Tak percaya, Aurora memandangi kalung itu dengan mata terbuka lebar.
Kalung itu persis sama dengan kalung yang dia temukan di dinding rahasia di perpustakaan keluarga Villa Elara beberapa hari yang lalu.
Permata-permata yang berkilauan menghiasi kalung tersebut, menciptakan cahaya yang mempesona di bawah cahaya rembulan.
Wanita itu mengulurkan tangannya dengan lembut, mempersilakan Aurora mendekat.
"Aurora, anakku," bisiknya dengan suara yang lembut namun penuh makna. "Aku Anastasya, ibumu."
Aurora merasa hatinya berdebar kencang mendengar kata-kata itu.
Dia merasa seperti dia tahu bahwa wanita ini adalah ibunya, bahwa dia telah menghubungkan dirinya dengan sejarahnya yang tersembunyi.
Meskipun mereka tidak berbicara dengan kata-kata lain, Aurora merasakan kehangatan dan kasih sayang yang mengalir dari wanita itu.
Wanita itu menunjukkan kalung di lehernya dengan senyuman lembut, dan Aurora merasa keterkaitan yang mendalam dengannya.
Dalam cahaya matahari yang lembut, Aurora merasa diberkahi oleh momen ini, merasakan bahwa dia telah menemukan kembali sepotong dari masa lalunya yang hilang.
Aurora terbangun di pagi hari dengan perasaan campuran antara kebingungan dan kehangatan.
Dia merenungkan mimpi yang dia alami semalam, tentang pertemuan dengan wanita cantik yang memperkenalkan diri sebagai ibunya, Anastasya.
Aurora menyadari bahwa dia sebenarnya telah sering bermimpi tentang wanita itu sebelumnya, tapi baru kali ini dia mengenal namanya.
Dalam keadaan yang masih setengah sadar, Aurora merenung tentang keajaiban yang terjadi dalam mimpinya.
Dia merasa keterkaitan yang kuat dengan Anastasya, seolah-olah mereka benar-benar memiliki ikatan yang mendalam di dunia nyata sebelumnya.
Aurora merenungkan tentang kalung misterius yang telah dia temukan, dan tentang bagaimana kalung itu menghubungkan dirinya dengan sejarah keluarganya yang tersembunyi.
Meskipun Aurora belum benar-benar memahami arti dari semua ini, dia merasa semakin kuat dalam tekadnya untuk mengungkap misteri yang tersembunyi di balik kalung itu dan mengenal lebih jauh tentang wanita yang muncul dalam mimpinya.
Dalam keadaan yang masih penuh dengan rasa heran dan rasa haru, Aurora memutuskan untuk menghadapi hari dengan semangat baru.
Dia merasa bahwa ada suatu makna khusus di balik pertemuan-pertemuan dalam mimpi yang telah dia alami, dan dia siap untuk menjalani perjalanan ini dengan tekad dan penasaran yang semakin besar.
Dalam cahaya pagi yang lembut, Aurora merasakan semangat baru yang tumbuh di dalam dirinya, membawanya lebih dekat pada jawaban-jawaban yang dia cari dan hubungan yang hilang dengan ibunya.
....
Kilas balik memimpin kita kembali ke masa kecil Aurora di panti asuhan, sebuah tempat yang menjadi rumah bagi dirinya sejak lahir.
Sebagai seorang anak kecil, Aurora tumbuh dalam suasana kebersamaan yang penuh dengan kisah-kisah dan cerita-cerita yang mengisi harinya.
Namun, ada satu cerita yang membuatnya merasa berbeda dari yang lain, sebuah cerita yang diceritakan oleh salah seorang pengurus di panti.
Ketika Aurora masih sangat kecil, dia sering kali mendengarkan pengurus itu bercerita tentang seorang wanita cantik yang datang pada malam hujan lebat.
Wanita itu membawa seorang bayi merah muda, masih terbungkus selimut kain.
Dalam hujan deras itu, wanita itu menitipkan bayi tersebut di depan pintu panti asuhan, tanpa memberikan penjelasan apapun, kecuali sebuah nama untuk bayi kecil itu.
Pengurus yang menemukan bayi itu dengan lembut merawatnya, memberinya nama Aurora sesuai dengan keinginan wanita cantik itu.
Tahun-tahun berlalu, Aurora tumbuh dengan rasa ingin tahu tentang wanita cantik yang telah menitipkannya di panti.
Meskipun dia tidak memiliki kenangan langsung tentang saat itu, namun cerita itu seperti tali penghubung yang tak terlihat yang selalu mengikat hatinya.
Dia sering kali duduk sendirian, merenung tentang siapa sebenarnya wanita itu dan mengapa dia memilih untuk menitipkan Aurora.
Pada usia tujuh tahun, sebuah pengumuman penting mengguncang kedamaian panti asuhan.
Tuan Edmund, seorang pria kaya yang tinggal di villa Elara, datang dengan tujuan khusus.
Dia sedang mencari seorang pelayan pribadi untuk putrinya, Nona Isabella.
Pilihannya jatuh pada Aurora, yang saat itu hanya selisih dua tahun lebih tua dengan usia Nona Isabella.
Aurora dihadapkan pada pilihan yang sulit. Dia akan meninggalkan panti asuhan yang telah menjadi rumahnya selama ini.
Namun, dia juga merasa bahwa ini adalah kesempatan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.
Dengan hati yang berdebar-debar, Aurora meninggalkan panti dan mengikuti Tuan Edmund menuju kediaman keluarga Elara.
Di villa Elara, Aurora memulai perannya sebagai pelayan pribadi Nona Isabella. Dia belajar tentang tugas-tugasnya dengan tekun.
Ketika Aurora pertama kali dibawa oleh Tuan Edmund.
Isabella, yang saat itu masih seorang anak kecil, terbiasa mendapatkan perhatian dari keluarganya dan penghuni villa.
Dia adalah seorang gadis yang cantik dan cerdas, dan dia tahu bagaimana mendapatkan perhatian dengan pesonanya sendiri.
Namun, seiring kedatangan Aurora, suasana di villa mulai berubah.
Aurora kecil dengan kepolosan dan keceriaannya segera menjadi sorotan utama.
Mata orang-orang tertuju padanya, dan senyuman hangat yang selalu ia tunjukkan membuat siapa pun yang bertemu dengannya merasa terpesona.
Bahkan para penghuni villa yang biasanya memberikan perhatian pada Isabella, kini lebih banyak tertarik pada kehadiran Aurora.
Isabella merasa sesuatu yang berbeda dalam hatinya.
Perasaan iri dan cemburu yang sebelumnya tak pernah ia rasakan tumbuh semakin kuat.
Dia merasa seperti Aurora telah mengambil perhatian yang seharusnya miliknya.
Mereka sering kali dibandingkan, dan Aurora sering kali mendapatkan pujian atas penampilan atau tindakan baiknya.
Isabella merasa dirinya semakin terpinggirkan. Setiap kali Aurora ada di dekatnya, perasaan tidak nyaman merayapi hatinya.
Dia merasa bagaikan bayangan yang semakin pudar di hadapan pesona Aurora.
Meskipun dia masih berusaha menunjukkan kecerdasan dan bakatnya, dia merasa bahwa segala hal yang dia lakukan selalu tertutupi oleh kehadiran Aurora.
Tidak jarang Isabella berjuang dengan perasaan cemburu dan iri.
Dia berusaha untuk mencari perhatian dengan berbagai cara, tetapi sepertinya semuanya tak lagi memiliki daya tarik seperti sebelumnya.
Di dalam hatinya, rasa ingin menjadi pusat perhatian terus tumbuh, seolah Aurora telah mencuri sorotan yang semestinya milik Isabella.
*****
Setiap pagi, hari Aurora dan Isabella dimulai dengan rutinitas yang sudah sangat akrab.
Aurora akan bangun lebih awal dari matahari terbit, mempersiapkan dirinya untuk memenuhi tugas-tugasnya sebagai pelayan pribadi Nona Isabella.
Dia memastikan pakaian Isabella sudah rapi, meletakkan perhiasan yang cocok, dan menyusun rencana kegiatan hari itu.
Sementara itu, Isabella juga memulai hari dengan langkah-langkah yang teratur. Dia bangun dengan sinar matahari yang perlahan menyinari kamar tidurnya.
Setelah bersiap-siap, dia akan bergabung dengan Aurora untuk sarapan di ruang makan.
Meskipun ada perasaan cemburu yang kadang mengganggu, Isabella juga tahu bahwa Aurora adalah pelayan sekaligus teman yang baik dan setia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Alizeee
kak, mampir kenovelku nanti ya
2024-03-10
0
Cantika
Kasihan si Isabel
2024-02-07
1
DdCantik
kasian dari masih kecil udah memendam dendam
2024-01-28
1