"Permintaanku hanya satu, tolong jagalah putriku. Aku memiliki seorang putri yang aku tidak tahu ada di mana, tapi aku memohon kepadamu, tolong temukan dia dan jagalah dia," ucap Edgard dengan berat hati.
Tuan Edmund kembali menghela nafasnya. Begitulah awalnya Aurora.
"Tidak lama setelahnya, Kakakku pun menghembuskan nafas terakhirnya..."
Tuan Edmund mengenang kembali momen saat Tuan Edgard memberi tahu tentang putrinya.
"Saat-saat menjelang kematian Edgard, ia memberitahuku tentang putrinya."
"Dia memohon agar aku melindungi dan menjaga dirimu, anak perempuannya."
Wajah Aurora penuh perasaan campur aduk saat mendengar kata-kata Tuan Edmund.
Air matanya berlinang dan ia berusaha menahannya, takut menunjukkan kerapuhannya.
Tuan Edmund melanjutkan, "Kakakku memintaku untuk menjaga rahasianya, dan aku menurutinya.
Aku memutuskan untuk mengadopsi dan melindungi dirimu dengan cermat, agar tak ada yang tahu hubunganmu dengan keluarga Elara.
Itulah mengapa kamu tumbuh sebagai pelayan Isabella."
Aurora merenung, mencerna semua yang baru saja ia dengar. Wajahnya menggambarkan kebingungan, tetapi juga pemahaman.
"Tapi mengapa Tuan tidak pernah memberitahuku?" tanyanya pelan.
Tuan Edmund menatap jauh ke dalam mata Aurora, penuh penyesalan.
"Aku takut, Aurora. Takut bahwa kebenaran ini akan membahayakanmu. Aku tak ingin kamu terluka oleh rahasia dan konflik yang ada di dunia sihir. Aku ingin melindungimu."
Aurora menghela nafas dalam-dalam, merasa sedikit lega bahwa akhirnya dia mengetahui alasan di balik semua ini. Namun, ada satu hal yang masih belum terjawab.
"Tapi bagaimana dengan Tuan Edgard?" tanya Aurora. "Apakah ia benar-benar membenci Anastasya?"
Tuan Edmund menggeleng perlahan. "Tidak, Aurora. Kakakku mencintai Anastasya dengan tulus.
Namun, pada saat itu, keputusannya dipengaruhi oleh rasa takut dan ketidakpercayaan.
Ia tak ingin Anastasya terlibat dalam pertempuran antara penyihir gelap dan terang.
Itulah sebabnya dia menjauh dan menyembunyikan hubungan mereka."
Aurora merasa dadanya terasa lebih lega. Sedikit demi sedikit, teka-teki dalam hidupnya mulai terurai.
Aurora merasa seperti semua beban dan kebingungannya seolah menguap begitu mendengar penjelasan Tuan Edmund.
Ia merasa lebih dekat dengan identitas aslinya dan merasa bersyukur atas orang-orang yang telah menjaga dan melindunginya.
"Tuan Edmund," ujarnya dengan tulus, "Terima kasih atas segala perlindungan dan kebaikan yang Anda berikan. Saya bersyukur telah mengetahui kebenaran ini."
Tuan Edmund tersenyum lembut dan meraih tangan Aurora. "Aurora, kamu adalah keluarga Elara, tak peduli darahmu.
Kami akan selalu menjagamu, dan aku berharap suatu hari kamu bisa memaafkan kami atas semua rahasia ini."
Aurora merasa hatinya hangat. Ia merasa telah menemukan kedamaian yang ia cari selama ini.
"Saya sudah memaafkan, Tuan. Kita semua pernah melakukan keputusan yang sulit dalam hidup. Yang terpenting sekarang adalah masa depan kita." Ujar Aurora dengan bijak.
Tuan Edmund tersenyum bangga pada Aurora, merasa lega bahwa dia telah memberikan jawaban yang membuat hati Aurora tenang.
"Kamu benar, Aurora. Masa depan adalah hal yang penting. Dan masa depanmu adalah di sini, bersama keluarga Elara."
Kedua mereka saling tersenyum dengan penuh pengertian.
Di dalam perpustakaan yang penuh dengan buku-buku yang menyimpan berbagai rahasia keluarga.
Aurora merasa seperti dia telah menemukan bagian penting dari dirinya yang selama ini hilang.
Sementara itu melalui sedikit celah dari pintu yang tidak tertutup sempurna, terdapat sosok misterius yang memancarkan aura penuh kebencian.
Dia dengan tak sengaja ikut mendengar kisah yang terdengar di dalam ruangan tersebut.
Suara mereka terdengar samar, tetapi cukup bagi sosok itu untuk menyerap setiap kata yang diucapkan.
....
Dalam keremangan kamarnya, Aurora merasakan adanya kelegaan dalam dirinya.
Setelah bertemu dengan Tuan Edmund, ia akhirnya mengetahui cerita sesungguhnya yang selama ini disembunyikan dari dunia luar.
Namun, Aurora dan Tuan Edmund sepakat untuk tidak membongkar rahasia tersebut kepada siapapun.
Rahasia ini terlalu berharga dan terlalu berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah.
Saat Aurora sedang memandangi langit malam melalui jendela kamarnya, dia kembali didatangi oleh Mirella.
Penuh kegelisahan, Mirella memohon kepada Aurora untuk melanjutkan kembali pelatihan sebagai penjaga keseimbangan.
Aurora tahu bahwa ia harus menghadapi takdirnya dan memutuskan untuk menerimanya.
Mirella memberitahu Aurora bahwa satu-satunya cara untuk memulai pelatihan tersebut adalah dengan kembali ke kediaman Weise.
"Aurora, aku paham bahwa ini bukanlah keputusan yang mudah, tetapi ini adalah perjalanan yang tak bisa kamu hindari lagi," kata Mirella dengan lembut.
Aurora mengangguk dengan tegas, "Aku siap, Mirella. Aku ingin menguasai kekuatanku dan melindungi dunia ini."
Mirella tersenyum puas. "Kamu telah memilih dengan bijak, Aurora. Kini, kita akan kembali ke dunia Weise dan memulai pelatihanmu."
Mereka berdua pun bergegas untuk melakukan persiapan.
Aurora merasa campuran antara kegembiraan dan kegelisahan menghiasi hatinya.
Tidak ada yang bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi dalam pelatihan mendatang.
Setibanya di dunia Weise, Aurora merasa lingkungan yang ajaib dan mistis mengelilinginya.
Weise menyambut mereka dengan senyuman hangat.
"Aurora, aku tahu bahwa kamu telah membuat keputusan yang berani.
Kamu akan belajar mengendalikan kekuatanmu dengan bijak dan melindungi keseimbangan alam," kata Weise dengan penuh keyakinan.
Mirella menambahkan, "Kami akan membantumu melewati setiap tantangan dan rintangan yang akan kamu hadapi."
Pelatihan dimulai dengan sesi meditasi yang dalam.
Aurora harus mengenali dan mengendalikan energi dalam dirinya.
Hari demi hari berlalu, dan Aurora belajar untuk menggabungkan kekuatan elemen alam dan kekuatan penyeimbangnya.
Setiap sesi pelatihan membawa Aurora lebih dekat pada pemahaman tentang potensi yang ada dalam dirinya.
Namun, ada sesuatu yang kurang dalam pelatihan Aurora.
Weise merasa bahwa Aurora perlu lebih mengenal alam dan mendapatkan pengalaman langsung dalam mengendalikan kekuatan alam.
Oleh karena itu, Weise memutuskan untuk membawa Aurora ke hutan mistik yang tersembunyi dari dunia luar.
Di hutan mistik itu, Aurora merasakan getaran alam yang begitu kuat.
Pohon-pohon tua menjulang di sekitarnya, dan udara dipenuhi dengan keajaiban.
Weise memandu Aurora menuju sebuah kolam yang airnya berkilauan di bawah sinar matahari.
"Aurora, di sinilah tempat yang tepat untuk melanjutkan pelatihanmu," kata Weise dengan suara penuh arti.
Mirella menambahkan, "Di dalam kolam ini terkandung energi alam yang murni.
Kamu harus belajar untuk merasakan dan mengendalikannya."
Aurora menghela nafas dalam-dalam dan memandangi air kolam.
Dalam meditasi yang mendalam, ia merasakan energi alam mengalir ke dalam dirinya.
Ia merasakan kedekatan yang kuat dengan alam dan segala isinya.
Saat Aurora memejamkan mata, tiba-tiba saja angin berhembus kencang, daun-daun bergerak secara harmonis, dan air kolam berputar dalam spiral kecil di sekitar Aurora.
Aurora merasakan dirinya menjadi satu dengan alam, mengendalikan setiap elemen dengan lembut dan penuh kasih.
Ketika Aurora membuka mata, Weise dan Mirella tersenyum kagum. "Kamu telah mengatasi ujian ini dengan baik, Aurora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
NoName
ah... makin seru...
2024-02-06
1
Odelia
Siapakah? Apa Isabella ya????
2024-02-05
1