Begitu menunjukan dimana rumahnya, maka Juan menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah Carra yang megah
Dan setelah itu Carra turun begitu saja setelah mengucapkan terimakasih. Ia membungkukan badannya lalu masuk ke rumahnya tanpa mempersilahkan Juan untuk mampir di rumahnya sekedar berbasa basi saja
Juan hanya memandang heran, mengapa ia begitu ketus? bahkan tatapan menyejukannya mendadak lenyap begitu saja
Juan melajukan mobilnya meninggalkan jalan di depan gerbang rumah Carra, ia harus buru buru sebelum Max mengamuk padanya
*******
"Carra, kau pulang dengan Juan? Mengapa tidak menyuruhnya masuk?" Tegur Ratna dengan nada kecewa, Carra jadi malas meladeninya kalau sudah begitu
"Carra"
"Tidak miih"
"Katakan pada mamih, apa kalian sudah saling mencintai?"
"Tidak mih"
"Lalu?"
"Ahh, mamih"
"Kau hanya menjawab tidak tidak saja!" Gerutu Ratna
"Lalu aku harus menjawab apa?"
"Ahh sudahlah! Yang paling penting, kalian sudah akrab, benarkan?
Carra tidak menyahut pertanyaan Ratna itu, yang begitu antusias pada perjodohan ini, menyebalkan
Ini seperti main main untuk Carra, hidupnya seolah permainan dan di kendalikan oleh orang lain, ia bagai terperangkap dan memang harus mengorbankan kehidupannya
"Bersiap siaplah, kita akan kedatangan tamu, kau lupa?" Sahut Ratna kemudian membuyarkan lamunan Carra
"Tidak mih" Carra menyahut lemas
"Baiklah, sepuluh menit lagi papihmu pulang. Kau, bersiap siaplah!"
Suruh Ratna, dan Carra hanya mengangguk. Kemudian dengan lesu Carra berjalan menuju kamarnya
Sepertnya ia perlu berendam untuk menjernihkan segala fikirannya
*******
Sama antusiasnya dengan keluarga Ratna, kedua orang tua Juan pun begitu antusias dengan perjodohan anak mereka
Sonya menyuruh Juan untuk cepat cepat karna acara pertemuan itu akan di langsungkan pukul tujuh malam
"Ayolah ibu, aku masih lelah" Rengek Juan, seperti anak kecil yang memohon untuk di belikan permen
Bagaimana jika dunia tau, seorang Juan Zhucarlos, pengusaha muda tampan yang sukses dan disegani adalah anak tunggal yang begitu manja pada orang tuanya?!
"Memangnya, siapa yang menyuruhmu terlambat?"
"Percuma saja, aku jelaskan pun kalian tidak akan mengerti"
"Ada apa dengan mu nak?" Tanya Max yang kemudian beralih pada istrinya untuk meminta ia merapihkan dasinya
"Aku berjumpa dengan seorang gadis cantik ayah" Sahutnya dan membuat Sonya melotot tajam ke arahnya
"Juan, kau akan menikah sebentar lagi. Jangan macam macam!" Ancam sonya
"Ayah, bisakah kau batalkan saja perjodohan ini" Pintanya
"Tidak bisa nak, ayo sekarang bersiap siaplah"
Juan menurut. Yasudah, biar saja ia menikah dengan gadis pilihan ayahnya kemudian menceraikannya nanti, dan ia akan melamar Carra
Juan berjalan menuju kamarnya dan berpapasan dengan Abram yang terlihat amat rapih
"Ayah, sebenarnya siapa yang akan lamaran, aku atau kakak sepupuku yang menyebalkan ini?!" Ledek Juan begitu melihat Abram yang amat rapih.
Seolah dirinya yang akan melamar
"Juan, jangan mengganggu Abram!" Sahut Sonya,
Sedangkan Abram tidak menanggapi ledekan adik sepupunya itu. Hatinya sedang hancur, dan ia tidak ingin sampai meluapkan emosinya sekarang
"Yah, baiklah" Sahut pasrah Juan kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamarnya di lantai atas
******
Sepanjang perjalanan Juan tidak memperdulikan apapun, ia tidak begitu antusias dengan rencana pertemuan keluarga ini. Bahkan ia tidak perduli, mengapa tidak Abram saja yang di jodohkan? Lagipula usianya satu tahun lebih tua dari Juan, Juan masih ingin menikmati kesendiriannya, masih ingin bersenang senang dengan para wanitanya
Karena terus saja terdiam memikirkan Carra, Juan sampai tidak sadar jika mobil keluarganya sudah akan memasuki gerbang sebuah rumah yang amat familiar baginya
Dan kali ini Juan terpaku saat mobilnya berhenti di pekarangan rumah yang dimana tadi sore dia mengantarkan seseorang ke rumah itu, atau....
Juan tidak meneruskan langkahnya, hatinya masih bertanya tanya
"Juan, ada apa denganmu?" Tanya Sonya yang melihat langkah kaki anaknya terhenti
"Euu, tidak bu"
Sedangkan Abram yang tau tentang perjodohan antara Juan dengan gadis yang masih di cintainya itu bersikap santai, seolah semuanya hanyalah cerita karangan saja
FLASHBACK ON
Abram berjalan dengan langkah yang seperti keberatan karena harus berada di perusahaan Araganta Grub, ia sedikit kesal pada Max karena menyuruhnya datang untuk mengantarkan berkas penting, dan katanya juga ada hal penting yang ingin Stev katakan padanya. Memangnya tentang hal penting apa?
Apa Stev akan menyuruh Abram untuk terbang ke new york, dan meninggalkan LA secepatnya?
Abram masuk kedalam sebuah ruangan direktur utama diantar oleh sang skretaris pimpinan perusahaan tersebut
"Abram"
Abram tersenyum, membungkuk pada mantan calon mertuanya
"Apakabar om?" Basa basi Abram,
Meskipun Stev tidak merestui hubungan antara ia dengan putrinya, Stev tetaplah orang baik yang menghargai Abram, terutama mengingat Abram adalah keturunan Luccas, salah satu rekan kerjanya dulu semasih orang tua Abram itu hidup
"Duduklah, Max sudah mengatakan kau akan datang, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan" Katanya dengan wajah serius
Setelah memberikan berkas yang dititipkan Max, Abram duduk di sofa yang berada di ruangan itu, sepertinya apa yang akan di katakan Stev itu masalah yang bersifat pribadi
Stev duduk di sofa yang lain
"Abram, apa kau masih mencintai putriku?" Tanya Stev, dan malah membuat Abram terpaku. Untuk apa Stev menanyakan hal itu? Apakah dia berubah fikiran dan sekarang akan merestui hubungannya dengan Carramell?
"Abram, kau tau. Carramell, putriku akan segera menikah" Sahutnya, tanpa menunggu dulu jawaban dari Abram atas pertanyaannya tadi.
Sungguh, Carramell gadis manisnya itu akan menikah?
Apakah dia sudah berhasil melupakan Abram?
Apaakah dia sudah tidak mencintai Abram lagi, seperti Abram yang sampai detik ini juga masih mencintainya?
"Om"
"Putriku akan menikah dengan Juan Zhucarlos, saudara sepupumu"
Sambungnya lagi
Baru Abram akan menanyakan siapa calon suami Carra, Stev sudah menjawabnya sebelum Abram bertanya
Dan jawabannya seketika saja menghancurkan dinding dinding kepercayaan yang ada pada diri Abram untuk memperbaiki hubungannya dengan Carramell
Awalnya ia ingin menemui orang tua Carra dan berbicara baik baik mengutarakan keinginannya untuk meminta restu dan melamar Carra
Tapi setelah tau semua ini, maka mustahil Abram akan melakukannya, bagaimana mungkin ia akan mengkhianati dan menyakiti orang orang yang sudah berbaik hati kepadanya selama ini
Ahh Bagaimana ia akan tahan, gadis yang selama ini amat dicintainya akan menikah dengan saudara sepupunya sendiri. Apakah Abram akan mampu berlapang dada dan membiarkannya?
Yah. Abram tau jika Juan saudara sepupunya yang kejam itu adalah orang yang baik dari sifat angkuhnya, tapi apakah dia akan mencintai Carra? Apakah dia akan menganggap Carra sebagai istrinya nanti?
Apakah dia akan membahagiakan Carra?
Carra adalah gadis yang cantik dan baik Sudah pasti Juan bisa menerimanya. Tapi Abram tau, Juan bukanlah tipe pria yang mudah mencintai. Ia tau Juan seperti apa, dia hanya ingin bermain main saja dengan para wanita, dia tidak mungkin bisa mencintai Carra dengan tulus
Abram benar benar bingung sekarang, haruskah ia merelakan gadisnya jatuh di pelukan saudara sepupunya?
Tapi bagaimana pun Abram menepis, ia tidak bisa berbuat apa apa. Ia tidak bisa menghentikan hal ini, kecuali jika ia membawa kabur Carra.
"Apakah kau akan senang melihat Carra dan saudara sepupumu bahagia?" Tanya Stev membuyarkan lamunan Abram
Dan mau tidak mau Abram memang harus mengangguk dan mengatakan iya
FLASHBACK OFF
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Nofriyanti Vivi
tega thor knpa g sm bram sja,knpa hrs juan yg notabeneny yg mmpnyai ank yg g stts g jls.
2021-10-24
1
lita
sedih nya jadi abram,hrs nya org tua juan tau klo carra adalah pacar abram dan mereka meminta carra untuk abram,bukan juan..toh abram juga anak nya walau bukan kandung kan🙄🙄
2021-05-04
1
k2
bram bram klo mo berjuang knp gak dari dulu aja, malah nyerah sebelum perang
2020-09-20
1