Aurora mencoba merangkak untuk berdiri, tetapi kesadarannya mulai kabur. Dia merasa semakin lemah dan tidak mampu melawan.
Dalam keputusasaannya, dia memanggil Mirella yang selama ini membimbingnya untuk menyelamatkannya.
"Mirella, tolong aku!" teriak Aurora dalam sejumput suara.
Namun, tak ada jawaban. Kesedihan dan keputusasaannya membuat air matanya mengalir.
Tiba-tiba, sebuah suara bergema di kepalanya.
"Aurora, kamu tidak sendiri. Kamu memiliki kekuatan di dalam dirimu dan kami, para roh penjaga, akan membantumu."
Aurora mengangkat kepalanya dan melihat satu sosok yang samar-samar dan berbentuk seperti bayangan tipis.
Itu adalah Mirella. Dia telah datang untuk menyelamatkannya.
Mirella melambaikan tangannya dan sebuah bola cahaya muncul di tangannya. "Ambil ini, Aurora. Ini akan memberi kamu kekuatan tambahan untuk melawan mereka."
Aurora meraih bola cahaya itu dengan penuh harap. Dia merasakan kekuatan yang baru mengalir melaluinya.
Dengan mengepalkan tangan, Aurora berdiri tegak, memancarkan aura keberanian dan keteguhan hati.
Dia siap untuk melanjutkan perjuangannya melawan gerombolan penyihir gelap.
Dengan kekuatan baru yang mengalir dalam dirinya, Aurora pun bangkit untuk menghadapi para penyihir gelap dengan tatapan penuh tekad.
Dia merasakan energi dalam tubuhnya berputar dan mengalir dengan harmoni, mempersiapkannya untuk putaran pertarungan selanjutnya.
Para penyihir gelap itu menatap Aurora dengan kekaguman yang tak terduga.
"Kau memang memiliki potensi yang menakjubkan, gadis pelayan. Tapi jangan berpikir kau bisa mengalahkan kami begitu saja."
Tidak membuang waktu, penyihir gelap itu mengayunkan tongkatnya dan melepaskan mantra sihir.
Aurora dengan cepat bergerak, menghindari serangan yang dilancarkan padanya.
Dia menggunakan kecepatan dan ketangkasannya untuk bergerak dengan lincah di sekitar pepohonan, membuat penyihir gelap kesulitan mengenainya.
Sementara itu, Mirella tetap berada di sisi Aurora, memberinya bimbingan dan dukungan.
Dia memberikan petunjuk tentang cara mengarahkan energi kekuatannya dengan lebih tepat dan bagaimana memanfaatkannya untuk melawan musuh.
"Arahkan energimu ke dalam serangan, Aurora," kata Mirella dengan suara lembut. "Biarkan elemen alam membimbingmu."
Aurora mendengarkan dengan seksama, mengikuti petunjuk Mirella.
Dia merasakan kekuatan dalam dirinya memuncak, dan dengan satu hentakan tangan, dia melepaskan serangan balik yang memukau.
Energi bercampur dengan elemen udara, menciptakan pusaran angin yang melanda penyihir gelap itu.
Para penyihir gelap terkejut dan terhuyung mundur kemudian jatuh ketanah dihempaskan oleh serangan tersebut.
Aurora terengah-engah, merasa lelah tetapi juga puas. Dia melihat penyihir gelap itu berusaha bangkit, tetapi mereka gagal.
Mereka terluka parah dan menjadi sangat lemah, tidak mampu melawan lagi.
Aurora berjalan mendekati mereka dengan langkah mantap dan menatap mereka dengan penuh tekad.
"Ini adalah akhir dari perjalanan kalian," ucapnya dengan suara yang tegas.
Penyihir gelap itu mencoba untuk berbicara, tetapi Aurora mengangkat tangannya dan menghasilkan bola cahaya yang bercahaya di telapak tangannya.
Bola cahaya itu semakin membesar dan menyilaukan, membuat mereka terpaksa menutup mata.
Lalu dengan gerakan tiba-tiba, Aurora melemparkan bola cahaya itu ke arah mereka.
Ledakan cahaya terang menyapu luas ke sekitar, dan ketika cahaya itu mereda, Aurora melihat bahwa penyihir gelap itu telah lenyap tanpa jejak.
Dia merasa lega dan puas, karena berhasil melindungi dirinya sendiri dan mengalahkan musuh-musuhnya.
Aurora kemudian duduk di tanah, merasakan lelah yang begitu mendalam.
Namun, dia juga merasa bangga atas pencapaiannya. Dia berhasil mengatasi rintangan dan menggunakan kekuatan elemen alam dengan bijak.
Mirella mendekatinya dengan senyuman bangga. "Kau telah melakukannya dengan baik, Aurora," kata Mirella dengan penuh penghargaan.
"Kekuatanmu sudah teruji dan kau telah membuktikan bahwa kau adalah penjaga yang tangguh." Lanjut Mirella masih dengan senyum bangga.
Aurora tersenyum lemah, merasa puas dengan pencapaian yang telah dia raih.
Dia tahu bahwa masih banyak perjalanan dan tantangan yang harus dia hadapi, tetapi dia siap untuk menghadapinya dengan kepala tegak.
Mirella mendekat dan menyentuh bahu Aurora dengan lembut. "Perjalananmu belum usai, Aurora.
Namun, kau telah mengatasi ujian ini dengan gemilang. Tetaplah percaya pada dirimu sendiri dan pada kekuatanmu. Kami akan selalu bersamamu."
Aurora mengangguk dengan tulus. "Aku merasa sangat berterima kasih atas bimbinganmu dan juga Tuan Weise," kata Aurora dengan tulus. "Tanpa kalian, aku tidak akan pernah berhasil."
Mirella tersenyum lembut. "Kekuatanmu ada dalam dirimu sepanjang waktu, Aurora. Yang perlu kau lakukan hanyalah membuka hatimu dan percaya pada dirimu sendiri."
Aurora kembali mengangguk, merasa lebih percaya diri daripada sebelumnya.
Dia merasa didukung oleh para roh penjaga dan oleh kekuatan yang telah dia temukan dalam dirinya sendiri.
Dengan semangat yang baru, Aurora bangkit berdiri, siap untuk melanjutkan perjalanannya menuju kebenaran yang lebih dalam.
*****
Setelah pertarungan dengan penyihir gelap berakhir, Aurora memutuskan untuk Kembali terlebih dahulu ke Villa Elara.
Namun kekhawatiran melanda pikirannya, bagaimana dia akan menjelaskan kepergiannya kepada semua orang di sana, terutama kepada Tuan Edmund dan Nona Isabella, sementara dia belum ingin mengungkapkan keberadaan kalung cahaya kepada siapapun.
Dalam kecemasannya, Aurora bercerita kepada Weise, guru penyihirnya.
Weise tersenyum bijaksana dan mengajaknya menuju suatu gua tersembunyi yang terletak di dekat rumahnya.
"Masuklah ke dalam gua ini, Aurora. Di sana, kamu akan menemukan solusi untuk masalahmu."
Dengan keraguan namun penuh harap, Aurora memasuki gua tersebut.
Dia terus berjalan lebih dalam sampai akhirnya dia melihat sebuah pintu.
Aurora merasa seperti ada yang familiar dengan pintu itu. Tanpa ragu, dia membukanya.
Seketika, cahaya yang menyilaukan menghampirinya, Aurora merasa seperti berada dalam kilatan energi yang aneh.
Ketika cahaya itu meredup, Aurora membuka matanya perlahan-lahan dan mendapati dirinya berdiri di luar ruangan perpustakaan keluarga Elara.
"Apa yang terjadi?" bisiknya dengan kebingungan. "Bagaimana aku bisa tiba-tiba berada di sini?"
Sementara Aurora masih mencari jawaban, tiba-tiba Nona Isabella muncul di depannya. "Apa yang kamu lakukan di sini, Aurora?" tanyanya tajam.
"Bukankah aku memintamu untuk mengambil beberapa buku dari perpustakaan?" lanjut Nona Isabela.
"Sekarang dimana bukunya? Dan kenapa kamu malah termenung di sini?" cecar Nona Isabella.
Aurora terkejut dan agak kikuk. Dia baru saja tiba di tempat ini, tetapi sepertinya tidak ada yang menyadari bahwa dia pergi selama beberapa waktu.
Dengan cepat, dia merangkai alasan. "Maafkan saya, Nona Isabella. Saya hanya melupakan judul buku yang Nona minta. Saya akan segera mengambilkannya."
Isabella menggelengkan kepala. "Cepat antarkan sekalian ke gazebo di taman samping. Aku akan membacanya di sana."
Ketika Isabella pergi, Mirella muncul di dekat Aurora.
Senyum lembutnya membuat Aurora merasa tenang. "Gua itu adalah portal waktu yang menghubungkan dunia ini dengan dunia tempat Weise tinggal Aurora." Jelasnya dengan lembut.
"Jadi tidak ada yang tahu bahwa kamu pergi selama ini. Kamu masih bisa kembali ke titik waktu sebelum kamu pergi." Jelas Mirella lebih lanjut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
NoName
Seru... Lanjutkan
2024-02-06
1
Astri
Next.... next.... Next
2024-02-05
1