Tumpukan gerakan Aurora berkoreografi dengan begitu sempurna sehingga penyihir gelap menjadi bingung dan tidak mampu menangkap Aurora.
Namun, situasi semakin intens. Aurora menyadari bahwa mereka harus mencari tempat yang benar-benar aman untuk melindungi kalung cahaya ini.
Dia menggenggam erat kalung itu di tangannya, mempercayai daya magisnya dan kekuatan yang ia miliki.
Tanpa ragu, Aurora memfokuskan pikirannya dan memanggil elemen udara, kemudian angin bertiup dengan keras, mengacaukan serangan penyihir gelap dan memberinya kesempatan untuk melarikan diri.
Dalam keadaan waspada, Aurora merasa nafasnya memburu saat dia bersembunyi di balik pohon yang besar.
Di sekitarnya, suara langkah kaki mendekat semakin membuat detak jantungnya semakin cepat.
Dia mencoba untuk tetap tenang, tetapi rasa cemas yang melanda membuat tubuhnya gemetar tanpa henti.
Kecepatan dan kecerdikannya telah memberinya kesempatan untuk melarikan diri dari gerombolan penyihir gelap yang mengejarnya.
Beberapa menit berlalu saat Aurora berusaha menenangkan nafasnya yang cepat.
"Sepertinya aku aman untuk sementara waktu," gumam Aurora, mengelap keringat yang mengucur dari dahinya.
Dia ingin menguasai kekuatannya dengan sempurna, agar memungkinkan dia dapat melawan lawannya dengan mudah.
Tapi dia tahu bahwa dia masih memiliki banyak hal yang harus dia pelajari.
Suara langkah kaki mendekat mengganggu lamunannya. Aurora memicingkan mata dan dengan cepat bersembunyi di balik pohon itu.
Tiba-tiba, kelompok penyihir gelap tadi muncul di sekelilingnya. Mereka mengenakan jubah hitam yang menakutkan dan wajah mereka tertutup oleh topeng emas yang bersinar.
Aurora melihat beberapa dari mereka mengayunkan tongkat sihir mereka, dan dengan cepat mereka membentuk lingkaran di sekitar pohon tempat dia bersembunyi.
"Aku tahu kau ada di sini, gadis pelayan!" seru salah satu dari mereka dengan suara mencekam. "Kau tidak bisa bersembunyi dari kami."
Aurora menahan napas dan mencoba untuk tidak mengeluarkan suara apapun.
Dia tidak dapat bergerak atau berbicara, takut membuatnya mengkhianati keberadaannya, tetapi sesuatu menarik perhatiannya, kalung cahaya di lehernya memendarkan cahaya lembut keemasan, Aurora pun memegang kalung cahaya tersebut.
Saat tangan Aurora menyentuh kalung itu, Aurora merasakan kehangatan menyelimuti tubuhnya dan kepercayaan dirinya pulih kembali. Dia tahu kalung itu memberinya kekuatan untuk melawan musuh-musuhnya.
Seketika Aurora merasa seperti tikaman panas meluncur ke arah dirinya saat mata mereka akhirnya mengarah tepat ke arahnya.
Namun, sebelum mereka bisa mendekat, Aurora sudah meluncur ke samping, menghindari serangan pertama.
Lantas, dia keluar dari persembunyiannya dan menoleh ke arah para penyihir yang ada dengan tatapan tajam.
"Aku tidak akan pernah menyerahkan diri pada kalian!" seru Aurora dengan suara yang gemetar.
Tatapan mereka bertemu dan Aurora menggenggam erat kalung itu. Tanpa disadari, elemen udara pun mulai mengitari tubuhnya.
Angin kencang menyapu ruangan itu, membuyarkan debu dan mengganggu pandangan musuh Aurora.
Saat angin itu mencapai puncaknya, Aurora melepaskan kekuatan tersembunyinya.
Kilat menyambar-nyambar dari tangannya, membuat para penyihir itu terpental kebelakang.
Aurora tidak memberikan kesempatan untuk beristirahat, dia terus melancarkan serangan demi serangan dengan kekuatan yang semakin kuat.
Kilatan cahaya dan pusaran angin memenuhi ruangan, menciptakan pertarungan yang menakjubkan.
Namun, mereka tidak memberinya kesempatan.
Gerombolan penyihir gelap itu mengepungnya kembali, mereka saling bekerja sama, mengeluarkan serangan sihir yang terkoordinasi dan mengejar Aurora ke segala penjuru.
Dengan cepat mereka bergerak mengelilingi Aurora dan mengeluarkan mantra sihir mereka.
Aurora berusaha menghindarinya, melompat, berputar, dan berguling di antara mereka dengan kecepatan yang luar biasa.
Namun, dia tahu dia tidak bisa menghindari mereka selamanya.
Saat Aurora berusaha kembali menghindar, dia merasakan tekanan di dalam dirinya.
Aurora mengingat petunjuk-petunjuk yang telah diberikan Weise dalam latihan sebelumnya, bahwa Aurora memiliki kekuatan-kekuatan elemen alam yang kuat yang tersembunyi dalam dirinya.
Dengan tekad yang kuat, Aurora memusatkan pikirannya dan memanggil elemen tanah.
Tiba-tiba, tanah di sekitarnya mulai bergetar dan naik ke udara, membentuk dinding pelindung di sekelilingnya.
Serangan mantra sihir penyihir gelap itu menghantam dinding tanah dengan kuat, tetapi Aurora berhasil menghindari serangan mereka.
Dia merasa kekuatan tanah mengalir melalui tubuhnya, memberinya rasa keberanian dan kekuatan yang baru.
Namun, serangan-serangan itu terus datang, dan dinding tanah Aurora semakin rapuh.
Dia merasa semakin tertekan, dan tekanan itu memaksanya untuk menggali lebih dalam lagi ke dalam dirinya. Dengan pikiran yang fokus, dia memanggil elemen api.
Api muncul di tangannya, dan dengan gerakan yang cepat, dia meluncurkan serangan balik kepada penyihir gelap itu.
Ledakan api menyapu udara, memaksa mereka untuk mundur sejenak.
Aurora memanfaatkan momen itu untuk berlari menjauh, mencoba mencari tempat persembunyian baru.
Aurora merasa tertekan dan kehabisan napas, dia merasa seperti dikelilingi oleh gelombang serangan yang tak terhitung jumlahnya.
Tiba-tiba, Aurora merasa kalung cahaya di lehernya berdenyut hangat kembali.
Dia menyadari bahwa dia harus menggabungkan kekuatan elemennya dengan cinta kasih yang terpancar dari dalam dirinya.
Dengan tekad yang kuat, dia memusatkan pikiran pada cinta yang dia rasakan terhadap semua yang dikenalnya.
Energi yang hangat dan penuh cinta mulai mengalir melalui tubuh Aurora.
Dia merasa seperti dia dipenuhi oleh kekuatan yang luar biasa.
Dengan tiba-tiba, dia meloncat ke udara, mengangkat tangannya ke langit, dan dengan suara yang penuh keyakinan, dia berbicara, "Elemen alam, dengarkanlah aku!"
Seketika, keempat elemen alam berputar-putar di sekitar Aurora. Angin berhembus kencang, tanah bergetar, api membara, dan air mengalir dengan tenang.
Aurora merasakan dirinya menjadi satu dengan alam, dia merasakan energi yang mengalir melalui tubuhnya, memberinya kekuatan yang tak terbatas.
Dengan gerakan yang tiba-tiba dan penuh keyakinan, Aurora mengeluarkan serangan dari keempat elemen alam sekaligus.
Angin, tanah, api, dan air bergabung dalam satu serangan besar yang memancarkan cahaya yang menyilaukan.
Serangan itu menghantam para penyihir gelap dengan kekuatan yang dahsyat, membuat mereka terpental dan terjatuh.
Namun, Aurora melupakan sesuatu, dia belum bisa menggunakan kekuatannya terlalu lama tanpa merasa lelah dan kelemahan, karena biar bagaimanapun ini adalah pertarungan pertama bagi Aurora.
Perlahan-lahan, cahaya dari gabungan elemen pun meredup.
Dia merasakan energinya mulai habis dan tubuhnya mulai merasa lelah.
Tidak ingin memberikan kesempatan kepada musuhnya, Aurora meluncurkan serangan terakhir dengan seluruh tenaganya.
Kilatan cahaya yang memukau sekali lagi menghantam para penyihir gelap itu dengan kekuatan yang luar biasa.
Tubuh para penyihir gelap itu terpental ke belakang, dan mereka tergeletak tak berdaya.
Aurora menghembuskan napas lega, tetapi dia sendiri juga merasa kelelahan yang mendalam.
Aurora jatuh dengan lemas ke tanah, kelemahan fisik dan mentalnya mulai terasa.
Salah satu penyihir itu bangun dari tanah, tersenyum sambil menghunuskan tongkatnya.
"Kekuatanmu memang hebat, gadis pelayan, tapi kamu masih memiliki kelemahan yang pasti dapat aku manfaatkan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Odelia
Tiap bab nya makin seru
2024-02-01
1