Setelah menemukan lukisan Anastasya, Aurora merasa semakin terdorong untuk mengungkap misteri di baliknya.
Malam itu, ketika semua orang di Villa Elara tertidur, Aurora duduk di meja di kamarnya.
Dalam kegelapan, Aurora merasa jantungnya berdegup kencang begitu dia menggenggam kalung cahaya itu.
Mata birunya tertuju pada permata yang bersinar di tengah kalung itu, seolah-olah memanggilnya untuk mengungkapkan rahasia besar yang ada di baliknya.
Dia merasakan adanya kekuatan yang tersembunyi dalam kalung tersebut, kekuatan yang telah terpendam selama bertahun-tahun.
Tiba-tiba, Mirella muncul di depannya. "Aurora, hati-hatilah! kalung itu bukanlah sekadar perhiasan biasa."
"Benda itu memiliki kekuatan magis yang bisa mengendalikan keseimbangan empat elemen alam, kalung itu juga memiliki kekuatan yang lebih kuat dari yang kamu bisa bayangkan," kata Mirella bijak.
Aurora menatap Mirella dengan penuh ketakutan dan kebingungan.
"Apa yang harus aku lakukan, Mirella? Bagaimana aku bisa menguak rahasia kalung ini?"
Mirella tersenyum lembut. "Kamu harus melakukan perjalanan ke negeri lain, di mana tempat kejadian yang menyimpan jawaban yang kamu cari. Weise, guru Anastasya, akan membantumu dalam upaya ini."
Aurora tampak terkejut. "Apakah kamu yakin? Tidakkah ini berbahaya bagi kita?"
Mirella mengangguk. "Saat ini, kita tidak memiliki pilihan lain."
"Untuk menemukan kebenaran di balik kalung ini, kamu harus menghadapi segala macam bahaya."
"Dan hanya dengan bantuan Weise, kamu akan dapat melakukannya."
Malam berlalu dengan perasaan gelisah yang terus menghantui Aurora.
Saat fajar bahkan belum menyingsing, dengan tekad yang membara, Aurora memutuskan untuk mulai mencari Weise, sang penyihir yang pernah menjadi guru Anastasya, ibu kandungnya.
Weise merupakan orang yang memiliki pengetahuan tentang peran dan kekuatan kalung tersebut.
Berbekal petunjuk dari Mirella, Aurora mengetahui bahwa Weise tinggal di pinggiran hutan yang gelap di sebuah desa terpencil di pegunungan.
Desa itu tertutup kabut dan dikelilingi oleh hutan yang lebat.
Aurora harus menyeberangi jembatan tua berkarat dan menelusuri jalan setapak yang curam untuk mencapai rumah Weise yang tersembunyi di antara pepohonan rindang.
Akhirnya, Aurora sampai di depan pintu rumah Weise. Sekilas, rumah itu tampak seperti tempat angker yang terlupakan, tetapi Aurora tidak tergoyahkan.
Dengan berani, ia mengetuk pintu. Beberapa saat kemudian, pintu terbuka dan Weise menyambut Aurora dengan hangat.
Dia adalah seorang lelaki tua yang bijaksana dengan janggut putih yang panjang.
"Aurora, aku sudah menunggumu," kata Weise dengan senyum hangat di wajahnya.
Aurora merasa lega bahwa Weise mengenalnya meski mereka belum pernah bertemu sebelumnya.
Mereka masuk ke dalam rumah yang dipenuhi dengan buku-buku tua dan barang-barang ajaib.
Aurora melihat kedamaian di matanya, dan itu memberinya sedikit kekuatan.
"Tuan Weise, saya memerlukan bantuanmu. Saya harus menemukan jawaban yang ada di balik kalung cahaya ini. Tolong, tunjukkan padaku jalannya."
Weise merenung sejenak sebelum berkata, "Aurora, perjalanan ini akan berbahaya.
Kamu akan dihadapkan pada kekuatan jahat dan cobaan yang tak terbayangkan.
Namun, kamu harus tetap teguh dengan tekad yang kuat, karena hanya dengan itu kamu akan dapat menyingkap rahasia yang tersembunyi."
Aurora mengangguk dalam keberanian dan penuh keyakinan. "Aku siap, Tuan Weise. Aku tidak akan pernah menyerah."
Kemudian Weise menjelaskan bahwa kalung cahaya tersebut bukan hanya sebuah perhiasan, tetapi memiliki kekuatan magis yang kuat.
Kalung tersebut dapat menghubungkan Aurora dengan dunia roh dan memungkinkannya mengendalikan empat elemen alam: udara, air, tanah, dan api, kalung ini juga memiliki kekuatan sebagai penyeimbang alam.
Namun, Weise juga memberi peringatan bahwa kekuatan yang dimiliki kalung ini sangat berbahaya jika digunakan dengan cara yang salah.
Aurora harus menggunakan kekuatan tersebut dengan bijaksana, agar tidak menimbulkan bencana.
Aurora merasa terkesan dengan tanggung jawab besar yang harus ia pikul.
Mereka berdua menghabiskan hari-hari berikutnya dengan melakukan latihan intensif untuk mengendalikan ke empat elemen alam.
Weise mengajarinya mantra dan ilmu sihir yang diperlukan dalam perjalanan ini.
Aurora belajar dengan tekun, mengasah kemampuannya dan menyatu dengan energi kehidupan yang ada di sekitarnya.
Selama berhari-hari, Aurora dengan bimbingan dari Weise berlatih mengekstrak energi dari alam, mengumpulkan kekuatan dalam dirinya, dan mempelajari mantra kuno yang terkait dengan keempat elemen tersebut.
Aurora merasakan kekuatan yang bangkit di dalam dirinya ketika ia semakin mendekati keahliannya dalam mengendalikan elemen-alaman tersebut.
Ketika waktu berlalu, Aurora semakin mantap dalam mengendalikan empat elemen alam.
Dia bisa memanggil angin yang kuat, mengguncangkan air di danau terdekat, memberikan kehidupan pada tanaman yang kering, dan membuat api berkobar.
Namun tetap saja seperti masih ada sesuatu yang terasa kurang.
Pada suatu hari, Weise mengungkapkan rahasia terakhir yang selama ini disembunyikannya.
Aurora harus menggabungkan cinta kasih dalam kekuatan elemennya. Itu adalah kunci untuk mengungkap potensi penuh kalung warisan.
Aurora menggigit bibirnya dengan cemas. Dia merasa bahwa mencintai dengan tulus bukanlah hal yang mudah baginya.
Weise menenangkan Aurora dan berkata, "Aurora, cinta kasih bukanlah tentang perasaan yang sempurna, tetapi tentang ketulusan dan perhatian terhadap orang-orang di sekitarmu, termasuk dirimu sendiri.
Temukan kekuatan dari kasih sayangmu, dan kamu akan menemukan kekuatan dari keempat elemen alam yang bergabung bersamamu."
Dengan hati yang penuh harapan, Aurora melanjutkan pelatihannya dengan Weise.
Dia terus melatih kekuatannya dan mencoba menyatukan cinta dalam setiap gerakan dan mantra yang dia pelajari.
Aurora menghadapi berbagai tantangan dan kegagalan dalam proses ini, tetapi dia tidak menyerah.
Aurora menerima setiap kesalahan sebagai pelajaran berharga yang membawanya semakin dekat dengan menguasai kekuatannya.
Hingga suatu hari, keempat elemen itu terasa lebih berharmoni ketika bergabung.
Aurora memanggil angin untuk membawa bunga-bunga jatuh dengan lembut di hadapannya, mempengaruhi airnya sehingga bergerak dengan keanggunan, membuat tanah bergetar dan memberikan api kehidupan pada lilin di sekelilingnya.
Dia menyadari bahwa dia telah berhasil mencapai kekuatan ditahap selanjutnya.
Setelah melihat kemajuan yang di peroleh Aurora, Weise menasihatinya untuk berlatih mengendalikan elemen yang telah dikuasainya dengan penuh ketenangan dan konsentrasi.
Untuk itu Weise meminta Aurora untuk melanjutkan perjalanan ke dataran tinggi yang adalah tempat bersemayam elemen udara.
Aurora berjalan melintasi jalan berliku yang dikelilingi oleh jurang curam dan medan yang berbahaya.
Di tengah perjalanan, Aurora tiba-tiba disergap oleh gerombolan penyihir gelap yang ingin mengambil kalung cahaya Aurora.
Dalam menghadapi gerombolan penyihir gelap yang ingin mengambil kalung cahaya, Aurora berdiri tegak dengan keyakinan di wajahnya.
Dia mengingat kata-kata Weise yang mengatakan kepadanya bahwa dia memiliki kekuatan yang luar biasa dan kemampuan yang tak terduga.
Aurora menggunakan kejeliannya. Dia melihat celah dan menggunakan kecepatannya untuk menghindari serangan yang tak terduga.
Setiap gerakan yang dia buat adalah hasil keseimbangan antara kecepatan dan kecerdikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Cantika
up up up semangat
2024-02-07
1
Vera Desi Mamahit
pertanyaanku, apakah aurora melintasi perjalanan waktu atw melalui mimpi.....??? cx ga ad to di ceritanya yg mana aurora meninggalkan villa elara utk bertemu penyihir weise....
2024-02-06
2
Odelia
Makin seru ceritanya
2024-02-01
1