******
"Mamihh" Teriak Carra saat sudah sampai di rumah
"Hey, jangan berteriak jika di dalam rumah Carra" Ratna menyahut kemudian berdiri dari
duduknya
"Coba liat siapa yang datang" Sahut Carra dengan merentangkan tangannya dan mempersilahkan Stev masuk
Dan Ratna tersenyum senang begitu melihat suaminya, bagaimana dia bisa datang dengan Carra?
"Apakabar istriku?" Stev langsung memeluk istri tercintanya
"Suamiku, kau tau aku akan selalu baik baik saja jika kau ada disini" Ratna menyahut dengan senyum yang ketara amat bahagia
"Ciihh" Decak Carra
Kedua orang tuanya tak menggubris,kembali mereka berpelukan dan Carra hanya tersenyum
"Baiklah. Silahkan bersenang senang!" Sahut Carra sambil berlalu menuju kamarnya yang megah
Biarkan orang tuanya menikmati waktu mereka, Carra tidak ingin mengganggu
*****
Carra duduk di tepi ranjang setelah mengambil sebuah album di berankasnya
Ia mulai membuka album tersebut, dan senyum getir mulai menghiasi wajah cantiknya
FLASHBACK ON
Carra dan Abram duduk manis menikmati senja di batas kota Las Angeles, itu adalah hari terakhir di musim panas
Kemudian Carra rebahan di paha Abram yang bersandar di batang pohon, keduanya memang berada di bawah pohon besar
"Abram?"
"Hmm" Abram yang sedang membaca buku menyahut singkat
"Apa kau mencintaiku?" Tanya Carra dengan memajnkan jemarinya di dada bidang Abram yang terhalang kemeja
"Kau meragukan Ku Carra?" Tanya Abram, kemudian meletakan buku itu di sampingnya
"Aku hanya bertanya. Apa kau mencintaiku?" Tanya Carra lagi
"Yah. Sangat!"
"Benarkah?" Tanya Carra dengan tampang meremehkan yang seolah tak percaya
"Kau mau aku mengucapkan cinta kepadamu setiap waktu nona Carra?" Tanya Abram dengan tatapan yamg tak kalah meremehkan
"Iya"
"Aku mencintaimu!"
"Aku mencintaimu!"
"Aku mencintaimu"
"Aku mencintaimu"
"Aku mencintaimu"
"Aku mencintaimu"
Abram terus mengatakannya lalu membungkuk mencium kening Carra yang tiduran di pahanya setiap setelah selesai mengatakannya. Dan Carra yang jelita itu hanya tertawa melihat aksi pria tampannya itu
"Sudahlah! Aku tidak ingin melihat kau lelah" Sahut Carra kemudian bangun dan duduk bersila menghadap Abram
"Ini olahraga untuku"
"Yah, tapi cukup. Aku percaya kau mencintaiku"
Kemudian Abram memeluk gadis yang sangat di cintainya itu
"Tidak akan ada pria yang bisa menolak permintaan gadis seperti kau!" Sahut Abram kemudian mencium pipi sebelah kanan Carra
Dan beralih pada bibir mungil Carra,keduanya berciuman, bersamaan dengan tenggelamnya matahari.
FLASHBACK OFF
Rasanya dulu semuanya akan nampak baik baik saja.
Tak terasa air mata Carra jatuh membasahi album foto itu. Bagaimanapun kerasnya dia mencoba melupakan Abram, rasanya semuanya sia sia. Bahkan sudah satu tahun setelah kepergiannya pun Carra belum mampu menghapus bayang bayangnya
Apapun yang dirinya lakukan, selalu mengingatkannya pada Abram
*******
New york
Juan Zhucarlos yang tampan itu tengah menikmati siang di new york yang begitu panas
Ia berdiri menatap keindahaan kota itu di balkon kamarnya dengan satu pelayan pria yang setia berdiri di dekat pintu balkon, dan asisten kepercayaannya. Robert yang berdiri tak jauh darinya
Sepertinya hari ini ia tidak terlalu disibukan oleh pekerjaan. Dia menyerahkannya pada Alex, asisten kepercayaan nya untuk mengurus segala pekerjaan.
Dia tidak ingin terlalu pusing. Mengingat besok dia harus terjun ke LA dan dia ingin relax hari ini
"Juan"
Juan menoleh ke asal suara
"Ayah" Shutnya
"Bagaimana? Kau akan siap bertemu dan menjemput calon istrimu?"
"Ayolah ayah. Tidak perlu bersikap begitu!" Bujuknya
"Kapan kau akan bersikap dewasa Juan, memangnya wanita mana lagi yang akan kau permainkan? Sudah saatnya kau serius membina rumah tangga!"
Bukan Max Zhucarlos namanya jika tidak mengetahui bagaimana watak putranya
Dan Juan yang mendengar itu hanya terdiam, meski ia terlihat angkuh dia adalah seorang putra yang patuh pada orang tuanya. Itu adalah salah satu kunci kesuksesan bisnisnya
"Ayah sudah pilihkan kau calon istri, dan kau akan berterimakasih kepada ayah Juan"
"Kau tidak akan menyesal" Sambungnya
"Baiklah ayah. Ayah memang selalu menang" Juan menyahut pasrah kemudian memeluk ayahnya
****
*LA
Kediaman Araganta*
"Duduklah, papih ingin bicara dengan mu" suruh Stev, kemudian Carra duduk dengan wajah yang penasaran. Pasalnya Stev terlihat amat serius
"Ada apa pih?"
"Kau, sebentar lagi calon suami mu akan sampai disini" sahut Stev
Tentu saja hal itu membuat Carra terkejut
Calon suami? Apakah Stev sedang bercanda? Memang apa maksudnya?
Batin Carra terus bertanya tanya
"Carra. Papih sudah lama merencanakan perjodohan ini dengan karib papih, maaf. Karena itulah papih menyuruhmu untuk berpisah dengan Abram" Tuturnya
Carra terpaku, kemudian sekilas sekilas bayangan Abram yang tampan itu melintas di benaknya
FLASHBACK ON
"Why? Mengapa kau tidak mau mengantarkan aku sampai ke rumah?" Tanya Carra saat mobil Abram menepi melewati gerbang rumah Carra
"Kau tau, jika aku mengantarkan mu sampai ke rumah, maka kau aakan mendapat masalah"
"Ayolah, aku sudah terbiasa dengan sikap papih Abram" bujuk Carra
"Sudahlah! Pulang saja. Aku mencintaimu" sahut Abram lalu mencium kening Carra tidak ingin memperpanjang masalah dengan gadisnya ini
Carra tersenyum, kemudian turun dari mobil dan berjalan mundur meninggalkan Abram menuju rumahnya, dengan tangannya yang terus melambai
Abram hanya tersenyum
Gadis itu benar benar membuat Abram begitu mencintainya
Tapi Abram sadar, suatu saat ia tetap harus melepaskan gadisnya itu.
Kemudian mobil Abram melaju
*****
"Kau habis bertemu Abram?"
Tanya Stev begitu Carra masuk, ternyata ia sudah menunggu di ruang utama
"Iya pih" Carra menyahut pasrah. Stev tidak bisa di bohongi, terlebih dia selalu mengirim orang untuk mengikuti Carra dan Abram
"Carra. Sudah berapa kali papih mengatakannya padamu. Papih tidak merestui hubunganmu dengan dia"
Sahut Stev tegas
"Carra tau"
Carra menyahut, lalu cepat ke kamarnya sebelum Stev berbicara lebih banyak lagi
*******
Meskipun begitu, hubungan keduanya tetap berjalan baik. Mereka sering bertemu tanpa perduli konskuensinya
Bahkan Abram pernah sampai di hajar oleh orang suruhan Stev sampai masuk ke rumah sakit dan mendapati cedera parah di tangannya.
Stev juga datang ke rumah sakit dan meminta maaf. Dia juga memecat lima orang suruhannyaa itu yang sudah mengeroyok Abram, pasalnya ia hanya menyuruh orang orang itu untuk mengawasi Abram dan Carra kemudian memberinya informasi. Bukan malah mengeroyok Abram dan membuat Carra juga hampir celaka
"Seharusnya kau segera menikahi ku Abram" sahut Carra
Sekarang keduanya sedang berada di atas gedung campus Carra
"Carra"
"Abram, aku hanya tidak ingin Papih__"
"Ayolah sayang, kau tau? Jika kita melakukan pernikahan tanpa restu dari orang tuamu, kita tidak akan bahagia"
"Aku tidak ingin kau menderita nanti"
Sambungnya kemudian memeluk Carra.
Ia memang harus ekstra dalam memberi pengertian pada Carra
FLASHBACK OFF
"Carra kau mendengarkan papih?" Tanya Stev, membuyarkan lamunan Carra, membawanya kembali pada kenyataan. Ratna menepuk bahu putrinya itu
"Aku mendengarMu pih" Carra menyahut lesu
"Jadi?"
"Pih, apa aku bisa menolak permintaan papih?"
"Sayangnya tidak Carra!"
Carra menghela nafas
"Papih?"
"Papih mengerti, tapi papih tidak bisa membatalkan perjodohan ini Carra"
"Aku tidak bisa menolak permintaan Papih" jawab Carra lalu bangkit dari duduknya
"Aku akan pergi ke kamar. Selamat malam"
lanjutnya kemudian pergi, Stev dan Ratna hanya mengangguk
*********
Apakah harus seperti ini?
Bagaimana mungkin Carra akan menikah dengan pria yang sama sekali tidak dicintainya?!
Ini terlalu rumit menurutnya, yah dia terus terusan di jajah oleh masa lalu.
Terlihat pintu kamar terbuka, Carra kira pelayam yang mengantarkan susu. Ternyata itu Ratna
"Bagaimana?" Tanyanya begitu saja, lalu duduk di samping Carra di tepi ranjang
"Aku ingin menolak saja mih, tapi sepertinya tidak bisa" Jawab Carra lalu memeluk Ratna dengan perasaannya yang kacau
"Kau masih mencintai Abram?" Tanya Ratna
"Tidak Mih. Aku hanya belum bisa menerima kehadiran pria lain Mamih"
"Mau sampai kapan?"
"Mamih, apa kau akan tega membiarkan anak tersayangmu menikah dengan pria yang tidak dicintainya?"
Rengke Carra
Apa Carra terlalu cengeng?
sepertinya tidak!
Ini menyangkut masa depannya, ini menyangkut kehidupan yang akan di jalaninya
"Iya mamih mengerti. Kau tau, rasa cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya Carra"
Jawab Ratna
Dan itu sama sekali tidak mampu menenangkan Carra.
Dia sama sekali tidak percaya dengan apa yang terjadi sekarang
/*/******//
Ayok lah Like dan Vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
fio_netuuitzhuuuuen🥳🤩😂
menikmati baca...
baca karyamu Thor... aku suka. sehat sll yaaa
2020-08-16
1
Siska
next
2020-07-15
2
Maharani Susanto
belum bisa move on dari MTH... 😅😅
2020-05-01
5