Bab 4. Taktik Isabella

Isabella sudah terlalu sering berada dalam situasi di mana Aurora berhasil meraih perhatian yang seharusnya menjadi miliknya.

Matanya yang tajam memperhatikan setiap gerakan dari mata Tuan Muda Adelard, Isabella merasakan iri yang membakar di dalam dirinya.

Dia tahu betul bahwa Aurora adalah seorang gadis pelayan, seharusnya tidak memiliki daya tarik sebesar itu.

Isabella mencoba mengesampingkan perasaannya yang tidak enak.

Dia berusaha untuk tetap berbicara dengan Tuan Muda Adelard, meskipun Isabella mengetahui pandangan Tuan Muda Adelard tak bisa lepas dari Aurora.

Setiap senyuman dari Tuan Muda Adelard terasa seperti tusukan yang menusuk hatinya, mengingatkannya betapa seringnya Aurora mencuri sorotan utama yang seharusnya adalah miliknya.

Isabella berusaha menutupi perasaannya yang kian meronta-ronta.

Dia merasa seolah-olah hatinya sedang dilanda badai emosi yang ganas.

Kecemburuan yang mendalam terasa seperti racun yang merayap dalam dirinya, mengaburkan pikirannya dan membuatnya sulit untuk berfokus.

Saat Tuan Muda Adelard terlihat terpesona oleh kehadiran Aurora, Isabella merasa seperti hatinya diinjak-injak.

Dia merasa seperti ada dinding yang menghalangi dirinya untuk mendekati Tuan Muda Adelard.

Setiap upaya yang dia lakukan untuk menarik perhatian Tuan Muda Adelard terasa seperti sia-sia, karena Aurora selalu ada di sana, merampas perhatian yang seharusnya menjadi haknya.

Isabella mencoba untuk tetap tersenyum dan mengobrol juga dengan beberapa lady utusan dari keluarga bangsawan Laincashire, berharap bahwa dengan cara ini dia bisa meredam perasaan kecemburuannya.

Namun, saat Tuan Muda Adelard terlihat semakin dalam jatuh kedalam pesona Aurora, Isabella merasa semakin terpinggirkan.

Dia merasa seperti sebuah angsa yang tertinggal dalam balapan, melihat Aurora menjauh lebih cepat darinya.

Dalam hatinya yang sedang berjuang, Isabella merasa semakin terobsesi dengan Aurora.

Isabella mengingat lagi setiap tindakan dan kata-kata Aurora selama ini, dan itu terasa seperti pukulan bagi Isabella, mengingatkannya betapa mudahnya Aurora memikat siapa pun yang berada di sekitarnya.

Isabella merasa seperti dia tengah berperang dengan perasaan yang rumit, antara kecemburuan dan keinginan untuk mempertahankan dominasinya.

Saat akhirnya Tuan Muda Adelard berbicara kepada Isabella, Isabella merasa seperti ada yang mencabik-cabik hatinya.

Dia merasa seperti dia telah diabaikan, dilewatkan begitu saja oleh Tuan Muda Adelard yang kini meski sedang bercakap-cakap dengan dirinya tidak bisa luput dari perhatiannya yang terus tertarik dalam pesona yang di tampilkan oleh Aurora.

Isabella berusaha untuk menyembunyikan perasaannya di balik senyuman yang tipis.

Namun, semakin banyak waktu yang dia habiskan di dekat Aurora, semakin kuat pula perasaan kecemburuannya.

Isabella merasa seperti dia tengah berada dalam pertempuran yang tak pernah berakhir, berjuang untuk mempertahankan tempatnya di hati Tuan Muda Adelard yang semakin terbawa oleh pesona Aurora. 

Di tengah keriuhan dan kecanggungan, ketiga sosok ini saling terkait dalam tarian emosi yang rumit.

Aurora, yang masih terpukau oleh kalung yang ditemukannya beserta misteri di baliknya, tenggelam dalam pemikirannya sendiri.

Dia tidak menyadari bagaimana pesona fisik dan spiritualnya meraih perhatian Tuan Muda Adelard.

Tuan Muda Adelard, yang terpesona oleh kehadiran Aurora, merasakan dirinya seperti tersedot ke dalam lingkaran pesona yang tak terelakkan.

Dia merasa seperti ada daya tarik yang mendorongnya mendekati Aurora, seolah-olah mereka adalah dua kutub yang saling tertarik oleh medan magnet.

Meskipun dia tidak mengerti perasaannya yang membara, dia tidak bisa mengabaikan getaran emosi yang semakin kuat.

Dan Isabella yang merasakan tatapan Tuan Muda Adelard pada Aurora berjuang dengan cemburunya yang merayap dalam dirinya.

Dia merasa seperti dia tengah bertarung melawan Aurora, bersaing untuk mendapatkan perhatian Tuan Muda Adelard, mengingatkannya betapa mudahnya Aurora merampas perhatian yang seharusnya menjadi miliknya.

Ketiganya, tanpa mereka sadari, terperangkap dalam web emosi yang rumit. 

Dengan senyuman licik, Isabella memutuskan untuk mengambil langkah taktis yang lebih jauh.

Dia melihat Aurora sebagai penghalang yang perlu diatasi, sehingga dia memberikan perintah baru yang tampak sepele kepada Aurora.

"Aurora, bisakah kamu mengecek kesiapan jamuan makan siang untuk utusan keluarga Laincashire?" pinta Isabella dengan tampak ramah.

Aurora mengangguk, tidak curiga dengan motif di balik permintaan tersebut. "Tentu saja, Nona Isabella, saya akan segera melakukannya."

Isabella dengan senyuman puas melihat Aurora pergi dari ruangan, menyibukkan diri dengan tugas yang baru diberikan.

Saat Aurora pergi, dia merasa seperti dia telah memenangkan pertempuran kecil dalam usahanya untuk mendapatkan perhatian Tuan Muda Adelard.

Dengan Aurora jauh dari pandangan, Isabella memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil kendali atas situasi.

Dia mendekati Tuan Muda Adelard dengan senyuman manis, berusaha untuk menarik perhatiannya.

"Tuan Muda Adelard, apa pendapat Anda tentang taman indah keluarga Elara? Saya yakin Anda akan menyukainya."

Tuan Muda Adelard, yang sebetulnya merasa kehilangan setelah kepergian Aurora, tersenyum singkat pada Isabella.

"Tentu, Nona Isabella, saya senang mendengarnya. Saya belum memiliki kesempatan untuk menjelajahi taman itu."

Dengan senyuman manis yang menyiratkan tawaran yang lebih dalam, Isabella melanjutkan, "Tuan Muda Adelard, mungkin Anda ingin mendapatkan pengalaman yang lebih dekat dengan taman ini.

Saya dengan senang hati bisa menjadi pemandu Anda dalam sebuah 'room tour' untuk menikmati keindahan dan kemegahan taman villa Elara."

Tuan Muda Adelard, yang mendengar ajakan Isabella, terlihat tertarik dengan ide tersebut.

Pandangannya beralih antara Isabella dan Tuan Edmund, mencari persetujuan.

Tuan Edmund mengangguk setuju dengan senyuman, menambahkan, "Itu adalah ide yang bagus Isabella, Tuan Muda Adelard. Saya yakin Anda akan menikmati keindahan taman kami."

Para utusan dari keluarga bangsawan Laincashire juga memberikan tanda persetujuan dengan senyuman, menunjukkan bahwa mereka merasa senang dengan ide tersebut.

Tuan Muda Adelard akhirnya mengangguk, "Saya sangat tertarik untuk melihat taman ini lebih dekat, Nona Isabella. Terima kasih atas ajakan Anda."

Dengan semangat yang tinggi, kelompok mereka menuju ke taman villa Elara.

Tuan Muda Adelard, Isabella, Tuan Edmund, dan para utusan berjalan bersama, memasuki kebun yang indah.

Isabella dengan penuh semangat memimpin jalan, menjelaskan dengan rinci setiap elemen taman, dari taman berbunga yang indah hingga air mancur yang megah.

Tuan Muda Adelard benar-benar terpesona oleh keindahan taman, dan dia tidak ragu-ragu untuk mengajukan pertanyaan tentang berbagai tanaman dan arsitektur yang ada di sekitar mereka.

Para utusan dari keluarga Laincashire juga terlihat sangat menikmati pengalaman ini, dan suasana menjadi semakin akrab di antara mereka.

Mereka menghabiskan waktu yang berharga di taman, menikmati pemandangan yang menakjubkan dan bercakap-cakap dengan semangat.

Tuan Edmund merasa senang bahwa Isabella telah mengambil kesempatan ini untuk mendekati para utusan Laincashire melalui Tuan Muda Adelard dengan cara yang lebih santai dan akrab.

Sementara itu, Aurora sibuk dengan tugasnya, memastikan bahwa jamuan makan siang benar-benar siap.

Terpopuler

Comments

Cantika

Cantika

dia jealous

2024-02-07

1

Odelia

Odelia

Cemburu Isabella nya

2024-02-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ruang Rahasia
2 Bab 2. Isabella dan Tuan Muda Adelard
3 Bab 3. Kecemburuan Isabella
4 Bab 4. Taktik Isabella
5 Bab 5. Mimpi Aurora
6 Bab 6. Kilas Balik
7 Bab 7. Para Nona Muda
8 Bab 8. Rahasia Masa Lalu
9 Bab 9. Mirella, Roh Penjaga Kebenaran
10 Bab 10. Lukisan Anastasya
11 Bab 11. Bertemu Weise
12 Bab 12. Pertarungan Pertama Aurora
13 Bab 13. Portal Waktu
14 Bab 14. Kisah Cinta Tragis
15 Bab 15. Kisah Yang Telah Lama Tersembunyi
16 Bab 16. Melanjutkan Pelatihan
17 Bab 17. Sosok Misterius
18 Bab 18. Kerajaan Penyihir Dan Troll
19 Bab 19. Bangkitnya Penguasa Kegelapan
20 Bab 20. Keraguan Aurora
21 Bab 21. Pendeta Tua
22 Bab 22. Monster Bayangan
23 Bab 23. Frostbane
24 Bab 24. Ramalan
25 Bab 25. Senyum Terakhir
26 Bab 26. Perjalanan Selanjutnya
27 Bab 27. Satu Kata
28 Bab 28. Kristal Fosfora
29 Bab 29. Zarkon
30 Bab 30. Mendapat Pengakuan
31 Bab 31. Belum Selesai
32 Bab 32. Lumina Renovatio
33 Bab 33. Menjadi Bagian Dari Alam
34 Bab 34. Ancaman Terbesar
35 Bab 35. Empat Bawahan Penguasa Kegelapan
36 Bab 36. Whisperstone
37 Bab 37. Kekuatan Sejati
38 Bab 38. Oceana
39 Bab 39. Aquarite, Azrak Dan Aetheria
40 Bab 40. Keindahan Yang Mematikan
41 Bab 41. Kemenangan Dengan Harga Mahal
42 42. Malachi
43 Bab 43. Jiwa-jiwa Yang Terikat
44 Bab 44. Gharza Dan Peri Zephyra
45 Bab 45. Api Jiwa
46 Bab 46. Kemarahan Penguasa Kegelapan
47 Bab 47. Para Penjaga Keseimbangan Alam
48 Bab 48. Bala Bantuan
49 Bab 49. Mengirim Bantuan
50 Bab 50. Bertemu Lurka
51 Bab 51. Aurora Vs Lurka
52 Bab 52. Menyongsong Aurora
53 Bab 53. Rencana Baru
54 Bab 54. Kemunculan Ankhar
55 Bab 55. Prajurit Penguasa Kegelapan
56 Bab 56. Pilihan Ankhar
57 Bab 57. Solusi Dari Mirella
58 Bab 58. Hewan Kontrak Pertama
59 Bab 59. Berbagi Takdir
60 Bab 60. Perjalanan Pertama Ankhar
61 Bab 61. Berlatih Menjadi Lebih Kuat
62 Bab 62. Penjara Es
63 Bab 63. Jadikan Saja Aku Pasanganmu
64 Bab 64. Tawa Aneh dan Kerinduan Aurora
65 Bab 65. Kecemasan dan Kerinduan Aurora
66 Bab 66. Pertimbangan Mirella
67 Bab 67. Portal Rapuh
68 Bab 68. Membangun Kembali
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1. Ruang Rahasia
2
Bab 2. Isabella dan Tuan Muda Adelard
3
Bab 3. Kecemburuan Isabella
4
Bab 4. Taktik Isabella
5
Bab 5. Mimpi Aurora
6
Bab 6. Kilas Balik
7
Bab 7. Para Nona Muda
8
Bab 8. Rahasia Masa Lalu
9
Bab 9. Mirella, Roh Penjaga Kebenaran
10
Bab 10. Lukisan Anastasya
11
Bab 11. Bertemu Weise
12
Bab 12. Pertarungan Pertama Aurora
13
Bab 13. Portal Waktu
14
Bab 14. Kisah Cinta Tragis
15
Bab 15. Kisah Yang Telah Lama Tersembunyi
16
Bab 16. Melanjutkan Pelatihan
17
Bab 17. Sosok Misterius
18
Bab 18. Kerajaan Penyihir Dan Troll
19
Bab 19. Bangkitnya Penguasa Kegelapan
20
Bab 20. Keraguan Aurora
21
Bab 21. Pendeta Tua
22
Bab 22. Monster Bayangan
23
Bab 23. Frostbane
24
Bab 24. Ramalan
25
Bab 25. Senyum Terakhir
26
Bab 26. Perjalanan Selanjutnya
27
Bab 27. Satu Kata
28
Bab 28. Kristal Fosfora
29
Bab 29. Zarkon
30
Bab 30. Mendapat Pengakuan
31
Bab 31. Belum Selesai
32
Bab 32. Lumina Renovatio
33
Bab 33. Menjadi Bagian Dari Alam
34
Bab 34. Ancaman Terbesar
35
Bab 35. Empat Bawahan Penguasa Kegelapan
36
Bab 36. Whisperstone
37
Bab 37. Kekuatan Sejati
38
Bab 38. Oceana
39
Bab 39. Aquarite, Azrak Dan Aetheria
40
Bab 40. Keindahan Yang Mematikan
41
Bab 41. Kemenangan Dengan Harga Mahal
42
42. Malachi
43
Bab 43. Jiwa-jiwa Yang Terikat
44
Bab 44. Gharza Dan Peri Zephyra
45
Bab 45. Api Jiwa
46
Bab 46. Kemarahan Penguasa Kegelapan
47
Bab 47. Para Penjaga Keseimbangan Alam
48
Bab 48. Bala Bantuan
49
Bab 49. Mengirim Bantuan
50
Bab 50. Bertemu Lurka
51
Bab 51. Aurora Vs Lurka
52
Bab 52. Menyongsong Aurora
53
Bab 53. Rencana Baru
54
Bab 54. Kemunculan Ankhar
55
Bab 55. Prajurit Penguasa Kegelapan
56
Bab 56. Pilihan Ankhar
57
Bab 57. Solusi Dari Mirella
58
Bab 58. Hewan Kontrak Pertama
59
Bab 59. Berbagi Takdir
60
Bab 60. Perjalanan Pertama Ankhar
61
Bab 61. Berlatih Menjadi Lebih Kuat
62
Bab 62. Penjara Es
63
Bab 63. Jadikan Saja Aku Pasanganmu
64
Bab 64. Tawa Aneh dan Kerinduan Aurora
65
Bab 65. Kecemasan dan Kerinduan Aurora
66
Bab 66. Pertimbangan Mirella
67
Bab 67. Portal Rapuh
68
Bab 68. Membangun Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!