Isabella merasa dendam dalam hatinya, seperti bara yang tak terlihat namun membara dalam setiap detiknya.
Setiap kali matanya melihat Aurora, ia tak bisa menghindari perasaan iri yang tumbuh subur saat melihat Aurora.
Siapa pun yang melihat mereka berdua dengan sebelah mata saja akan tahu perbedaan mencolok di antara mereka.
Aurora, dengan rambut cokelat gelap yang terurai dengan anggun, memberikan kontras tajam dengan rambut pirang terang Isabella yang selalu diberikan sentuhan glamor.
Mata biru Aurora yang tajam, sebagai penanda kecerdasannya, terlihat jelas mengalahkan mata cokelat lembut Isabella yang sering kali hanya mampu memancarkan cahaya kecemburuan.
Senyuman Aurora yang tulus dan hangat mampu menghangatkan hati siapa pun yang berada di dekatnya, sementara senyuman Isabella terkadang hanya bersembunyi di balik pesona yang terkesan palsu.
Bahkan postur tubuh mereka menunjukkan perbedaan mencolok.
Aurora dengan tubuh yang elegan dan tinggi ramping, memberikan ilusi keanggunan yang hanya bisa diimpi-impikan oleh Isabella.
Isabella, dengan setiap gerakan anggunnya, berusaha menutupi ketidakpastiannya terhadap Aurora yang seolah-olah selalu lebih unggul dalam segala hal.
Isabella merasakan bagaimana kehadiran Aurora selalu mengambil perhatian yang seharusnya menjadi miliknya.
Bahkan Ayahnya Isabella, Tuan Edmund terkesan oleh kerendahan hati Aurora dan keterampilannya dalam melayani, sementara Isabella sering kali merasa bahwa ia hanya dikenal karena status dan kekayaannya.
Terkadang, Isabella bahkan merasa bahwa Aurora sengaja mencuri semua sinar kehadiran yang semestinya menjadi miliknya.
Pribadi Aurora yang ramah dan rendah hati, dibandingkan dengan kecantikan Isabella yang mencolok dan sikapnya yang terkadang arogan, membuat perbandingan ini semakin rumit.
Isabella tahu, di balik kedamaian dan sederhananya, Aurora memiliki sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang misterius dan menggoda.
Namun, di balik lapisan-lapisan rasa iri dan ketidakpuasan, Isabella tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Aurora, terlepas dari segala perbedaan fisik dan pribadi mereka, Aurora adalah seseorang yang selama ini selalu ada di sampingnya, menemaninya, melayaninya. Aurora juga satu-satunya teman yang tulus yang dia miliki.
*****
Suasana di villa Elara dipenuhi dengan hiruk pikuk dan antisipasi ketika kabar kedatangan utusan dari keluarga bangsawan Laincashire tiba.
Seluruh staf dan pelayan sibuk mempersiapkan segala sesuatu agar semua terlihat sempurna. Tuan Edmund berjalan dengan langkah mantap untuk memastikan bahwa segala detail telah diperhatikan dengan seksama.
Villa yang megah ini seakan menjadi panggung bagi pertemuan keluarga bangsawan yang penuh arti.
Keluarga Laincashire dikenal dengan reputasi yang tak tertandingi di kalangan aristokrasi.
Mereka datang dengan kehormatan dan keanggunan yang tercermin dalam pakaian dan gerak langkah mereka.
Dengan pakaian berwarna-warni yang mengalir anggun, mereka memasuki halaman villa dengan sorotan tajam dan pandangan yang tajam.
Wajah-wajah bangsawan itu mengungkapkan kekaguman terhadap keindahan dan kemegahan villa Elara, sementara ekspresi Tuan Edmund mengisyaratkan penghormatan dan keramahan.
Saat para tamu bergabung dalam pertemuan resmi di ruang utama, suasana menjadi tegang tetapi penuh sopan.
Kedatangan keluarga Laincashire menghadirkan aura kebesaran yang mengisi setiap sudut ruangan.
Obrolan pun berlangsung dengan suara yang merdu, sementara pelayan-pelayan dengan hati-hati menghidangkan hidangan dan minuman.
Dengan senyum ramah dan tatapan penuh hormat, Tuan Edmund menyambut kedatangan utusan keluarga Laincashire di ruang utama villa Elara.
"Selamat datang, para utusan keluarga Laincashire. Kami sangat terhormat atas kehadiran Anda di sini."
Salah satu utusan, seorang pria berusia paruh baya dengan sikap yang tenang dan penuh martabat, memberikan senyuman tipis.
"Terima kasih atas sambutannya, Tuan Edmund. Villa Elara memang terkenal sebagai tempat yang mempesona."
Tuan Edmund tertawa ringan. "Kami berusaha menjaga keindahan dan keanggunan villa ini. Mohon, beri tahu kami bagaimana kami dapat membantu Anda dalam kunjungan ini."
Percakapan pun berlanjut dengan basa-basi yang santai, membicarakan tentang cuaca, kehidupan sehari-hari, dan hal-hal lain yang biasa.
Namun, di balik kata-kata yang terucap, ada suatu ketegangan yang menggantung dalam udara, menandakan bahwa ada tujuan yang lebih dalam di balik kedatangan keluarga Laincashire.
Setelah beberapa saat, seorang wanita anggun dari keluarga Laincashire, yang memiliki senyuman hangat dan tatapan bijaksana, memotong percakapan dengan lembut.
"Tuan Edmund, kami datang dengan niat baik dan maksud tertentu dalam kunjungan kami hari ini."
Tuan Edmund mengangguk, menunjukkan keterbukaannya untuk mendengarkan. "Silakan, dilanjutkan."
Wanita itu melanjutkan, "Kami berharap bahwa kunjungan kami ini dapat menjadi awal dari hubungan yang lebih erat antara keluarga Elara dan Laincashire.
Kami ingin mengajukan suatu tawaran yang mungkin akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak."
Tuan Edmund mengernyitkan dahinya, merasa bahwa ada sesuatu yang lebih besar di balik kata-kata itu. "Mohon jelaskan lebih lanjut, Lady..."
"Waverly, Lady Waverly dari keluarga Laincashire," lanjut wanita itu dengan sopan.
"Kami ingin mengajukan proposal pernikahan antara anggota keluarga kami dan keluarga Anda."
Tuan Edmund terkejut dan terdiam sesaat. Namun, ia cepat mengembalikan senyumnya, mencoba menyembunyikan kejutan dan pemikirannya yang cepat berputar.
"Proposal pernikahan... sungguh sebuah tawaran yang mengejutkan dan terhormat, Nona Waverly. Namun, mungkin Anda bisa menjelaskan lebih rinci tentang niat baik ini?"
Lady Waverly tersenyum lembut, seolah-olah ia mengerti betapa besar implikasi dari tawarannya.
"Kami percaya bahwa aliansi ini akan membawa keuntungan bagi kedua keluarga, dalam hal kekayaan, kekuatan, dan kehormatan.
Tuan Edmund mengangguk penuh perhatian. "Tolong katakan, apa yang ingin Anda sampaikan?"
Utusan keluarga Laincashire mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan.
"Kami datang dengan niat baik, untuk menjembatani hubungan antara kedua keluarga bangsawan ini melalui ikatan yang lebih kuat."
Tuan Edmund mengerutkan kening, menunjukkan ketertarikannya. "Ikatan yang lebih kuat?"
Utusan itu mengangguk dan melanjutkan dengan hati-hati.
"Kami ingin mengusulkan pernikahan antara putra tertua kami, Tuan Muda Adelard Laincashire, dengan Nona Isabella Elara."
Tuan Edmund terkejut dan terdiam sejenak, mencerna informasi yang baru saja ia dengar.
Di sebelah lain ruangan, Isabella berusaha menjaga ekspresi wajahnya tetap terkendali, meskipun hatinya berdebar keras.
Namun, saat utusan keluarga Laincashire hendak memanggil Tuan Muda Adelard untuk mendekati Isabella, pandangan Tuan Muda Adelard tiba-tiba teralihkan.
Matanya terfokus pada sosok yang mengagumkan yang berdiri di sebelah Isabella - Aurora. Hatinya berdesir tak terkendali, dan matanya tak bisa berpaling dari kecantikan yang mengagumkan.
Percakapan tentang pernikahan yang akan datang terdengar seperti suara yang jauh bagi Tuan Muda Adelard.
Isabella, yang menyadari bahwa pandangan Tuan Muda Adelard telah teralihkan berusaha menjaga ketenangannya, tetapi rasa tidak enak di hatinya semakin mendalam.
Sementara itu, di antara semua ini, Aurora tampak seperti cahaya yang menarik seluruh perhatian, bahkan tanpa dia menyadarinya sendiri.
Dia tidak menyadari bahwa kehadirannya mungkin akan dapat merusak sebuah rencana besar kedua keluarga bangsawan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Cantika
Menarik
2024-02-07
1
NoName
Wow.... Keren nih
2024-02-01
1
1vhy
nama isabella bikin nostalgia 🥰
2024-01-24
1