Gadis Pelayan Dan Kalung Cahaya
Pada senyap yang hening, langkah halus Aurora melintasi lantai marmer.
Dalam genggaman tangannya, sebuah sapu kayu ringan berayun dengan lemah, menghapus debu yang menempel pada rak-rak penuh buku tua di perpustakaan megah villa Elara.
Semua berjalan seperti biasa, rutinitas yang sudah menjadi sebagian besar hidupnya selama ini.
Sebagai salah seorang pelayan di Villa Elara, Aurora memiliki kewajiban untuk merawat setiap sudut dan ruang dalam villa ini.
Buku-buku tua yang tertata rapi di sekelilingnya berbicara tentang sejarah panjang keluarga Elara, kisah-kisah masa lalu, dan pengetahuan yang tak terhingga.
Namun, sesuatu yang aneh menarik perhatiannya kali ini. Saat sapu kayu meluncur dengan lembut di atas sebaris rak, Aurora secara tidak sengaja menyentuh bagian bawah sebuah buku yang agak terjauh.
Sebuah suara seperti klik kecil terdengar, dan buku itu miring, mengungkap sesuatu yang tersembunyi di baliknya.
Dengan penuh rasa ingin tahu, Aurora meletakkan sapu kayu di sampingnya dan meraih buku tersebut dengan lembut.
Dengan hati-hati, dia menekan bagian yang tadi dia sentuh. Dan pada detik itu, sebuah peristiwa yang tak terduga terjadi.
Sebuah bagian dari dinding terbuka dengan gemuruh perlahan, mengungkapkan sebuah ruang rahasia yang tersembunyi selama ini.
Mata Aurora membulat kagum saat dia memandang ke dalam ruang tersebut.
Dia berjalan pelan menuju pintu masuk ruangan rahasia itu, dan saat dia masuk, matanya segera tertuju pada sebuah kotak transparan yang terletak di tengah ruangan.
Hati Aurora berdetak kencang saat dia mendekatinya dan mengamati isi kotak tersebut.
Di dalamnya terletak kalung yang bersinar dengan kemilau magis. Aurora merasakan getaran ajaib begitu dia menyentuhnya.
Matanya terpaku pada kalung itu, yang tampaknya memancarkan cahaya sendiri.
Setiap detik yang berlalu memenuhi ruangan rahasia itu dengan aura misterius yang tak terlukiskan dengan kata-kata.
"Kalung ini begitu indah," gumam Aurora kepada dirinya sendiri. Dia merasa seolah-olah kalung itu memanggilnya, memohon untuk diangkat.
Dengan perlahan, dia meraih kalung tersebut dan mengangkatnya dengan lembut dari dalam kotak transparan.
Namun, saat jarinya menyentuh permukaan kalung, dia merasakan getaran aneh yang melintas melalui dirinya.
Perasaan yang asing namun seolah-olah dikenalnya sejak lama.
Aurora merasa ada semacam hubungan yang tak terlihat antara dirinya dan kalung ini, seolah-olah ada tali yang mengikat keduanya.
Dia merenung sejenak, membiarkan getaran itu meresapi dirinya. "Mengapa aku merasa seperti kalung ini memiliki kisah yang terkait dengan diriku?" batinnya.
Sementara kalung itu tetap bersinar terang di telapak tangannya, Aurora merasa ada sesuatu yang tersembunyi di balik misteri kalung ini, sesuatu yang menghubungkannya dengan masa lalu yang belum pernah dia duga sebelumnya.
Kenangan samar-samar menguar di benak Aurora, seperti bayangan kabur yang mencoba menggenggam erat pikirannya.
Dia merasa seakan-akan sudah melihat kalung ini sebelumnya, bukan, bukan dalam dunia nyata, tetapi dalam dunia mimpi.
Di sudut pikirannya, Aurora menyadari bahwa kalung ini adalah penjelmaan nyata dari kalung yang sering muncul dalam mimpi-mimpinya.
Kisah yang diceritakan oleh kalung itu tampaknya merembes ke dalam pikirannya seperti arus yang mengalir perlahan.
Dalam setiap berlian dan potongan kristal, Aurora merasakan jejak-jejak cerita yang tak pernah diucapkan oleh kata-kata.
Dia merasa seolah-olah dia adalah penjaga dari rahasia ini, seorang saksi bisu dari peristiwa masa lalu yang tak terlupakan.
"Dalam mimpiku," gumam Aurora, suaranya hampir seakan-akan berbicara dengan kalung itu.
"Ada seorang perempuan misterius yang memakai kalung yang persis seperti ini. Dia selalu berbicara padaku. Tapi, siapakah dia sebenarnya?"
Aurora menggenggam kalung itu dengan erat, seolah-olah mencoba mengumpulkan semua kenangan dan petunjuk yang terkandung di dalamnya.
Namun, ada begitu banyak pertanyaan yang menghantui pikirannya.
Apakah perempuan misterius itu memiliki hubungan dengan keluarga Elara? Dan mengapa kalung ini sekarang ada di Aurora?
Dalam keadaan tersentak, Aurora menyadari bahwa ia sedang menyaksikan sesuatu yang luar biasa.
Kalung ini, mungkin memiliki cerita dan misteri yang belum terungkap.
Namun, sebelum ia bisa merenung lebih dalam, suara langkah kaki mendekat terdengar.
Aurora tahu bahwa ia harus mengembalikan segalanya seperti semula sebelum ada yang curiga.
Ia menutup ruangan rahasia dan membenarkan buku-buku di rak sebelum kembali ke tugasnya.
Namun setelahnya Aurora kembali tenggelam dalam pikirannya sendiri, terhanyut oleh kalung yang kini telah ada di balik bajunya.
Mimpinya yang misterius dan rasa keterkaitannya dengan kalung itu memenuhi pikirannya. Ia bahkan tidak sadar bahwa langkah-langkah yang tadi di dengarnya telah mendekatinya.
"Tidak menyangka menemukanmu di sini," suara halus dan tajam menyentuh telinga Aurora, membuatnya terkejut dan memalingkan pandangan.
Aurora segera menoleh dan terperanjat melihat Isabella yang berdiri di pintu perpustakaan dengan tatapan yang penuh kecurigaan.
Wajah Isabella mencerminkan campuran rasa ingin tahu dan keheranan, seolah-olah ia baru saja menemukan sesuatu yang tak terduga.
"Tidak apa-apa, Nona Isabella. Saya hanya sedikit teralihkan oleh pikiran," jawab Aurora, berusaha menjaga ketenangan meskipun hatinya berdebar.
Isabella mendekati Aurora dengan langkahnya yang mengintimidasi, "Pikiran apa yang bisa membuatmu begitu tenggelam dalam khayalan, Aurora?"
Aurora merasa perlu untuk mengalihkan perhatian Isabella "Saya hanya memikirkan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga yang harus segera saya selesaikan, Nona Isabella."
Isabella menatap Aurora dengan pandangan yang tajam, seolah-olah mencoba menerobos apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran Aurora. "Pekerjaan? Ataukah ada sesuatu yang lain yang kau sembunyikan dariku?"
Isabella tersenyum tipis, tetapi pandangannya tetap tajam. "Kau tahu, Aurora, terkadang saya merasa aneh denganmu. Kau adalah seorang pelayan, tetapi ada sesuatu yang begitu misterius dalam dirimu. Seperti ada rahasia yang kau sembunyikan."
Aurora merasa sedikit terpojok, tetapi ia tetap mencoba menjaga sikap tenang. "Saya hanya berusaha menjalankan tugas dengan baik, Nona Isabella. Tidak ada rahasia yang saya sembunyikan."
Isabella tersenyum sinis sebelum kemudian mengalihkan pandangannya dari Aurora. "Baiklah, jika kau bilang begitu. Namun, jangan terlalu larut dalam khayalanmu, Aurora. Kamu masih memiliki tugas yang harus diselesaikan."
Isabella melanjutkan, namun ekspresinya tetap tak terpecahkan. "Baiklah, aku hanya ingin memastikan bahwa kau sadar akan tempatmu di sini. Jangan pernah lupakan hal itu."
Aurora mengangguk dan berusaha menahan desakan hatinya untuk terus menyelidiki kalung.
Ia tahu bahwa Isabella mungkin tidak serius dengan ucapannya tetapi perasaannya yang gelisah tidak dapat diabaikan begitu saja.
Ketika Isabella akhirnya berjalan menjauh, Aurora menghela nafas lega.
Ia merasa seperti sedikit melepaskan diri dari situasi yang berbahaya.
Namun, perasaan penasaran dan keterkaitannya dengan kalung itu masih memenuhi pikirannya.
Ia tahu bahwa ia harus menemukan waktu yang tepat untuk menyelidiki lebih lanjut tentang kalung ini, tetapi satu hal pasti: Kalung ini menyimpan misteri yang mungkin terkait dengan dirinya dan Villa Elara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Cantika
Baru mulai baca, novel pertama yang aku baca di NT...
2024-02-07
1
Miss Anonimity
Teknik kata-katanya Bagus
2024-01-25
1
Alizeee
kak aku udah mampir, jangan lupa feedback ya 😃
2024-01-25
1