Aurora dengan teliti mengatur meja makan, memeriksa setiap detail untuk memastikan semuanya sempurna.
Waktu berlalu lumayan lama, dan akhirnya Aurora merasa puas dengan hasil kerjanya.
Setelah waktu yang cukup lama dihabiskan di taman, mereka akhirnya kembali ke ruangan utama untuk melanjutkan pertemuan.
Aurora, yang baru saja selesai dengan tugasnya, melihat mereka kembali dengan senyum dan lega.
Tuan Muda Adelard dan para utusan tampak bahagia dan terkesan dengan pengalaman yang mereka alami di taman.
Setelah Aurora kembali ke ruangan utama, dia melaporkan dengan bangga, "Jamuan makan siang sudah siap, Nona Isabella.
Semua makanan dan dekorasi telah diperiksa dan disiapkan dengan baik."
Tuan Edmund tersenyum puas mendengar laporan itu.
"Bagus sekali, Aurora. Sekarang, mari kita ajak semua utusan dari keluarga Laincashire untuk makan siang bersama. Saya yakin ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk mempererat hubungan antara kedua keluarga bangsawan ini."
Semua orang kemudian bersiap untuk menuju ruang makan, termasuk Tuan Muda Adelard yang kini sudah lebih berfokus pada situasi di tangan.
Sementara itu Isabella merasa puas karena dia berhasil mengambil kendali kembali atas situasi tanpa kehadiran Aurora.
Ketika matahari akhirnya terbenam dan malam tiba di villa Elara, suasana menjadi lebih tenang dan misterius.
Cahaya lilin yang lembut menerangi ruangan, menciptakan atmosfer yang penuh dengan pesona abad pertengahan.
Para tamu dari keluarga bangsawan Laincashire telah pulang dengan senyum di wajah, puas akan jamuan dan pelayanan yang mereka terima.
Janji untuk kembali dan meresmikan pertunangan antara Tuan Muda Adelard dan Nona Isabella memberi harapan baru bagi kedua keluarga.
Isabella berjalan sendirian di teras villa, merenung dalam tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi hari ini.
Dia merasa harapannya semakin mendekat untuk menjadi tunangan Tuan Muda Adelard.
Pikirannya melayang-layang ke masa depan yang cerah di bawah bintang-bintang malam, bersama dengan Tuan Muda Adelard di sampingnya.
Dia mengingat bagaimana Tuan Muda Adelard tersenyum padanya dan berbicara dengan hangat.
Pikirannya melayang pada janji yang dia buat kepada para utusan dari keluarga bangsawan Laincashire, tentang rencana untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama Isabella di kemudian hari.
Isabella mengingat momen dimana Tuan Muda Adelard mendekatinya dengan senyuman lembut.
"Nona Isabella, saya ingin mengucapkan terima kasih atas keramahtamahan Anda hari ini. Saya berharap bisa lebih banyak meluangkan waktu bersama Anda di masa mendatang."
Isabella merasa hatinya berdebar kencang ketika ia mendengar kata-kata itu.
Dia tersenyum penuh arti, berusaha menyembunyikan kegembiraannya. "Tentu, Tuan Muda Adelard. Saya sangat senang mendengarnya."
Tuan Muda Adelard merasa hangat di hatinya saat dia melihat senyuman Isabella.
"Saya juga berharap bisa lebih mengenal Anda dengan lebih baik, Nona Isabella."
Saat utusan dari keluarga Laincashire bersiap untuk berpamitan, Isabella merasa harapan dan kegembiraan tumbuh di dalam dirinya.
Dia merasa bahwa hari ini adalah langkah pertama menuju masa depan yang dia idamkan bersama Tuan Muda Adelard.
Ketika akhirnya para utusan berpamitan dan meninggalkan villa Elara, Isabella melihat Tuan Muda Adelard melambaikan tangannya padanya dengan senyuman hangat.
*****
Malam semakin larut di villa Elara, dan suasana semakin hening.
Setelah menyambut kedatangan utusan dari keluarga bangsawan Laincashire, semua penghuni villa mulai merasa lelah dan beranjak istirahat.
Cahaya lilin di ruang-ruang utama satu per satu mulai padam, meninggalkan jejak-jejak cahaya samar yang melukis bayangan di dinding-dinding istana.
Aurora, setelah menyelesaikan tugasnya sebagai pelayan, juga merasa lelah.
Dia berjalan perlahan menuju kamarnya yang nyaman di bangunan terpisah.
Dalam keadaan yang semakin hening, langkah-langkah Aurora yang lembut terdengar di koridor villa.
Saat Aurora memasuki kamarnya, dia merasakan kenyamanan yang familiar.
Tempat tidurnya yang empuk dan selimut hangat menanti, menyambutnya setelah hari yang panjang.
Dia melepaskan gaun pelayan yang dia kenakan, menggantinya dengan piyama yang nyaman, dan merapikan rambutnya sebelum akhirnya berbaring di tempat tidur.
Cahaya lilin yang lembut menyinari ruangan, menciptakan suasana yang penuh dengan keajaiban.
Merasa belum ingin tertidur, Aurora pun beranjak bangun untuk mengambil perlahan kalung yang telah dia temukan dari dinding rahasia di perpustakaan keluarga beberapa hari yang lalu.
Dalam cahaya gemerlap lilin, kalung tersebut berkilau dengan keindahan dan kemisteriusan yang tak tergambarkan.
Permata-pemata yang indah bersinar, menciptakan lingkaran cahaya yang menyapu ruangan kecil Aurora.
Dia merasa seakan kalung itu memancarkan kehangatan dan kehadiran yang akrab baginya.
Dengan perlahan, Aurora memegang kalung tersebut dalam telapak tangannya, merasakan kembali getaran aneh yang mengalir dari benda itu.
Dia merenung dalam tentang arti dari kalung tersebut, tentang keterkaitannya dengan masa lalunya yang masih penuh teka-teki.
Apa yang disembunyikan oleh kalung ini? Apa rahasia di balik permata-permatanya yang berkilau?
Aurora menutup matanya sejenak, membiarkan kalung itu membawanya dalam perjalanan batin.
Ketika Aurora membuka mata, dia merasa semakin kuat bahwa kalung ini adalah kunci untuk mengungkap misteri di balik masa lalunya yang masih tersembunyi.
Dia merasa tugasnya adalah untuk mengungkap kebenaran, untuk menemukan jawaban-jawaban yang dia cari selama ini.
Dengan hati yang penuh tekad, Aurora meletakkan kalung kembali dalam kotak transparan tempat dia menemukannya.
Dia menyembunyikan kembali kalung itu dengan lembut, menyadari bahwa perjalanannya untuk mengungkap misteri ini baru saja dimulai.
Seperti halnya penghuni villa lainnya, Isabella merasa lelah setelah hari yang sibuk.
Dia mematikan lilin di kamarnya satu per satu, merasa rasa kenyamanan yang familiar ketika dia berbaring di tempat tidur.
Pikirannya yang penuh dengan bayangan masa depan yang cerah membawa senyum di wajahnya, dan dengan perlahan dia terlelap dalam tidurnya yang damai.
Malam semakin larut, dan villa Elara terbenam dalam keheningan.
Semua penghuni, termasuk Aurora dan Isabella, merasakan kelelahan mereka mereda dengan perlahan, seolah dunia luar perlahan memudar dan mereka masuk ke dalam mimpi-mimpi mereka yang penuh dengan misteri, harapan, dan cinta.
Dalam alam mimpi, Aurora menemukan dirinya berjalan di tengah ladang bunga yang indah.
Cahaya matahari yang lembut menyinari sekelilingnya, menciptakan suasana yang tenang dan ajaib.
Saat dia melangkah lebih dekat ke arah sebuah pohon yang rindang, dia melihat seorang wanita cantik dengan rambut panjang berombak yang tergerai ditiup angin.
Wanita itu tersenyum lembut padanya, dan mata mereka bertemu dalam keheningan.
Aurora merasa seolah-olah dia mengenali wanita ini, seolah-olah dia telah melihat wajahnya sebelumnya.
Ada perasaan terikat dan nyaman yang memasuki hati Aurora ketika melihat wanita tersebut, dan itu adalah perasaan yang asing untuknya.
Keteduhan dan perasaan cinta yang di pancarkan melalui mata wanita itu menarik perhatian Aurora, dan saat pandangannya turun, Aurora melihat kalung yang menghiasi leher wanita tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
DeaLova
Menarik
2024-02-14
2
Cantika
lumayan
2024-02-07
1
Cantika
Semangat
2024-02-07
1