Di tengah keriuhan dan percakapan yang riuh di ruangan itu, Aurora tetap seperti oase yang tenang.
Seperti seorang penari dalam pergelangan waktu, dia mengalami momen itu dengan penuh ketenangan.
Matanya yang tajam dan dalam tetap terfokus pada kalung misterius yang tersemat dalam benaknya.
Rambut cokelat gelapnya yang terurai menghiasi bahunya dengan anggun, dan bibirnya yang lembut tergurat dalam senyuman ringan yang hanya bisa dilihat oleh dirinya sendiri.
Dia seperti seorang pelukis yang tenggelam dalam kanvas pikirannya sendiri, menciptakan dunia dalam imajinasinya yang penuh rahasia.
Mimpi-mimpi yang menghampiri Aurora semakin hari terasa nyata dan hampir sepenuhnya menggantikan dunia nyata di hadapannya.
Sentuhan-sentuhan dalam mimpi itu terasa begitu nyata, seperti dia benar-benar merasakan kalung itu di genggamannya.
Perlahan, Aurora merenungkan arti dari mimpi-mimpi itu, mencoba menyatukan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh kalung dan sosok wanita misterius dalam mimpinya.
Aurora begitu larut dalam lamunannya, seolah-olah dia berada di dunianya sendiri yang terpisah dari keriuhan dan kebisingan di sekelilingnya.
Walaupun dia sadar dia kini berada dalam pertemuan akan pernikahan yang diatur untuk Isabella, dan tugas-tugasnya sebagai pelayan, dunia Aurora menjadi satu dengan misteri dan rahasia yang semakin mengikatnya.
Di tengah percakapan di sekitarnya, dia merasa ada panggilan yang lebih kuat, suara hati yang tak terdengar oleh orang lain.
Pikirannya terbang jauh, membayangkan dirinya menyusuri lorong-lorong tersembunyi villa Elara, membuka pintu-pintu menuju masa lalu yang terkubur.
Dunianya sendiri terbagi antara kehadiran fisiknya dan jejak-jejak yang membawanya lebih dalam ke dalam kegelapan misteri.
Matanya terlihat seperti melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh orang lain.
Ekspresi wajahnya terlihat tenang dan penuh dengan pemikiran yang dalam.
Tatapannya terlihat jauh dan tersembunyi di balik dunianya sendiri.
Tatapannya mencerminkan keheningan yang dalam, seolah-olah dia sedang berada di tempat yang jauh dari dunia nyata.
Dalam detik-detik itu, Aurora merasa dirinya sedang terhubung dengan sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang telah lama terkunci dan kini perlahan terungkap di depannya.
Seolah-olah ia adalah satu-satunya yang dapat memecahkan teka-teki ini, dan keberadaan kalung itu adalah pemandu yang tak tergantikan dalam pencarian kebenarannya sendiri.
Dalam keheningan batinnya, Aurora merasa seperti dirinya adalah pion dalam permainan takdir yang lebih besar.
Dia tak terganggu oleh keriuhan dan gema percakapan di sekitarnya, karena dia tenggelam dalam aliran pikirannya sendiri.
Aurora merasa seperti dia tengah berada di perbatasan antara dua dunia, satu yang nyata dan satu lagi yang tak terlihat.
Dia seperti seorang penyihir yang terasing dalam pesona miliknya sendiri, mampu melihat lebih jauh dari sekadar apa yang tampak di permukaan.
Suara-suara di sekitarnya seolah menjadi serakap helaan nafas, hanyut dalam suara desiran angin yang lembut dan irama yang tercipta dari pergerakan jarum jam tua di dinding.
Di dalam pikirannya, dia merangkai benang-benang waktu dan mengaitkan takdir yang berjalan dengan gemerlap kalung misterius itu.
Aurora merasakan betapa berharganya kalung itu, lebih dari sekadar perhiasan, melainkan kunci untuk mengungkap sandi-sandi masa lalu yang telah lama tersembunyi.
Semua detik hidupnya terasa berpusat pada kalung itu, memancarkan daya tarik yang tidak bisa dipungkiri.
Ia merasa seolah-olah kalung itu adalah bagian tak terpisahkan darinya, seakan ada tali halus yang menghubungkan jiwa mereka.
Dia seperti penyair yang terus mengukir bait-bait puisi di dalam pikirannya, menggambarkan aliran waktu yang tak terbatas dan memecahkan teka-teki yang semakin lama semakin mendalam.
Aurora merasa lebih hidup daripada sebelumnya, seperti menemukan potongan yang lama hilang dalam dirinya.
Sementara itu Tuan Muda Adelard merasa seakan-akan dunianya telah berubah dalam sekejap.
Saat matanya terpaku pada Aurora, dia merasakan gelombang perasaan yang tak pernah dia alami sebelumnya.
Jantungnya berdegup dengan cepat, dan dia merasa seperti ada semacam tarikan yang tak terelakkan untuk terus menatap Aurora.
Seketika itu, segala sesuatu di sekitarnya tampak memudar, dan dia hanya bisa merasakan kehadiran Aurora.
Matanya tidak dapat berpaling darinya, seolah-olah dia terhipnotis oleh pesona yang memancar darinya.
Setiap gerakan Aurora, setiap ekspresi wajahnya, semuanya terlihat begitu sempurna dan mengagumkan bagi Tuan Muda Adelard.
Dia merasa seperti sedang berada di bawah mantra yang kuat, seakan-akan seluruh dunianya berpusat pada Aurora.
Pikirannya berputar-putar mengelilingi sosok Aurora, mencoba memahami apa yang dia rasakan.
Sensasi ini begitu asing baginya, tetapi pada saat yang sama begitu kuat dan mengguncang hatinya.
Ketika Aurora tersenyum pelan, Tuan Muda Adelard merasa seperti ada kilatan cahaya yang menerangi hatinya yang gelap.
Dia merasa seperti dia tengah melihat sesuatu yang langka dan indah, seakan-akan Aurora adalah misteri yang harus dipecahkan olehnya.
Suaranya yang halus seperti melodi yang menyapu hatinya, menciptakan getaran yang tak terlukiskan di dalam dirinya.
Tuan Muda Adelard merasa seolah-olah dia tengah berada di dalam mimpi yang indah, di mana Aurora adalah pahlawan yang menuntunnya menuju kebahagiaan yang tak terduga.
Dia merasa seperti ada semacam ikatan batin yang misterius yang terjalin di antara mereka, seolah-olah mereka adalah dua jiwa yang telah lama saling mencari.
Tuan Muda Adelard merasakan getaran emosi yang bergolak dalam dirinya, mengajaknya pada perjalanan yang belum pernah dia alami.
Dia merasa seperti dia tengah melayang, terhanyut oleh daya tarik Aurora yang begitu kuat.
Bahkan saat Isabella berbicara padanya, suara itu hanya seperti desiran angin yang lembut di telinganya, karena fokusnya telah sepenuhnya tertuju pada Aurora.
Dia merasa seperti ada api yang menyala di dalam dadanya, membara dan menghangatkan seluruh tubuhnya.
Perasaan ini begitu kuat dan tak terelakkan, seperti dia tengah memasuki aliran yang baru dalam hidupnya.
Tuan Muda Adelard merasa seperti dia telah menemukan sesuatu yang berharga, sesuatu yang mungkin telah lama dia cari tanpa dia sadari.
Namun, di tengah semua perasaan yang meluap-luap, Tuan Muda Adelard merasa sedikit kebingungan.
Dia belum pernah merasakan hal ini sebelumnya, dan dia tidak tahu bagaimana harus menanggapinya.
Dia merasa terombang-ambing dalam perasaan yang bertentangan, antara keinginan untuk terus terhubung dengan Aurora dan kenyataan bahwa ada rencana pernikahan yang telah diatur.
Tetapi di saat ini, di hadapan Aurora, semua keraguan dan kebingungannya terasa seperti hilang.
Dia merasa seperti ada ikatan yang tak terputuskan di antara mereka, dan dia ingin lebih banyak mengenal Aurora, ingin mengungkap misteri yang tersembunyi dalam dirinya.
Tuan Muda Adelard merasa seperti dia telah menemukan seseorang yang istimewa, seseorang yang mungkin bisa mengubah jalannya hidup.
Sementara itu Isabella merasa getaran kecemburuan memenuhi setiap serat tubuhnya begitu Aurora muncul dalam sorotan mata Tuan Muda Adelard.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Cantika
Marathon
2024-02-07
1
Classroom Of The Elite
Mantap thor, terus berkarya ya!
2024-01-21
2