa kau begitu enggan datang ke LA?" Tanyanya kemudian
"Ayolah, Juan. Kau tau bukan aku tidak bisa melupakannya" Abram menyahut lemah
"Kau benar benar lelaki payah! Melupakan seorang wanita saja kau tidak bisa!" Ledeknya
"Yah, karena lelaki sepertimu tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya mencintai dengan tulus"
"Cihh"
Bagi seorang Juan, keseriusan memang tidak perlu di utamakan dalam cinta, ahh ia lebih senang jika hanya bersenang senang saja dengan para wanita tanpa ada ikatan perasaan yang mengekangnya
"Lalu mau sampai kapan kau aka terus memikirkan gadis itu? Kau juga perlu menjalani hidupmu Abram, jangan terus di jajah oleh masa lalu! Pembodohan!" Sahutnaya yang tiba tiba saja mendadak menjadi penasihat cinta, tau apa dia tentang hidup?
Dia hanyalah pria angkuh yang seenaknya menjalani kehidupan dan mengatur hidup orang lain, mana mungkin mengerti dengan perasaan sejati Abram untuk Carra
"Move'On" sambungnya dengan membentuk ibu jari dan jari telunjuknya seolah adalah sebuah postol, lalu menekannya pada ujung kepalanya dengan di ikuti kedipan matanya, ahh dia sungguh sexi
"Sudahlah, kau tidak akan mengerti!"
"Tunjukanlah siapa gadismu itu, maka akan aku buang di jauh ke laut biar kau bisa melupakannya!"
"Jangan nekad kau!"
"Percuma saja! Tak akan mempan, justru dengan kau menghabisinya itu malah akan membuat ku menjadi gila!"
"Benar benar payah!"
Juan terdiam, ia sedikit penasaran dengan gadis yang membuat saudaranya itu sampai tidak waras, selama ini ia tidak begitu perduli meski saudaranya selalu terlihat murung jika sedang tidak bekerja.
Maka Juan dengan keperduliannya selalu memberikan ia tugas yang menumpuk, yah. Agar pria gila itu tidak kerasuka karena sering melamun.
Dan tidak sengaja juga kali ini Juan harus melibatkan Abram untuk datang ke LA, ia terpaksa menyuruhnya datang karena ada masalah yang tidak bisa diurusnya sendiri. Otak cerdasnya butuh bantuan, dan Abram adalah orang yang tepat.
Lagipun, Abram sudah dewasa. Sudah seharusnya ia ikhlas melepas gadisnya itu tanpa harus selalu memikirkannya. Toh percuma saja bukan, orang tua si gadis tidak merestui hubungan mereka
"Oh ya, apa alasan kau menyuruhku datang kemari?" Tanya Abram setelah cukup lama keduanya saling terdiam
"Ada sedikit kerjaan, dan yang utamanya adalah, secepatnya ayah akan datang kemari melamar seorang gadis untuku" Sahut Juan dengan nada yang terdengar malas
"Juan, jadi alasan kau datang ke LA bukan hanya berlibur atau mengurusi pekerjaan saja tapi juga akan melamar seorang gadis"
"Hey boy, mengapa kau tidak pernah bilang padaku jika kau mempunyai kekasih di sini? Hahaaha. Katakan padaku! Bagaimana bisa gadis itu mau dengan ******** seperti mu?"
Sahut Abram dengan nada ledekan yang sungguh tidak enak di dengar
"Jaga bicaramu! Tentu saja banyak gadis yang ingin kepadaku" Protes Juan sambil melempar bolpoin yang sedari tadi di pegangnya
"Baiklah!" Abram menyerah dengan mengangkat kedua tangannya seolah ia adalah seorang buronan yang tertangkap polisi
"Ayolah, dengarkan aku dulu! Seandainya saja aku bisa menolak perjodohan ini, maka sekarang aku akan berada di new york. Tidak disini!"
Sahut Juan dengan mengacak belakang rambutnya.
Abram manggut manggut, ternyata saudara sepupunya itu di jodohkan.
Ahh sayang sekali, dia kurang beruntung karena tidak bisa memilih gadis sendiri.
Abram hanya bisa berharap semoga saja Max tidak salah memilihkan Juan calon istri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
susy"💜
kebetulan sekali 😅😅😅
2020-06-07
1
Maharani Susanto
dua laki² yg suka dgn 1 perempuan.. jadi penasaran...
2020-05-01
3
Alyssa Kevin
bedanya aku dengan Carra..dia hidung nya mancung..aku pesek..dia kaya..aku?
2020-04-28
2